CUMA DUA RIBU PERAK MINTA SELAMAT
Bang Dulah mo pulang kampung naik kereta. Karena sepeda motor adiknya nggak ada bensin, terpaksalah Bang Dulah naik becak ke stasiun kereta api.
Bang Dulah Cak, ke setasiun kereta api, berapa?
Tukang Becak Lima ribu rupiah, Bang.
Bang Dulah Dua ribu rupiah saja ya. Ongkos tipis nih.
Tukang becak Iya deh (dengan muka terpaksa) buat pelarisan.
Ternyata sepanjang pejalanan, becak ngebut hingga badan becak oleng. Maklumlah tukang becaknya mantan napi.
Bang Dulah Cak, bawa becak hati-hati dooong. Abang punya SIM becak nggak sih. Nabrak bisa babak belur, tauk!
Tukang Becak Bang, Bang .. Anda itu mbok ya nyadar gitu. Cuma dua ribu perak aja minta selamat. Udah diem aja. Yang penting nyampe!
Bang Dulah !!!!!!!
SEMANGKA PUCAT
Di suatu siang hari, panasnya minta apum. Bo Abo yang baru pulang dari pasar ngiler juga melihat semangka dijual di ujung jalan, apalagi penjual semangkanya mempromosikan dagangannya dengan semangat.
Penjual Bu, beli semangka Bu, semangka dalamnya merah. Manisnya jangan tanya deh.
Bo Abo Bolek Cak. Saya beli satu. Janji semangkanya manis lho.
Penjual Beres dah. Nggak perlu dicoba!
Karena rumah Bo Abo jauh dari mulut jalan, dia pulang dengan naik becak. Tetapi belum sampai rumah, Bo Abo balik ke pedagang semangka sambil marah-marah.
Bo Abo Cak, kalo jualan yang bener dong. Semangka putih gini dibilang merah. Nipu, tauk! (Bo Amo menyerahkan semangka dengan muka sewot)
Penjual Lho, bagaimana semangaka bisa pecah kayak gini?
Bo Abo Waktu naik becak, becaknya oleng keserempet mobil. Trus semangkanya jatuh dan pecah kayak gini!
Penjual Ya jelas lah Bu. Orang saja kalo jatuh keserempet mobil mukanya pucat, apalagi semanga. Semangka merah pastilah jadi pucat kayak gini.
Bo Abo Dasar penipu. Nggak mau tahu. Kembalilkan uangku!
CUKUR JAM KERJA
Bos marah-marah karena anak buahnya, Badrun, selalu saja mangkir setiap kali diperlukan.
Bos Drun! Kamu kemana aja sih, setiap kali saya perlukan, kamu selaluuuu saja nggak ada di tempat. Emang kantor ini punya babe loe,apa!
Badrun Sabar Bos, sabar. Saya baru cukur rambut nih.
Bos Lho, kamu gimana sih cukur kok pas jam kerja. Ngaco kamu! Cukur mestinya di luar jam kerja.
Badrun Lho, bapak nih gimana. Rambut kan juga tumbuh pas jam kerja.
Bos Ya iya …. Tapi nggak semua rambut tumbuh saat jam kerja kan? Ngeyel amat sih.
Badrun (tetep ngeyel) Ya emang enggak, Bos. Makanya saya cukurnya juga nggak semua. Cuma ujung-ujung rambut saja.
Bos Oke! Gajimu juga bakal saya cukur!
SAPI JAWA BANDEL-BANDEL
Seorang asal Madura menggiring puluhan sapi melintasi jalan raya hingga jalanan macet. Seorang Polisi (dari Jawa) pun turun tangan.
Polisi Pak, bapak tahu kan ini jalan raya. Bapak jangan menggiring kawanan sapi di jalan raya kayak gini. Bikin susah polisi aja!
Pemilik Sapi Lho bukannya sudah tugas polisi ngurusi jalanan macet, Pak.
Polisi Bener. Tapi bapak harus membantu tugas polisi. Dasar Madura!
Pemilik Sapi Pak, bapak boleh bilang saya orang Madura. Tapi bapak harus tahu, sapi-sapi yang bandel itu sapi Jawa, Pak!
Polisi @#$!!!!
MENIKAH KERABAT
Dua anak sekolah dasar, Shinta dan Doni saling jatuh cinta. Doni memberanikan diri mengutarakan isi hati kepada Shinta.
Doni Shinta, aku suka sama kamu. Nanti kalau sudah dewasa kita pacaran trus menikah ya.
Shinta Aku juga suka sama kamu Doni. Tapi …
Doni Tapi kenapa … (Doni tak sabar menunggu jawaban Shinta)
Shinta Kita nggak mungkin bisa menikah, Doni.
Doni Lho …
Shinta Soalnya di keluarga kami hanya boleh menikah dengan kerabat saja. Kakek menikah dengan nenek, tante menikah dengan Om, bahkan papa menikah sama Mama.
Doni ????? (berwajah lesu)
KEMBALIKAN DARAHKU
Dua tahun lalu, karena saking cinta kepada pacarnya, Mamat rela mengorbankan darahnya saat pacarnya, Tari, mengalami kecelakaan. Tari kemudian menjalani operasi plastik karena ada beberapa bagian mukanya yang rusak. Setahun kemudian, setelah Tari berubah cantik, dia memutuskan hubungan dengan Mamat. Tari punya pacar baru yang lebih ganteng dari Mamat.
