Quantcast
Channel: Berita Hari Ini | Cerita Dewasa | Yangasik | Tips Seks | Zodiak Mingguan | TV Online
Viewing all 773 articles
Browse latest View live

Cerita Seks Pesta Yang Tak Terlupakan

$
0
0

Cerita Seks: Pesta Yang Tak Terlupakan

Cerita Seks Terbaru

Cerita Seks: Pesta Yang Tak Terlupakan | Cerita Seks Terbaru - "Fenny...", melihat kondisi anak gadis ku yang ternyata baik-baik saja membuat hatiku lebih tenang. "Ma... Fenny kangen...", dia lalu memelukku dengan erat. Air mata kami kemudian menetes, rasa haru pun menyelumuti kami. Sesaat aku dan Fenny berbagi cerita tanpa menghiraukan teman-temannya yang lain. Walaupun ia tetap terjerumus di lembah gelap, tapi aku masih sedikit tenang, setidaknya bukan tempat bang Solihin yang lebih bobrok. Fenny memilih di sini, aku yakin dia punya alasan tertentu, mungkin karena orang-orang di sini masih muda, jauh beda dengan 1001 malam yang dari berbagai usia. Fenny lebih akrab dengan mereka yang umurnya tidak begitu selisih jauh, apalagi di sini bebas dari narkotika, walaupun sebelumnya Mamat dan Syamsul pernah berkeja menjadi kurir narkoba. Lain dengan 1001 Malam yang marak sebagai tempat transaksi narkoba."Yully...", aku memperkenalkan diri kepada orang-orang di sini. Sebentar saja aku sudah akrab dengan mereka. Bos di sini adalah Herman, dia lah yang mengucurkan uang untuk membebaskabku dari jeratan bang Solihin, kemudian ada Satorman, Mamat dan Syamsul yang tadinya menjemputku. Selain itu ada teman-teman Herman yang lain; Tono, Andi, Iskandar, Marwan, Budi, dan Eko. Serta tiga gadis pemijit selain Fenny; Ayu, Lisa dan Widya.

Mereka semua baik sekali dengan Fenny, sampai-sampai nanti malam mau mengadakan pesta untuk merayakan kebebasanku. Sebagai tanda terima kasih, aku pun berjanji akan memasak makanan untuk pesta nanti malam. "Bagus, tante tinggal di sini saja, hitung-hitung bantu siapkan makanan untuk kita..", ajak Herman agar aku bergabung dengan usahanya. "Kasihan juga si Fenny tidur sendirian...", lanjut Herman. Aku pun mengiyakan karena aku sendiri juga tak tahu harus tinggal di mana lagi. Di gedung ini hanya Fenny dan Satorman saja yang tinggal, sedangkan yang lain kalau sudah malam pulang ke rumah masing-masing, kadang-kadang saja ada yang menginap di sini.

Aku pun mulai keluar berbelanja bahan untuk masakan, Herman meminta Satorman menemaniku, namun sepertinya dia kecapekan karena tadi telah menjemputku, mau tidak mau Tono lah yang ditunjuk kemudian. Wajahnya sedikit aneh, tampak seperti seorang pecandu seks yang berlebihan, menatapku saja seperti menatap mangsa. Tapi tidak apalah, sudah tidak heran kok diperlakukan seperti ini. Tubuhku yang putih mulus memang sering mengundang nafsu para lelaki hidung belang, apalagi aku adalah keturunan china, walaupun umurku sudah 32 tahun, namun aku tetap menjaga bentuk tubuhku.

Dalam perjalanan aku banyak berbincang dengan Tono, aku duduk di sebelahnya yang sedang menyupir. Sesekali ia meraba pahaku yang kebetulan aku menggunakan rok, sehingga gampang sekali disibak. Ternyata Tono adalah sahabat Herman sedari kecil, mereka sudah seperti saudara dan saling membantu. Orang tua Tono pun bekerja pada orang tua Herman. Karena rabaan lembutnya di pahaku membuatku sedikit terangsang, stidak ingin mengecewakannya, aku pun membalas meraba pahanya. Tono tersenyum girang, ku buca resleting celananya lalu ku keluarkan penisnya yang sudah ngaceng. Selama perjalanan aku mengocok penisnya dengab tanganku, dari sejak pergi sampai pulang hingga ke tempat asal kami. "Tar malam boleh dong temani Tono?", tanya Tono sebelum aku turun dari mobil. Aku hanya tersenyum dan mengangguk pelan.

Tidak terasa waktu cepat berlalu, mungkin karena aku terlalu berfokus pada masakanku, jam sudah menunjukkan pukul 10, hanya Fenny yang membantuku di dapur, sedangkan yang lain ada di ruang kumpul untuk berkaraoke ria. "Yuk, kita bawa ke sana...", aku mengajak Fenny anakku untuk membantuku membawa masakan. Cukup kaget ketika aku membuka pintu ruangan kumpul. Ternyata semua sudah bugil dan menikmati bir sambil berkaraoke. Hmm, anak muda jaman sekarang terlalu bebas pikirku. Namun lebih kagetnya lagi ku lihat Fenny membuka pakaiannya setelah meletakkan masakan di atas meja. Sebenarnya aku tidak lah awam dengan ini, namun tidak tega saja melihat anakku sendiri yang berbuat demikian.
Aku pun meletakkan masakan yang aku pegang di atas meja. "Ayo gabung...", aku ditarik Tono yang lalu memaksaku melepaskan pakaianku. Tanpa perlawanan, aku mengikuti acara mereka, menari bugil. Para lelaki berkaraoke dan dikaraoke, Fenny melayani bos Herman, aku melihatnya dengab jelas, Fenny menyepong penis Herman dengan nafsu. Sedangkan Ayu melayani Satorman dan Andi, Widya melayani dua sekawan alias Mamat dan Syamsul, sedangkan Lisa menyepong punya Iskandar dan Marwan. Yang tidak dapat jatah masih asyik menikmati bir sambil merokok. Aku kemudian ditarik Tono, "Sepongin dong tante...", pintanya. "Awas, hyper tuh...", ejek Eko dan Budi yang sedang minun-minum.

Kumainkan penisnya yang mengeras itu, penuh nafsu Tono mencengkram erat rambutku agar aku terus menyepong penisnya. Sebentar-bentar ia juga menampar pipiku, sungguh benar Tono adalah seorang yang hypersex. Sesekali ia juga menjulurkan tangannya ke bawah untuk meremas susuku. "Tante masih cantik...", ia coba merayuku agar aku semakin terangsang. Ku pandangi yang lain juga masih asyik menyepong, seperti lomba saja, lima perempuan sedang melayani beberapa pria secara bersama-sama. "Tante... Boleh gak Tono request?...", tanya Tono. Aku pun kemudian menghentikan seponganku untuk mendengar apa permintaannya. "Pengen model bondage...", lanjutnya sambil tersenyum. Aku tidak menjawabnya, melainkan meneruskan seponganku. Penisnya terasa hangat dimulutku, ku kulum dan ku jilat. Tono hanya diam, ia tidak kembali menanyakan jawabanku, sungguh pria yang hypersex.

Kulihat Eko dan Budi tidak lagi minum, mereka sudah bergabung dengan yang lainnya. Hanya Herman yang berdua dengan Fenny, tidak ada yang berani rebutan dengannya karena dialah bos di sini. Fenny tidak lagi menyepong, tetapi telah berjongkok di atasnya, percintaan gaya WOT, Fenny terlihat sangat menikmatinya dengan terus menggoyangkan pinggulnya untuk mengocok penis Herman.

Di arah lain, Ayu sedang didoggie oleh Satorman. Andi tidak diam saja, ia masih membiarkan penisnya disepong oleh Ayu. Depan belakang diberi penis, terlihat Ayu juga sudah cukup profesional. Budi yang tadi minum bergabung dengan Marwan dan Iskandar untuk menikmati Lisa, ada yang mengentotnya, ada yang disepongnya, dan ada yang menyedoti susunya. Sama halnya keadaan Widya, ia juga melayani tiga pria sekaligus, Mamat, Syamsul dan Eko. Semua mendapat jatah bergiliran, dari melumat bibirnya, menyedoti susunya, menusukkan penis ke vagina nya, dan adegan-adegan lain yang bergaya threesome.

Seponganku mungkin sudah membuat Tono sedikit bosan sehingga ia langsung mendorongku jatuh, dan lalu ia melumat susu ku dengan kasar. Tubuhku ditindihnya hingga aku sulit bernafas. Dari bibir hingga ke dada, ia menciumin seluruh tubuhku. Sambil menyedot susuku, Tono memainkan jarinya di arah vaginaku. Mungkin ia sedikit marah karena aku tidak menjawab kemauannya untuk menggunakan gaya bondage.
Puting susuku terasa perih, Tono seperti tanpa perasaan menyedot dan menggigitnya dengan kesetanan. Vaginaku pun terus dikocok dengan jarinya secara paksa. Aku hanya bisa bertahan mengikuti kemauannya. Sial pikirku kalau ketemu pria hyper seperti ini. Dulu di markas bang Solihin juga sering ketemu yang seperti ini, namun tidak begitu kasar. Tono lebih kasar dari pada pelanggan dulu, susu dan pantatku pun ditampar hingga kemerahan. Tak mau berlama-lama, Tono pun bangkit mengambil tas nya dan mengeluarkan seutas tali. "Sorry tante...", ia tersenyum padaku. Aku hanya berbaring lemas di lantai.

Kemudian Tono mengikat tanganku kebelakang sambil berbisik, "Tante pura-pura berontak saja...". Gila, pikirku, nih anak sudah keracunan video porno kayaknya. Agar ia puas, aku pun pura-pura berontak, aku menendangkan kakiku agar Tono menjauh. 'PLLAAAKKKK.....", Tono menampar pipi ku dengan keras hingga aku pun meneteskan air mataku. Sekujur tubuhku diikat dengan tali hingga aku tidak bisa bergerak, hanya kakiku saja yang dibiarkan mengangkang. Bukan hanya itu, Tono pun melakban mulutku dan kemudian ia pun mengeluarkan sextoy dari tasnya, sebuah benda panjang yang berbentuk penis besar.
Aku melihatnya menekan tombol yang ada di gagangnya, kemudian penis itu bergerak dan berputar seperti bor dan menggeliat seperti ulat. Benda itu terbuat seperti dari bahan karet, Tono pun kemudian berusaha menusukkannya ke lubang vaginaku. "Hmmmmm....", aku tidak bisa bersuara, mulutku tertutup lakban, benda besar itu terasa tidak muat di vaginaku. Sakit sekali hingga aku kembali menangis. Benda itu terus mengobok-ngobok dalam vaginaku, berputar-putar seperti bergejolak. Tono tak mau menariknya untuk waktu yang cukup lama, sambil menusukkan benda itu, ia terus menyedot susuku.