Mamat Tari, kamu tuh cewek nggak tahu berterimakasih ya. Kalau bukan karena darahku, kamu sudah mati, tauk!
Tari Yah .. itu sudah nasibmu aku putusin dan sudah nasibku pula menjalani operasi plastik.
Mamat Dasar perempuan nggak tau diuntung. Kalo begitu, aku minta kembali darahku yang sudah kuberikan padamu! Cepaaaat!
Dengan tenangnya Tari berbalik, berjalan menuju kamar mandi. Tak berapa lama dia kembali kepada Mama sambil membawa bungkusan.
Tari Nih, aku kembalikan tiap bulan ya … (sambil melemparkan pembalut bekas pakai)
Mamat !!!!!!!!.
UBAH NAMAMU
Setiap pagi sebelum pelajaran dimulai, Bu Guru di sebuah Sekolah Dasar mengabsen murid-muridnya.
Bu Guru Selamat pagi anak-anak. Kalian yang namanya ibu sebut harap tunjuk tangan.
Murid-murid Baik Buuuuuuuu!
Bu Guru Paulina Ester Harahap.
Paulina Saya, Bu!
Bu Guru Wahyu Sembodo Bakti.
Wahyu Ada, Bu!
Bu Guru Dinda Kanya Dewi
Dinda Datang, Bu!
Bu Guru Lina Marlina S.
Lina Saya, Bu!
Bu Guru Lina, coba kamu maju ke depan sini.
Lina Ada apa Bu Guru?
Bu Guru Ibu agak risi kalau mengabsen mana kamu. Kalau sudah ada Lina mbok ya jangan ada Lina lagi dibelakangnya. Bilang sama bapak kamu ya. Trus, S dibelakang Marlina itu apa?
Lina Saparlina, Bu!
Bu Guru Nggak kreatif amat (bergumam)
HUBUNGAN BAIK-BAIK SAJA
Pelajaran PPKN di sebuah SMA jatuh pada siang hari, menjelang sekolah usai. Pada jam-jam tersebut biasanya para murid sudah lelah dan mengantuk. Ditambah lagi cara mengajar guru yang dirasa membosankan.
Pak Guru Coba angkat tangan yang tahu. Apa hubungan Undang Undang Dasar 45 dan Pancasila
Tak ada seorang murid pun yang tunjuk tangan. Tetapi tak lama kemudian Asep yang baryu saja bangun dari kantuknya menujukkan tangannya.
Pak Guru Baik. Kamu tahu, Sep.
Asep. Hubungannya baik-baik saja, Pak?
Pak Guru Keluar dan basuh muka kamu!
YANG MENGAJARI AYAH
Gayus adalah anak seorang pejabat pemerintah. Ayahnya menjabat sebagai bendahara di kantornya. Seperti ayahnya, Gayus pun menjabat sebagai bendahara OSIS di sekolahnya. Suatu hari Gayus ketahuan menggunakan uang OSIS untuk keperluan pribadi. Gayus pun dipanggil Kepala Sekolah.
Kepala Sekolah Apa kamu tidak sadar uang yang kamu pakai itu adalah uang teman-teman kamu. Mereka mengumpulkan dengan menyisihkan uang jajan. Memangnya kamu tak pernah diberi uang ayahmu ya?
Gayus Diberi, Pak.
Kepala Sekolah Lalu mengapa kamu pakai uang teman-temanmu?
Gayus (masih diam)
Kepala Sekolah (mulai berang) Cepat katakan! Kalau kamu nggak mau ngaku, akan saya laporkan kepada ayah kamu!
Gayus Laporkan saja Pak. Toh yang menyuruh saya pakai uang kas, ayah saya kok.
Kepala Sekolah ????!!!!
TURIS VS ABANG BECAK
Seorang turis dari Amrik melancong ke jogya. Dia bertemu Abang Becak yang sok tahu
Turis Do you speak English?
Abang Becak Apa Tuan? Gereja Inggris?
Turis What???
Abang Becak Wah kuat Tuan .. masak nggak kuat ! (sambil ketawa-tawa)
Turis Are you crazy ?
Abang Becak Ah … Tuan tau aja kalo saya tinggal di Bekasi!
Turis How much?
Abang Becak Nah... Tuan salah... nama saya bukan Amat ... nama saya Wan Dulah !
Turis Ooo... One dollar? OK Let's go !
Abang Becak (berkata dalam hati sambil mengayuh becaknya : Neng ngendi esuk2 arep golek sego. (kemana pagi2 gini mau cari nasi) ]
Turis !#@** ^$--x @ ?
BEBAS HUKUMAN
Pak Guru sedang mengajar PPKN di sebuah SMP. Sidik, murid cerdas yang suka iseng bertanya,
Sidik Pak, Guru, sebetulnya hukuman itu diberlakukan buat siapa sih?
Pak Guru Ya … orang yang melakukan kesalahan dong.
Sidik Jadi, seseorang tidak bisa dihukum untuk sesuartu yang tidak dilakukannya, dong Pak!