Aku tidak jelas memandang sekitar, mataku penuh dengan air. Kurasa yang lain masih asyik bercinta. Mungkin saja mereka sudah berganti posisi atau bahkan sudah berganti pasangan. Hanya aku saja yang diperlakukan begini. Puting susu ku ditarik Tono hingga mancung ke depan. Aku juga merasakan telah mencapai orgasme, air kenikmatanku sudah muncrat keluar, membasahi sextoy dan tangan Tono, namun dia tetap saja tak mau menarik keluar sextoy nya itu. Lelah sekali diperlalukan seperti ini, mungkin dinding vaginaku pun sudah koyak, karena benda yang besar itu tanpa henti berputar, terasa panas sekali.
Puas menyodokkan penis mainan itu, Tono akhirnya menarik keluar dari dalam vaginaku. Sedikit tenang karena tidak dipaksa seperti tadi lagi, karena sekarang ku lihat Tono akan memasukkan penisnya yang tidak begitu besar ke dalam vaginaku. Untuk mendapatkan sensasi, Tono menampar pipiku dan menjambak rambutku hingga aku hanya bisa merintih tanpa bisa berteriak karena mulutku masih tertutup lakban.
Aku terus digenjot oleh Tono, badanku terasa sakit karena ikatan tali di tubuhku sangat erat sekali, semoga saja ini cepat berlalu. Tiba-tiba ada seseorang mendekati kami, kucoba lihat dengan jelas, ternyata itu adalah Herman, ia langsung menarik lakban yang menutupi mulutku dengan kasar, "Mama Fenny... Sepongin dong...", ia lalu mendekatkan penisnya ke mulutku. 'Hoek' mual sekali bagiku karena penisnya masih basah, karena barusan saja Herman menyetubuhi anakku Fenny, sehingga bekas-bekas cairan sperma masih melekat di penisnya. Mau tak mau harus ku kulum penisnya itu. Badanku bergoncang kuat, atas bawah mendapatkan pekerjaannya masing-masing.

Yang lain entah bagaimana, baik Fenny, Ayu, Lisa maupun Widya. Yang jelas, ini adalah pesta seks yang cukup melelahkan. Ku lihat beberapa pria sudah istirahat, mereka duduk dipojokan sambil merokok. Gadis lain sudah terkapar tak bertenaga melayani beberapa pria, hanya aku yang masih bermain cinta.
"Bos, Tono minta ijin semprot...", pinta Tono yang sudah mau berejakulasi setelah setengah jam meenggenjot vaginaku. Herman mencabut penisnya dari mulutku, lalu Tono menggantikan posisinya, Tono mau aku mengulum penisnya hingga cairan spermanya keluar dan memenuhi mulutku.

Mulutku sudah belepotan dengan sisa sperma Tono yang sebagian sudah tertelan, Tono pun menjauh dan berkumpul dengan yang lain untuk menghabiskan bir dan masakan yang aku buat. Sekarang giliran bos Herman yang menggenjot vaginaku, dengan tubuh masih terikat, aku terus digoyang. Tak berhenti, kini Satorman datang bersama Andi untuk bergantian memintaku sepong. Kelihatannya mereka sudah bosan dengan Fenny, Ayu, Widya dan Lisa. Dengan keadaan terkapar terikat, tubuhku bergoyang mengikuti irama genjotan Herman, dan mulutku terus disumpal penisnya Satorman dan Andi.

Tak lama dari itu, kulihat pria yang tadinya beistirahat sudah mulai segar kembali dan antri dibelakang Satorman dan Andi. Mereka mengerumuniku, menjamahku, dan meremas-remas buah dadaku.
Hanya Tono yang masih beristirahat sambil merokok, tapi penisnya tidak istirahat, ia masih meminta Widya untuk memainkan penisnya. Sedangkan Ayu, Fenny dan Lisa menyantap makanan dan minuman yang tersisa. Seperti halnya Tono, Herman pun menarik penisnya dari vaginaku dan berejakulasi di mulutku. Kini giliran Satorman yang mengambil posisi Herman.