Pak Guru Betul, betul sekali. Bagaimana bisa menghukum seseorang kalau dia tidak melakukan apa-apa?
Sidik Bener, Pak?
Pak Guru Ya bener. Itu sudah undang-undang. Kalau kita menghukum seseorang yang tidak melakukan apa-apa. Kita yang masuk penjara.
Sidik Asyiiik … kalau begitu saya bebas dari hukuman dong, Pak!
Pak Guru Apa maksud kamu?
Sidik Pak Guru tidak boleh menghukum saya karena saya tidak mengerjakan pe-er!
Pak Guru ???!!! Kamu nih pinter banget ngeles. Hari ini kamu dihukum lebih berat.
Sidik Bapak gimana sih!
SERANGGA MATEMATIKA
Pak Guru Matematika sedang menjelaskan soal Matematika di papan tulis. Seorang siswi bernama Inong, selalu saja menggaruk-nggaruk kepala setiap kali Pak Guru mengajar. Pak Guru pun menegor Inong yang sedang menggaruk-nggaruk kepalanya dengan pinsil.
Pak Guru Inong, kamu nih kalau Bapak menerangkan pelajaran nggak pernah konsentrasi. Kerjaanmu menggaruk-nggaruk kepala. Nilaimu juga nggak pernah di atas lima. Emangnya ada apa dengan kepalamu?
Inong Ada kutunya, Pak. Kutu Matematika.
Pak Guru Apa itu kutu Matematika?
Inong Iya, Pak. Teman-teman menamakannya begitu. Habis dia bikin kepala saya pusing, gatal-gatal, bikin saya jengkel, menambah penderitaan, membagi perhatian, mengurangi nafsu makan, dan jumlahnya berlipat kali ganda. Pusing, Pak!
Pak Guru ???
BELAJAR BERHITUNG
Ibu Guru Taman Kanak-kanak sedang memberikan pelajaran berhitung.
Ibu Guru Habis satu berapa, anak-anak?
Anak-anak Dua, Buuu!
Ibu Guru Habis dua?
Anak-anak Tiga, Buuu!
Bu Guru Habis tiga berapa?
Anak-anak Empat, Buuu!
Bu Guru Kalian anak-anak pintar, 100 buat kalian semua!
Bu Guru melanjutkan pertanyaan sampai hitungan ke 9. Anto, anak yang sangat kreatif, menjawab cepat dengan penuh semangat.
Bu Guru Habis sembilan berapa?
Anto Kata ayah saya, Jack, Bu!
Bu Guru ???... Sini, sini, … Nak. Bu Guru membisikkan sesuatu, “Bilang bapak besok datang ke sekolah ya?”
JADI GURU SEKOLAH DASAR SAJA
Minah baru saja lulus SMU. Karena tidak punya biaya buat melanjutan sekolah, Minah datang pada Pak Sutan, pamanya, yang adalah seorang pengurus sebuah partai politik.
Minah Om, tolong carikan pekerjaan buat saya dong.
Pak Sutan Kamu lulusan SMU ya? Kerja jadi pengurus partai politik saja deh. Masa depan cemerlang. Nanti kamu bisa jadi anggota DPR, kamu bisa jadi kertua partai dan akhirnya kamu bisa jadi presiden.
Aminah Ah .. Om, saya cuma lulusan SMU, saya pengin jadi guru SD saja. Saya suka sama anak-anak.
Pak Sutan Ooo …. kalau pengin jadi guru SD, kamu harus sarjana, Minah.
Aminah ???? Begitu ya Om.
PERSEDIAAN TERBATAS
Oma Tina, nenek yang sudah lanjut usia pergi ke rumah sakit. Oma Tina nggak bisa tidur karena tidak bisa kencing dengan lancar.
Dokter Sakit apa, Oma?
Oma Tina Beberapa hari ini saya nggak bisa kencing dengan lancar. Air kencing keluar menetes. Sakit sekali, Dok.
Dokter Emang usianya berapa, Oma?
Oma Tina Tahun ini 83, Dok.
Dokter Wajar kok, Oma. Itu berarti persediaan kencing Oma sudah terbatas. Jadi keluarnya menetes-netes.
Oma Tina ????
KARENA HELM
Sewaktu ada operasi mendadak kendaraan bermotor, Abdulah tidak memperhatikan peringatan polisi. Abdulah malah mengencangkan laju sepeda motornya. Polisi mengejar Abduilah. Di perempatan lampu merah, Abdulah tertangkap.
Polisi Kenapa Anda tidak memperhatikan peringatan saya?
Abdulah Peringatan apa, Pak? Saya tidak tahu apa-apa.
Polisi Saya minta Anda berhenti. Tapi Anda terus melaju, malah dengan kecepatan tinggi. Anda juga tidak mengindahkan peluit yang saya bunyikan. Anda kena tilang!
Abdulah Lho, Pak. Saya kan nggak denger. Kalau begitu Bapak dong yang salah!
Polisi Anda berani melawan polisi ya! Anda kena tilang!
Abdulah Bapak ini gimana sih. Yang menyuruh saya pakai helm kan Polisi. Bapak dong yang salah! Coba kalau saya nggak pakai helm, saya pasti dengar peringatan bapak!