Aku sudah capek, vaginaku pun sudah perih terasa. Tapi mereka seolah tidak mengerti, mungkin karena aku barang baru bagi mereka. Aku sudah tak mampu melihat sekitar, hanya merasakan genjotan para lelaki itu, dan muntah-muntah karena menelan peju mereka. Setelah Satorman, giliran Andi, seterusnya entah siapa lagi, aku sudah tak sadarkan diri karena kecapekan, yang jelas semuanya mendapatkan giliran.
Ketika aku terbangun, ternyata pesta mereka belum usai, Fenny dikerumuni Syamsul, Andi, dan Tono, sedangkan Ayu menyepong Satorman sambil didoggie oleh Mamat, gadis lainnya si Widya dan Lisa sedang dinikmati pria lainnya, hanya bos Herman yang tidak kelihatan. Mungkin mereka selalu beristirahat sejenak sehingga stamina mereka begitu kuat dari malam hingga pagi hari.

Aku tidak mau memperdulikan mereka lagi, dan berpura-pura tertidur agar tidak perlu capek lagi melayani mereka. Akhirnya siang, aku dibangunkan Fenny dan melepaskan ikatanku, aku pun segera bangkit untuk mandi. Mereka ternyata sudah mandi terlebih dahulu, hanya beberapa orang saja yang masih tiduran di lantai. "Habis mandi, siapin makanan ya ma... Bos Herman pergi jemput tamu...", pesan Fenny sebelum aku masuk ke kamar mandi.

"Huah... Capeknya...", desahku di dalam kamar mandi sambil diguyur air hangat dari shower, cukup segar merasakan air yang membasahi tubuhku. Setelah ini aku harus memasak, tidak tahu siapa yang dijemput oleh Herman.

Jam sudah menunjukkan pukul 16:00, Herman yang ditemani Satorman belum kunjung pulang. Aku dan teman yang lain cukup khawatir, takut makanan yang ku siapkan tidak segar lagi. Tono dan beberapa pria berjaga dibawah, sedangkan para gadis masih santai bersamaku di ruang kumpul, karena tempat usaha kami terhitung baru, masih jarang konsumen yang singgah ke sini. "Fen, nanti makanannya dipanasin saja ya, mama capek banget nih", aku meminta Fenny untuk membantuku. "Oke ma, mama istirahat saja...", jawab Fenny.
Aku pun masuk kamar dan langsung menghempaskan tubuhku ke ranjang. Capeknya hari ini, aku pasti akan nyenyak tidur di sore ini. Bagaimanapun pesta tadi malam sangat membekas dipikiranku, karena aku belum pernah mengalami pesta seks ramai-ramai begitu, apalagi bersama dengan Fenny anakku yang juga ikut berpesta.
 
 

FOTO BUGIL ABG CANTIK TELANJANG BULAT

Ramalan Zodiak 8 9 10 11 12 13 14 Juni 2013

$
0
0
Ramalan Zodiak 8 - 14 Juni 2013 - Bintang Shio - berikut ini ramalan bintang8 Juni 2013, 9 Juni 2013, 10 Juni 2013, 11 Juni 2013, 12 Juni 2013, 13 Juni 2013, 14 Juni 2013
 
ZODIAK CAPRICORN ( 22 Desember- 18 Januari )
Umum: Nikmatilah hari-hari Anda pekan ini. Jangan pusingkan kepala Anda yang kecil itu dengan seabrek ketakutan dan kegugupan terhadap tantangan dan persoalan hidup. Nikmatilah! Ambillah barang sedikit waktu untuk bersenang-senang. Anda bisa berbelanja, berjalan-jalan di tempat hiburan dan lain-lain. Yang penting, nikmatilah hari-hari Anda.
Kesehatan: Masih sulit untuk menghilangkan kebiasaan buruk yang berdampak negatif pada kesehatan Anda. Untuk itu cobalah walau terasa berat sekalipun.
Keuangan: Tingkatkan semangat kerja Anda walau begitu untuk spekulasi sebaiknya dihindari dulu karena masih terlalu banyak musuh yang mengincar Anda,.
Cinta: Jika Anda menginginkan komunikasi yang kuat, berarti dan benar-benar berasal dari hati, Anda membutuhkan bimbingan dari seseorang. Seseorang itu mungkin adalah orang terdekat Anda. Buka mata dan hati Anda. Siapa tahu dia adalah sandaran hati yang selama ini Anda cari.


ZODIAK AQUARIUS ( 19 Januari- 18 Februari )
Umum: Bagaimana kabar keluarga Anda? Apakah ada jarak antara mereka dengan Anda? Kalau ternyata selama ini Anda sibuk sekali mengurus diri sendiri, lebih berkonsentrasi pada kesibukan pribadi Anda dan tidak tahu seperti apa kehidupan dan pergulatan mereka, sekarang saatnya Anda mengngkat mata dan memperhatikan mereka. Mereka adalah surga Anda. Sumber inspirasi dan semangat.
Kesehatan: Usahakan badan selalu siap dan sehat serta selalu bersemangat. Untuk itu jangan mudah menyerah begitu saja dengan keadaan.
Keuangan: Untuk sementara ini sebaiknya Anda tidak mengambil spekulasi ataupun resiko yang terlalu tinggi dulu, bersabarlah.
Cinta: Apakah Anda sudah siap membuat perubahan yang berarti dalam hubungan Anda? Kalau ya, sekarang adalah waktunya. Jangan tahan apa yang berkecamuk di dalam hati Anda. Katakan dengan terus terang supaya dia tahu apa yang sebenarnya Anda rasakan. Tetapi jangan juga terlalu berlebihan. Sederhana dan wajar saja.