Polisi Ya sudah sana. Pergi!
ABA-ABA DENGAN TANGAN
Samsudin ngamuk habis-habisan karena motornya ditabrak dari belakang oleh Sudin, seorang pengendara motor juga. Kebetulan nama mereka sama. Polisi pun melerai keduanya.
Samsu Pak, saya nggak mau terima. Motor saya ditabrak dari belakang sama orang ini. Padahal saya sudah kasih tanda.
Sudin Bohong Pak, bohong. Orang ini tidak memberi tanda apa-apa. Saya kan tidak buta!
Polisi Waktu bapak belok, lampu sign dinyalakan enggak?
Samsu Motor saya nggak ada lampu sign nya, Pak.
Polisi Bapak salah. Setiap motor harus ada lampu sign . Bapak yang kena tilang.
Samsu Saya tidak salah, Pak. Walupun motor saya nggak ada lampu signnya, saya kan sudah memberi tanda dengan tangan saya!
Polisi ???!!! Bapak dapat SIM dari pasar ya!
KUBURAN BUAT GAJAH
Pimpinan sebuah kebun binatang mendapat telefon bahwa seorang gajah dari Thailand mendadak mati. Pimpinan pun segera datang ke kandang gajah untuk mengecek kebenarannya.Sampai di kandang gajah dia melihat seseorang sedang menangis sesenggukan di samping gajah yang sudah tergolek kaku. Sang pimpinan mengira orang itu pasti pawang gajah yang sedang bersedih.
Pimpinan Pak, tenang ya, Pak. Bapak tidak perlu bersedih. Saya tahu bapak sangat kehilangan gajah ini. Kami semua juga sedih dengan peristiwa ini, Pak. Nggak usah sedih, Pak. Sebentar lagi kami akan datangkan gajah dari Thailand yang lebih pintar.
Orang nangis Maaf, Pak. Saya bukan pawang.
Pimpinan Lho, bapak siapa? Pengunjung?
Orang nangis Bukan, Pak. Saya disuruh pawang gajah untuk menguburkan gajah segede ini. Sendirian, Pak.
Pimpinan Ya sudah. Nggak usah nagis. Kerjakan saja.
Orang nangis ??? !!!
MEMBANTU CITA-CITA
Seperti biasa, usai pelajaran, Bu Guru sebuah Sekolah Dasar memberikan pertanyaan ringan kepada murid-murid agar murid-murid menjadi percaya diri. Satu persatu murid maju ke depan kelas untuk mengatakan cita-citanya.
Bu Guru Mikhel, kamu maju ke depan.
Mikhel Nama saya Mikhel Candra. Saya ingin bercita-cita menjadi komandan tempur karena saya pengin melihat meriam.
Bu Guru Bagus- bagus. Giliran kamu Tangguh.
Tangguh Nama saya Tangguh Prakasa. Saya ingin menjadi pengusaha sukses.
Bu Guru Bagus sekali. Indonesia bangga punya anak seperti kamu. Giliran kamu, Susi.
Susi Nama saya Susi Setiati. Saya bercita-cita ingin menjadi ibu yang baik dan punya suami yang baik.
Bu Guru Cita-cita mulia. Giliran kamu, Teguh.
Teguh Nama saya Teguh Raharjo. Saya ingin mewujudkan cita-cita Susi, Bu. Itu saja.
Bu Guru (bergumam) kecil-kecil sudah tahu pacaran …
GARA GARA BAJU
Bu Guru bertanya kepada Didon, seorang murid yang sering banget tidak masuk sekolah.
Bu Guru Didon, kenapa kemarin kamu tidak masuk lagi?
Didon Begini, Bu. Pulang sekolah kemarin saya kehujanan. Baju saya dicuci. Waktu mau masuk sekolah baju saja masih basah. Jadi saya tidak bisa masuk sekolah, Bu.
Tiga hari kemudian, si Didon tidak masuk lagi. Ibu Guru pun menegurnya.
Bu Guru Didon , kemarin kamu tidak masuk lagi. Alasan apa lagi yang kamu buat. Katakan sejujurnya. Jangan bohong!
Didon Saya sebetulnya sudah masuk sekolah, Bu. Tapi ketika lewat depan rumah Bu Guru, saya melihat baju bu Guru lagi dijemur. Saya pikir bu Guru tidak masuk, makanya saya balik pulang lagi, Bu.
Bu Guru ??##%%&&
BECAK KUBURAN
Udin, seorang tukang becak yang suka mangkal di gang dekat kuburan. Si Udin punya nyali tinggi. Dia tidak takut dengan cerita-cerita menyeramkan yang terjadi di kuburan. Nah, suatu hari, menjelang tengah malam, ketika si Udin mau pulang …. seorang cewek cantik berambut panjang memanggilnya.
Cewek Becak … becak …. belum pulang ya, Bang?
Udin Belum, Neng. Mau diantar ke mana?
Cewek (sambil buru-buru masuk ke becak) Nanti saja deh, Bang. Kalau sudah dekat saya kasih tahu. Rumah saya dekat rumah Abang kok.