ZODIAK PISCES ( 19 Februari- 20 Maret )
Umum: Awal pekan ini Anda akan berhadapan dengan banyak hal dan banyak urusan. Masing-masing urusan itu punya pengaruh yang tak sama besar. Sebetulnya Anda tak harus berhadapan dengan itu. Tapi konteks membuat Anda turut merasakannya. Karena itulah Anda sibuk. Sisi yang menarik adalah bahwa karena hal itu Anda mempunyai banyak teman.
Kesehatan: Segalanya tampak baik-baik, hanya saja situasi memang tampak berat karena aktivitas Anda yang cukup tinggi dan benar-benar menguras tenaga ataupun pikiran.
Keuangan: Di minggu ini ada harapan untuk mendapatkan rejeki yang datangnya secara tak terduga-duga, untuk itu Anda tak perlu kaget.
Cinta: Awal pekan bukan waktu yang tepat unutuk bermesraan atau apa pun, Anda dan si dia tak siap untuk itu. Yang justru terjadi adalah awal pekan menjadi waktu yang tepat untuk menjalin relasi dengan orang lain, bergaul dengan orang lain, memperluas pergaulan dan berkonsentrasi pada tugas. Anda baru akan punya waktu untuk si dia pada akhir pekan.

ZODIAK ARIES ( 21 Maret- 19 April )
Umum: Kemampuan sosialisasi Anda sangat bagus minggu ini. Anda akan mendapatkan keberhasilan kecil. Minggu ini juga akan ada banyak kejadian yang menyenangkan untuk Anda dan teman-teman Anda, selama Anda selalu mengikuti kata hati. Selanjutnya, lihat dan nikmati saja apa yang akan terjadi selanjutnya.
Kesehatan: Suasana tenang dan kondusif tampaknya membuat kondisi badan menjadi lebih segar dan pikiran tampak lebih tenang.
Keuangan: Untuk melaksanakan ide-ide yang cemerlang sebaiknya dilandasi dengan keyakinan, jangan sampai kebimbangan merusak segalanya.
Cinta: Memberi akan terasa sama manisnya dengan menrima sesuatu dari orang yang dikasihi. Dan kedua hal tersebut akan menjadi kebiasaan Anda pada awal pekan ini. Pada pertengahan minggu, semua itu akan berkurang, Anda akan berhadapan dengan masalah perasaan yang cukup rumit. Tapi pada akhir minggu semua akan berubah. Anda kembali seksi. Tak heran jika Anda mennjadi pusat perhatian.


ZODIAK TAURUS ( 20 April- 20 Mei )
Umum: Mengawali pekan ini dengan kegembiraan dan semangat yang luar biasa besar. Apa pun terasa ringan dan berjalan sesuai dengan apa yang Anda harapkan. Ungkapkan apa yang ada di dalam hati dan otak Anda. Jangan tahan. Toh kesempatan untuk itu terbuka lebar di depan mata Anda.
Kesehatan: Hindari pola makan yang terlalu berlebihan jangan hanya menuruti selera sehingga porsi makan menjadi berlebihan. Bukankah itu sangat mengganggu kebugaran tubuh Anda?
Keuangan: Jangan ragu untuk ekspansi. Minggu ini posisi perbintangan Anda cukup menjanjikan dan keuangan semakin stabil saja.
Cinta: Hei, jangan terlalu sibuk bekerja. Anda mesti punya waktu untuk si dia. Untuk hubungan Anda. Luangkan sedikit waktu untuk menmgungkapkan isi hati Anda. Katakan kepadanya bahwa Anda menikmati hubungan ini. Katakan kepadanya bahwa Anda merasa nyaman berjalan bersamanya.


ZODIAK GEMINI ( 21 Mei- 21 Juni )
Umum: Dengarlah pada apa yang coba dikatakan oleh teman-teman Anda. Mereka memberikan Anda saran untuk mencoba sesuatu yang cukup berisiko. Dan saran mereka itu benar. Pada titik tertentu Anda perlu merendah dan menahan diri, sekalipun konteks berjalan tak enak dan menciptakan kesulitan tersendiri. Kalau sudah demikian, cari orang yang Anda tahu bisa membantu Anda untuk keluar dari kesulitan.
Kesehatan: Usahakan untuk berolahraga di pagi hari yang tampaknya sangat membantu diri Anda terlepas dari problem kesehatan.
Keuangan: Dana yang masuk sebaiknya dialokasikan dengan benar. Jangan sampai timbul pemborosan karena akan membuat pusing saja.
Cinta: Romantisme Anda berjalan menarik pekan ini. Sekarang saatnya untuk Anda membuat hubungan Anda dengan si dia berjalan menarik. Seperti apa? Terserah Anda. Nikmati hubungan Anda. Tapi Anda juga harus bisa tetap pada pendirian Anda kalau ada sesuatu. Anda tahu apa yang ada di dalam hati Anda sendiri.