Udin Oooo .. gitu ya, Neng. Sudah tahu Abang dong. Kebeneran nih. Ada yang nemenin Abang pulang (hati Udin berbunga-bunga)
Ketika sampai di pertengahan jalan kuburan, tiba-tiba si Cewek berteriak minta turun.
Cewek Stop Bang, stop … Di sini saja.
Udin Lho, ini kan kuburan.
Cewek Iya, Bang. Berhenti sebentar saja. Ada temen saya yang mau ikut.
Cewek tersebut langsung berhenti. Dia berjalan gontai menuju kuburan, tapi hiiii … kakinya tidak menginjak tanah.
Udin (spontan berteriak) Kun kun … kuntilanaaak ..(si Udin meninggalkan becaknya, lari tunggang-langgang)
Cewek Biarin aja! Dari pada Elo, Tukang Becak!
TUKANG OJEK CENTIL
Suparman adalah pengojek yang sangat rajin. Pagi, siang sampai malam tak bosan bosannya Parman nongkrongin pelanggannya. Suatu ketika ….datanglah seorang gadis yang amat cantik mau minta antar sama Parman. … Wah … rejeki nih. Ada cewek cantik naik ojek gue, pikir Parman.
Parman Mau dianterin Abang ke mana, Neng.
Gadis Jalan Madusura, Bang.
Parman (keder karena jalan Madusura terkenal angker) Boleh deh.
Si Gadis langsung naik sepeda motor. Ketika sampai di ujung jalan Madusura, Parman ngebut karena bulu kuduknya mulai merinding.
Sampai di ujung jalan, tak ada perintah buat berhenti dari si Gadis.
Parman Turun mana, Neng?
Karena si Gadis tak menjawab, Parman pun menghentikan motornya dan menoleh ke belakang. Alamaaak .. Parman semakin ciut saja nyalinya. Dia yakin banget si Gadis cantik itu pasti kuntilanak….
Dua hari kemudian, Parman ngojek lagi. Memang dasar nasib, si Parman ketemu lagi gadis yang sama.
Gadis Antarkan lagi saya di jalan yang sama ya Bang.
Parman Karena nggak enak Parman terpaksa mengiyakan. Kali ini Parman langsung tancap gas.
Gadis Bang, jangan ngebut doooong. Tadi malam saya jatuh. Jidat saya robek nih. Abang gimana, sih!
Parman (bernafas lega) Ternyata nih gadis bukan kuntilanak, pikirnya. Lalu menurunkan kecepatan motornya.
Gadis Hati-hati ya, Bang. Jidat udah robek, mana punggung bolong lagi. Rambut saya jadi acak-acakan juga nih, Bang. Nggak tau apa kalau saya mau kondangan. Temen saya ada yang mau nikah sama genderuwo nih.
Parman (pingsan)
HANTU SALAH NAMA
Joni dan Jono, dua saudara kembar pulang dari nonton film midnight. Karena hari sudah hampir pagi, keduanya mengambil jalan pintas, lewat kuburan supaya cepat sampai rumah. Mereka berdua memang sering melewati jalan kuburan tersebut karena kuburan tersebut tidak angker. Tetapi ketika mereka sampai di tengah jalan kuburan itu, keduanya mendengar suara seperti orang sedang memukul-mukul .Lama-kelamaan suara itu makin dekat.Ternyata ada seseorang sedang memahat di batu nisan. Jono menyapanya,
Jono Pak, kerja kok malam-malam.
Bapak Iya, Dek. Bisa bantu saya?
Joni dan Jono mendekati Bapak yang sibuk memahat tadi.
Joni Apa yang bisa kami bantu, Pak.
Bapak Ini, Dek. Tolong betulin nama saya. Orang salah menuliskan nama saya nih!
Joni, Jono ##??? Han han hantuuu …… (keduanya lari tunggang langgang)
HANTU NONTON BIOSKOP
Malam Jum’at Kliwon hantu keluar dari ambulance. Dia berencana nonton film Harry Potter And The Deathly Hallows. Hantu ini pun antre di loket untuk membeli tiket.
Petugas Mau bangku deretan nomor berapa, Bang.
Hantu Yang paling belakang, yang paling pojok dan yang paling gelap.
Petugas (gedumel, resek amat) Harga tiket Rp. 30.000,-, Bang.
Hantu Saya ini hantu, Mbak. Saya nggak punya duit. Mau saya bayar dengan daun?
Petugas Enak aja. Siapapun yang nonton ya harus pakai duit. Emang bioskop nyak, loe apa?
Hantu Duh, Mbak. Saya ini hantu beneran. Hantu tabrak lari.
Petugas Persetan. Hantu tabrak lari kek, hantu ngesot kek, hantu item kek. Pokoknya kalau nonton ya harus bayar pakai duit!
Hantu Belagu amat sih, Mbak. Baru jadi kasir aja!
Petugas Hee …. kasir-kasir gini kalau nonton bayar, tauk! Daripada kamu, hantu bokek.
Hantu Susah memang ngomong sama manusia (ngeloyor pergi ….)