ZODIAK CANCER ( 22 Juni- 22 Juli )
Umum: Anda disukai banyak orang. Tanya kenapa? Karena apa yang Anda lakukan, baik dilingkungan kerja, lingkungan pergaulan, maupun lingkungan keluarga, lumayan membantu orang. Meringankan beban orang. Dan seperti itulah apa adanya Anda. Kalau kemudian muncul masalah, Anda harus tahu apa yang akan Anda lakukan. Jangan bekerja seorang diri. Delegasikan tugas atau beban yang ada.
Kesehatan: Kondisi badan yang harus benar-benar diperhatikan di minggu ini, jangan sampai diremehkan.
Keuangan: Jangan spekulasi atau ambil resiko tinggi sebab di minggu ini peruntungan Anda masih kurang bagus sehingga Anda harus bersabar dulu.
Cinta: Jangan tunda lagi kalau Anda ingin “menembak” hatinya, kalau bukan sekarang, kapan lagi? Apalagi si dia yang membuat Anda yakin Anda berharga di mata banyak orang juga ingin dekat Anda. Dekati dia dan katakan isi hati Anda. Dia tidak minta banyak hal selain itu. Dan segalanya akan terasa indah.


ZODIAK LEO ( 23 Juli- 22 Agustus )
Umum: Awal pekan ini Anda berhadapan dengan masalah. Agak rumit karena banyak hal terlihat seperti jalinan yang rumit. Yang susah sekali diburai. Kalau sudah terjebak sedemikian rupa, jangan tergesa-gesa. Pikir baik-baik dan lihat persoalan langsung pada akarnya. Kalau bisa, mintalah bantuan teman atau rekan kerja Anda.
Kesehatan: Kalau hidung mulai bersin-bersin sebaiknya Anda sudah harus lebih berhati-hati. Hindari dulu minum air yang terlalu dingin.
Keuangan: Tak perlu takut untuk rugi demi keuntungan yang besar. Ibaratnya jika ingin ikan yang besar maka umpannya harus besar pula.
Cinta: Benar bahwa si dia ingin sekali menghabiskan banyak waktu dengan Anda. Benar juga bahwa kalau Anda ingin hubungan Anda berjalan baik, Anda harus bisa meluangkan waktu untuk si dia. Tapi tidak ada salahnya jika sesekali Anda juga meluangkan waktu untuk berjalan bersama teman-teman Anda. Nikmatilah waktu Anda bersama mereka.


ZODIAK VIRGO ( 23 Agustus- 22 September )
Umum: Anda akan memulai minggu ini dengan langkah yang pasti. Itu karena Anda sadar bahwa tak baik menyia-nyiakan semangat dan isi otak Anda yang encer itu. Tambahan lagi, Anda `dipaksa` untuk bisa memikirkan jalan keluar di tengah himpitan banyak persoalan.
Kesehatan: Manfaatkan waktu istirahat yang tersedia seoptimal mungkin agar badan dan pikiran tetap selalu prima.
Keuangan: Income cukup tinggi sehingga pikiran bisa lebih tenang dan tidak pusing lagi. Hanya saja pemborosan yang masih perlu Anda waspadai.
Cinta: Anda sudah punya gandengan? Atau Anda masih berjalan seorang diri? Tak apa. Itu bukan masalah. Anda tetap saja menikmati hidup Anda. Tapi jangan juga menutup diri. Kalau ada yang ingin membantu Anda, terima dan nikmati. Dan jangan juga membuat rencana terlalu banyak pada akhir pekan ini. Ingat, waktu Anda sangat berharga.

ZODIAK LIBRA ( 23 September- 23 Oktober )
Umum: Jangan takut untuk mencoba berbagai hal baru seperti musik baru, restoran baru, atau gaya baru. Jangan takut juga untuk mengambil tantangan baru. Justru di situlah letak “isi” Anda. Bukankah Anda dilahirkan untuk menghadapi tantangan? So, jangan mengelak. Ingat, tantangan itu bisa saja membawa perubahan dalam hidup Anda.
Kesehatan: Jaga kesehatan jangan sampai jatuh sakit. Ingatlah akan situasi di minggu ini yang tampak berat dan sangat menguras baik pikiran ataupun tenaga.
Keuangan: Usaha tampak mendapat support yang lumayan tinggi sehingga Anda bisa lebih percaya diri minggu ini.
Cinta: Anda memiliki kemampuan yang luar biasa untuk mengubah emosi ke dalam ekspresi. Hal inilah yang membuat kehidupan cinta Anda tetap berjalan menarik. Dan ketahuilah, pasangan Anda tergila-gila karena hal tersebut. Anda tak terlalu banyak berbicara, namun sikap yang hangat dan lembut yang selalu Anda berikan membuatnya engan berada jauh dari sisi Anda.


ZODIAK SCORPIO ( 24 Oktober- 21 November )
Umum: Perhatikan tantangan baru yang akan datang minggu ini. Meskipun Anda tak takut dan bisa menghadapi tantangan baru, apa pun itu, Anda tetap saja perlu mempersiapkan diri, Anda harus ingat baik-baik bahwa tak semua tantangan membawa “isi” yang sama. Pasti bobotnya berbeda.
Keuangan: Jika tidak ingin kecewa sebaiknya jangan terlalu berharap banyak.
Kesehatan: Tiada yang baik selain beristirahat dan bersantai bersama keluarga.
Cinta: Ingatlah untuk tetap saling berbagi dan saling memperhatikan. Jangan biarkan komunikasi Anda dengan si dia terputus, atau Anda akan menyesal jika kemudian terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Keluarkan keluh kesah Anda agar dia mengerti apa yang Anda inginkan. Dan perhatikan pula keluh kesahnya agar hubungan Anda tetap seimbang. Untuk Anda yang belum memiliki pasangan, Anda akan menemukan seseorang yang menarik perhatian Anda di lingkungan yang sama dengan Anda.