DILEMPAR BATU HANTU
Pak Suroto dan istrinya tinggal di sebuah desa. Di sekitar rumahnya ada ladang luas yang ditumbuhi pohon pisang. Listrik di daerah tersebut seringkali byar pet. Suatu malam, ketika listrik mati, Bu Suroto ke gudang di belakang rumah untuk mencari minyak tanah buat menyalakan lampu teplok. Ketika menengok ke jendela yang ada di dalam gudang itu, dia melihat sekelebat bayangan hitam, lalu sembunyi di balik pohon pisang. Bu Suroto mengira ada orang jahat. Dia lalu melempar batu ke arah bayangan tadi. Tapi tak ada reaksi. Bu Suroto pun mulai mertinding. Pasti itu bayangan hantu, pikirnya. Bu Suroto lalu bergegas masuk ke dalam rumah mencari suaminya. Bu Suroto makin takut, suaminya tak ada di tempat. Belum hilang rasa takutnya, tiba-tiba ada orang mengetuk pintu. Ternyata … Pak Suroto datang dengan wajah ketakutan.
Bu Suroto Pak, Pak … saya tadi lihat hantu di belakang rumah …
Pak Suroto Iya Bu, saya tadi juga dilempar batu sama hantu….
BELAJAR PERIBAHASA
Bapak Guru Bahasa Indonesia sedang memberikan pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 3 sebuah Sekolah Dasar.
Pak Guru Anak-anak, coba lanjutkan peribahasa berikut : Sepandai-pandai tupai melompat ….
Anak-anak Sekali waktu jatuh juga!
Pak Guru Pinter kalian. Kalau peribahasa ini : Tua tua keladi …
Anak-anak Makin tua makin menjadiiii
Pak Guru Betul sekali. Trus, kalau : Berat sama dipikul …
Anak-anak Ringan sama dijinjing.
Pak Guru Betul sekali. 100 buat kalian. Kalau : Guru kencing berdiri …
Anak-anak Nggak mau lihat, Paakkk! Malu, tauk!
KACA MATA HITAM
Dua anak gelandangan yang tidak pernah sekolah sedang jalan-jalan di Pasar Malam. Mereka berdua terhenti sejenak karena ada seorang pedagang kacamata hitam menjajakan dagangannya dengan penuh semangat.
Pedagang Kacamata hitam, kacamata hitam. Dijamin Anda bisa membaca kalau pakai kacamata ini.
Gelandangan Bener ya, Pak. Kalau memakai kacamata jualan Bapak yang hitam ini langsung bisa membaca ya?
Pedagang Bener Dek. Nggak bohong. Adek pasti bisa membaca.
Gelandangan Emang harganya berapa, Pak?
Pedagang Harganya Rp. 10.000, Dek. Kalau beli dua gratis 1.
Gelandangan (ngobrol sama temannya) Ajaib ya kacamata hitam ini. Yang tidak bisa baca jadi bisa baca.
Pedagang Jadi beli, Dek?
Gelandangan Cuma tanya kok, Pak.
Pedagang Kacamata hitam, kacamata hitam. Bisa baca kalau pakai kacamata hitam.
CALON KEPALA DESA
Dalam rangka kampanye Pilkades, Abdul Jalil mengadakan acara tanya jawab dengan warga desa di mana dia akan menyalonkan diri.
Warga Pak, jalan di desa ini rusak berat. Berlubang-lubang besar dan berlumpur. Sangat berbahaya untuk dilewati kendaraan. Sudah banyak kecelakaan, Pak. Trus, apa rencana Bapak untuk meniadakan kecelakaan?
Abdul Jalil Saya akan memasang tulisan : Hati-hati berkendaraan. Jalan berlubang dan sering terjadi kecelakaan.
Warga Rakyat di sini berada di bawah garis kemiskinan. Untuk makan saja susah. Apalagi rakyat di sini gampang sakit. Tak kuat beli obat. Harga obat mahal sekali. Trus, apa rencana bapak kalau jadi Kepala Desa di daerah ini?
Abdul Jalil Saya akan pasang pengumuman yang bunyinya : Jaga kesehatan dan jangan pernah sakit.
Warga !!!!????
Dua minggu kemudian Pilkades dilaksanakan. Abdul Jalil hanya mendapatkan 1 suara, yaitu suara dari istrinya sendiri.
GARA-GARA ASAP SATE
Siang hari, Syaiful bekerja sebagai pembantu pemadam kebakaran. Pada malam hari Syaiful buka warung Sate Madura di rumahnya. Suatu ketika terjadi kebakaran, Pak Bruno, bosnya Syaiful heran karena Syaiful bisa tahan terhadap asap, padahal dia tidak memakai masker.
Pak Bruno Ful, saya heran. Orang lain kena asap, batuk-batuk. Saya sendiri nggak tahan dengan asap kebakaran itu. Tapi kamu kok tenang-tenang saja sih, malah nggak pakai masker. Apa rahasiamu?
Syaiful Gampang, Pak. Bapak ikut kerja saja sama saya. Tiap malam ngipasi sate selama 5 tahun. Bapak pasti tahan terhadap asap, deh.
Pak Bruno Nggak, deh!
ILMU AYAM BERTELUR
Parto dan Dullah berdebat soal ilmu padi dan ilmu ayam bertelur.
Parto Tok, kamu tuh jadi orang sombong banget sih. Baru tahu sedikit aja sudah koar-koar. Tukang pamer, tauk! Kayak ilmu padi gitu lho. Semakin berisi semakin menunduk.
Dullah Ah … apaan tuh, Di Madura mah ilmu yang kayak gitu nggak kepakai.
Parto Nggak kepakai gimana? Emang di Madura ada ilmu yang lebih keren?
Dullah Ada. Ilmu ayam bertelur.
Parto Ilmu apa lagi, tuh.
Dullah Kalau ayam lagi bertelur dia akan berkotek. Semakin banyak telurnya, si Ayam makin berkotek-kotek. Jadi kalau tahu banyak ya makin berkoar-koar. Kalu diam saja mana ada orang yang tahu kalau kita nih pinter.
Parto Ah …. memang dasar sombong loh.
MASIH PAYAH
Suatu hari seorang dokter ahli jiwa di sebuah RS jiwa ditemani asistennya memantau perkembangan para pasiennya. Matanya tertuju kepada seorang anak laki-laki yang sedang menyanyikan sebuah lagu Barat sembari telentang di lantai. Eson nama anak laki-laki itu memang punya suara merdu. Dokter bertanya pada Eson.
Dokter Halo Son, nyanyi lagu apa nih.
Eson "My Way" Pak Dokter.
Dokter Wah kamu hafal lagu itu ya?
(Dokter berbisik kepada asistennya " Lihat anak ini sudah mau sembuh ... minggu depan sudah boleh pulang)
Dokter lalu minta asisten menjaga Eson karena Dokter akan ke toilet) Ketika kembali Dokter melihat Eson masih menyayi, tapi kali ini lagu "
Don't let me down". Eson menyanyi sambil telungkup.
Dokter Lho kok kamu malah telungkup gitu, Son.
Eson Yahh... Dokter mah payah ... gaul doong. Tadi kan Side A, sekarang gantian Side B. ..
Dokter ???? (berbisik pada Asistrennya, "Masih payah nih. Jangan dipulangin dulu deh)
CABE MERAH Harga cabe melambung tinggi. Di pasar swalayan per kilo Rp. 100.000,-, di pasar tradisional tak jauh beda. Togop yang mulanya jual beli mobil, pengin pindah profesi. Dia bertemu dengan teman lamanya, Poltak, yang sejak kecil emang suka jail. Terjadilah dialog seru.
Togop Tak, gue mau banting strir nih. Jual beli mobil lagi sepi. Gue mau dagang cabe aja deh. kan harga cabe lagi tinggi. Bisa bantu aku, Tak.
Poltak Ho ho .. gampang. Sama teman lama pasti dong mau bantu.
Togop Bener. Kamu tahu di mana harga cabe yang murah banget.
Poltak Pasti tahu dong. Poltak gitu.
Togop Di mana?
Poltak Di pasar induk dekat rumah gue. Cabe merah keriting sekilo cuma Rp. 25.000,-
Togop Boleh, boleh. Beli 2 kwintal deh. Keuntungan dibagi sama. Sip.
Poltak Tapi harus dimakan di tempat. Nggak boleh di bawa pulang!
Togop Dasar loe, Tak. Dari dulu nggak berubah.
Poltak Lha elo, aneh. Mana ada cabe keriting sekilo Rp. 25.000,- Cabe nyak loe, kali'
ROTI BRET JAM BRET Badrun, seorang Kepala Desa dari Sumenep ditugaskan ke Jakarta. Badrun menginap di sebuah hotel berbintang. Dia memesan makanan untuk sarapan pagi.
Badrun Mas, besok pagi tolong antarkan makanan ke kamar saya. Tepat jam 7 ya.
Pelayan Mau makan apa, Pak.
Badrun Roti bret jam bret, Pak.
Pelayan Apa? Roti dijambret?
Badrun Itu lho .. roti yang diatasnya dikasih selai trus dikasih roti lagi? Mosok nggak tahu sih?
Pelayan Ooo .. roti selai
Badrun Bukan. Ituuu .... bret dikasih jam trus dikasih bret lagi. Gimana sih bahasa Inggrismu?
Pelayan (ngedumel) sok tahu amat, bahasa Inggris kaki lima aja.
MEMBANGUN JEMBATAN
Mamat, anak orang kaya banget, mencalonkan diri sebagai kepala desa di sebuah desa terpencil. Mamat mensosialisasikan program-programnya kepada penduduk setempat.
Mamat Bapak-bapak dan ibu-ibu, kalau saya bisa menjadi kepala desa di daerah ini, saya akan membangun jembatan agar hasil pertanian di desa ini dapat dijual ke desa tetangga kita sehingga kita bisa membangun desa dengan hasil usaha kita sendiri.
Belum selesai Mamat pidato, tiba-tiba Pak Mun, tetua desa setempat angkat bicara.
Pak Mun Tapi, Pak. Di kampung kita ini tak ada sungai sama sekali. Buat apa membangun jembatan. Apa malah tidak menghabiskan biaya?
Mamat Tenang, Pak, tenang. Saya akan membangun jembatan sekaligus sungainya.