ZODIAK SAGITARIUS ( 22 November- 21 Desember )
Umum: Selesaikan pekerjaan Anda secepat mungkin sehingga Anda bisa beristirahat total di akhir pekan nanti. Anda butuh waktu untuk beristirahat supaya Anda punya semangat dan tenaga yang baru untuk mengerjakan tugas selanjutnya. Karena itu, jangan sia-siakan waktu istirahat Anda. Santai sejenak bersama keluarga adalah hal terbaik yang bisa Anda lakukan.
Keuangan: Bersiap-siaplah karena kemungkinan terburuk bisa saja terjadi minggu ini. Untuk itu jangan sampai lengah.
Kesehatan: Tiada masalah dan jika Anda dalam keadaan kritis di minggu ini Anda masih bisa lolos.

Cinta: Mungkin selama ini Anda terlalu banyak bicara dan sedikit beraksi. Tunjukkan rasa sayang Anda padanya. Caranya? Terserah Anda. Anda, misalnya, bisa memberikan kejutan-kejutan kecil yang bisa membangkitkan gairah baru dalam kehidupan cinta Anda. Jangan takut dicap berlebihan. Apa yang Anda lakukan akan membuatnya senang dan merasa dihargai.

Sumber

Foto Artis Cantik, Sexy, Dan Hot, Miki Harra

Cerita Dewasa Antara Kejutan Dan Polwan

$
0
0

Cerita Dewasa: Antara Kejutan Dan Polwan

Cerita Seks Dewasa

Cerita Dewasa: Antara Kejutan Dan Polwan | Cerita Dewasa - Herman belum pulang dari liburannya di Singapura, sehingga terpaksa aku dan Tono yang menjaga usaha pijat plus-plusnya ini. Teman yang lain sedang sibuk dengan kegiatan mereka, hanya aku dan Tono yang menjadi orang kepercayaan Herman. Oya, namaku Satorman, aku sudah sering menceritakan kisahku dan kisah teman-temanku. Kali ini, aku, Tono, dan empat gadis teman kami yang standby di tempat ini, tempat pijit plus-plus yang masih sepi hingga hari ini. Hanya penambahan anggota baru dua hari yang lalu. Namanya Fenny, gadis keturunan yang cantik, melebihi tiga teman gadis kami yang pribumi. Entah dasar apa yang menyebabkannya mau bekerja di sini, yang jelas aku menduga adalah himpitan ekonomi. Tapi lambat laun aku juga bisa mengorek informasi mengenai alasannya.

Fenny, Ayu, Lisa dan Widya menunggu di bawah, siapa tahu ada konsumen yang masuk. Sedangkan aku dan Tono sedang asyik main playstation tiga yang baru saja kubeli dan ku simpan di kamarku. Sejak ikut Herman, aku tidak terlilit hutang lagi, bahkan aku tidak sulit mendapatkan uang, karena Herman selalu memberikan uang kepada kami, walaupun usaha sepi, dia tetap membayar gaji kami. Jam sudah menunjukkan pukul 22:00, tiba-tiba aku mendengar dering telepon, "Iya, ada apa?" tanyaku ketika mengangkat telepon di meja yang tersambung dengan telepon lantai bawah. "Ada masalah, turun bentarlah, ada polisi nih..." kata Ayu yang menelepon dari lantai bawah. Aku pun kaget mendengar ada polisi yang datang, apa ini razia? Aku segera ajak Tono untuk menuju ke bawah. "Gawat nich, semua suratkan ada sama Herman..." kata Tono.

Asli lebih terkejut lagi ketika kami sampai di bawah dengan apa yang kami lihat? Ada tiga polwan muda dan cantik sedang berbicara dengan Ayu dan yang lainnya. "Selamat malam pak!" sapa salah satu polwan ketika melihat kami. Wajahnya cantik sekali, rambutnya pendek dan postor tubuhnya seperti model, kulihat diseragamnya tertera namanya Felicia. Sedangkan dua polwan lainnya sedang berbicara sambil melirik-lirik kondisi tempat usaha kami. Mereka sepertinya baru, karena kulihat umur mereka mungkin baru menginjak 20 atau lewat sedikit. "Iya, selamat malam, ada yang bisa kami bantu?" jawab Tono dengan sopan. "Maaf, ini kunjungan mendadak, kami mau lihat surat-surat pendirian usaha ini" kata polwan tersebut. Tono langsung terlihat pucat, seperti yang kami khawatirkan, usaha gelap ini sangat riskan. "Hmm, bos kita lagi tidak ada di tempat bu, surat menyuratnya ada sama beliau, kalau ibu mau, nanti kalau beliau sudah pulang, kita laporkan lagi?" kata Tono. "Kami mau lihat sekarang juga, masa buka usaha tanpa ijin?" sindir polwan lainnya yang tadinya sedang berbicara dengan Ayu, muka polwan tersebut terlihat judes sekali. "Oh, tunggu..." kata Tono. Lalu Tono mendekatiku dan berbisik padaku, "Mereka kayaknya minta jatah... Ambilin tiga juta lah buat mereka..." Mungkin juga mereka minta uang pelicin, jadi aku naik ke atas kembali ke kamar ku untuk mengambil sejumlah uang.