Pak Mun ????? (ngedumel. orang kaya bego kali ya)
CABUT GIGI GRATIS Karena tidak tahan dengan sakit giginya, Nenek Atun pergi ke Dokter Gigi dekat rumahnya tanpa ditemani. Setelah dicabut giginya, Nenek Atun ingin membayar biayanya.
Dokter Gigi Dicabut sakit nggak nek.
Nenek Atun Tidak, Dok. Tapi kok lama ya nyabutnya?
Dokter Gigi Iya, Nek. Habis yang keropos 2 gigi.
Nenek Atun Trus, biayanya berapa, Dokter?
Dokter Gigi Untuk nenek saya kasih spesial. Gratis, Nek.
Nenek Atun Lho kok gratis
Dokter Gigi Nggak pa pa kok Nek. Buat langgganan.
Sampai di rumah Nenek Atun bercerita kepada cucunya, Lisa. Cucunya kemudian memeriksa gigi nenek.
Lisa Ya ampun, Neeeeek. Gigi emas nenek juga dicabut!
SI PENCIPTA LAGU
Pak Bedu, jualan burung kutilang di sebuah pasar burung. Burung-burung kutilang Pak Bebu punya sifat berlainan. Ada yang cerewetnya minta ampun, ada yang pendiam, alias nggak suka ngoceh. Datanglah seorang pembeli.
Pembeli Harga burung yang ini berapa, Pak?
Pak Bedu Oooo ... itu Rp.500.000, Dek. Suaranya bagus. Burung itu rajin menyanyi.
Pembeli Kalau yang ini, Pak. (sambil menunjuk burung di sebelahnya)
Pak Bedu Kalau yang itu lebih mahal, Dek. Rp.1.000.000,- Dia pendiam.
Pembeli Lho, pendiam kok malah mahal sih, Pak.
Pak Bedu Soalnya yang itu pencipta lagunya, Dek.
Pembeli ???$$##
ASURANSI BONAFID
Seorang petugas perusahaan asuransi menawarkan paket asuransi ke direkur sebuah perusahaan terkenal.
Petugas Pak, asuransi kami adalah asuransi yang paling baik di dunia. Bapak tak akan kecewa dengan program yang kami tawarkan.
Direktur Program seperti apa yang saudara maksud?
Petugas Begini, Pak, kalau Bapak mengasuransikan barang-barang kepunyaan Bapak, kami akan langsung menukarnya 100 persen dengan yang lebih bagus apabila barang-barang Bapak tersebut rusak, usang, sudah jelek atau nggak bisa dipakai lagi.
Direktur Benar begitu?
Petugas Benar, Pak. dijamin 100%. Program kami benar-benar memuaskan.
Direktur (berpikir sejenak) Boleh deh kalau begitu. Saya asuransikan istri saya saja.
Petugas Ha ha .. istri Bapak buat saja saja! (kesal)
TIANG BENDERA
Kepala sekolah minta kepada Pak Bon (petugas kebun) untuk mengukur tiang bendera karena tiang bendera sudah rusak dan mau diganti dengan yang baru.
Kepala Sekolah Pak Bon, coba ukur tiang bendera itu berapa meter tingginya.
Pak Bon Siap, Pak (sambil membawa tali Pak Bon memanjat tiang bendera)
Kepala Sekolah Pak Bon, kamu bisa jatuh kalau kamu ukur dengan cara begitu. Dirobohkan dulu tiangnya, baru kamu ukur.
Pak Bon Kalau dirobohkan dulu, kemudian diukur. Itu bukan tinmgginya Pak, tapi panjangnya.
Kepala Sekolah Dasar oon.
KE MATAHARI
Seorang dosen Fisika sedang memberikan seminar program luar angkasa di hadapan para mahasiswa.
Dosen Saudara-saudara, negara kita ini harus maju seperti yang dilakukan India, Jepang dan Cina. Mereka sudah sampai ke luar angkasa bahkan punya stasiun di sana.
Badri Bagus Pak, Itu bagus. Kita mesti bisa lebih dari mereka. Gengsi dooong.
Dosen Trus, kamu punya program apa?
Badri Kita mesti bisa terbang ke Matahari, Pak.
Dosen Badri, kamu jangan mengkhayal. Matahari itu sangat panas. Belum sampai permukaannya saja kamu bisa hancur terbakar.
Badri Supaya tidak panas terbangnya malam hari dong, Pak.
Dosen Keluar dan cuci muka kamu!
DI BOM DULU DONG
Pak Supat bercita-cita ingin anaknya menjadi komandan pasukan perang. Suatu sore Pak Supat berdiskusi sama anaknya, Pardi.
Pak Supat Pardi, bapak ingin banget kamu masuk tentara lalu jadi komandan perang. Biar bapakmu ini bangga.
Pardi Doakan ya Pak agar Pardi bisa jadi tentara sehingga cita-cita Bapak terkabul.
Pak Supat Trus, kalau misalnya kamu jadi komandan perang beneran. Untuk menguasai medan usaha apa yang kamu dahulukan : dibom dulu atau diduduki dulu.
Pardi Ya lihat-lihat medannya, Pak. Kalau medan perang ya dibom dulu baru diduduki. Kalau medannya WC ya diduduki dulu baru dibom.
Pak Supat Hus!!
sumber : http://www.teenage-corner.com/