Samapi kembali di bawah, aku langsung menyodorkannya ke Felicia, polwan yang tadinya berbicara dengab kami. "Loh, apa ini maksudnya?" tanya polwan itu. "Kalian bermaksud menyogok kami?" tanya nya lagi. Kami semua terdiam melihat ketiga polwan itu sedikit marah. "Ayo ikut kami ke kantor polisi!" perintah Felicia. "Tapi?..." jawab Tono. "Berikan waktu agar kami bisa menelpon bos kami dulu..." pinta Tono. "Kau dan kau ikut!" perintah polwan itu sambil menunjuk kami berdua. "Tutup saja yu, nanti Ayu coba telpon bos Herman..." pesan Tono ke Ayu, dan kami pun digiring keluar. Kami disuruh naik ke mobil polisi yang dengan bak terbuka. Sial sekali, kami diperlakukan seperti penjahat, kami disuruh duduk di belakang dan dijaga dua polwan, sedangkan Felicia yang mengendarai mobil.

Untungnya sudah agak malam sehingga jalanan sedikit sepi, dan kami pun melewati jalan yang dikelilingi hutan, karena kantor polisi terletak agak jauh. Aku lihat raut wajah Tono sangat kesal, aku paham, kami malu sekali diperlakukan begini, andai Herman ada di tempat, tentunya dia tak akan membiarkan kami begini.

Sesampai di kantor polisi, kami pun disuruh turun dan menemui atasan mereka. Seorang pria gemuk besar dengan kumis tebal duduk santai di sebuah ruangan, sepertinya dia lah atasan di sini. Saat masuk, pria yang merupakan kapolsek daerah sini hanya tersenyum-senyum mendengar penjelasan polwan-polwan tersebut. Tak lama dari itu aku melihat pria berkumis tebal itu ditelpon seseorang, dan saat dia menutup telponnya, dia pun menyuruh kami pulang. Kini giliran polwan itu yang protes, "Tapi pak?..." sepertinya polwan tersebut tidak terima dengan keputusan polisi pria itu. "Antar mereka pulang, perlakukan mereka dengab baik..." itu saja yang dikatakan polisi pria tersebut tanpa mau berbicara panjang lagi.

Aku dan Tono baru merasa lega, kami pun kembali naik ke mobil itu layaknya penjahat, kami kembali harus dibawa di belakang. Sebelum naik, sepertinya Tono mendapatkan sms dari seseorang, setelah membacanya dia pun menunjukkannya padaku. Itu adalah sms dari Ayu yang berisi: 'Gw uda telp bos, nti tmn2 lain ada kejutan'. Sms yang sangat singkat, aku pun tidak tahu apa maksudnya.

Mobilpun mulai bergerak ketika kami naik. Masih tiga polwan tersebut yang menemani kami. Entah sial apa, pas sampai di tengah hutan yang harus kami lalui, tiba-tiba ban mobil bocor. "Waduh, mana gelap lagi nih... Tak bawa ban serap..." kata Felicia yang keluar dari mobilnya. Kami pun turun dari bak mobil, "Sial, siapa yang nebar paku begitu banyak?" kata Felicia setelah mengecek ban mobilnya. Sepertinya ada yang menaruh ranjau paku di sepanjang jalan ini. Apa ini kejutan yang dimaksud Ayu? Soalnya siapa yang iseng menebar ranjau paku di sini? Tidak ada bengkel dekat sini, paling-paling perampok saja yang melakukan hal seperti ini di tempat sepi tengah hutan begini. "Tunggu di sini, kita cari tumpangan", kata Felicia memandang ke ujung jalan yang gelap. Hanya terang bulan dan cahaya lampu dari mobil yang menyinari sekitar. Dan dari ujung jalan terlihat ada sinar, ada mobil yang menuju ke sini, Felicia pun maju berdiri di tengah jalan untuk menghadang mobil itu.

"Wah, mogok ya?" tanya seseorang yang menggunakan topeng dalam mobil tersebut ketika dihentikan Felicia. Tak sempat bertindak, tiba-tiba dengan secepat kilat, beberapa orang bertopeng turun dari mobil itu dan menyergap tiga polwan tersebut. Mungkin ada sekitar tujuh pria bertopeng yang langsung melumpuhkan tiga polwan tersebut. Para polwan itu tak bisa melawan karena kalah jumlah. "Ayo ikut!" pria bertopeng itu langsung menyeret tiga polwan tersebut masuk ke dalam hutan. Aku dan Tono tidak bisa berbuat apa-apa, kejadiannya sungguh cepat, kami tak mungkin melawan, karena mereka membawa senjata tajam. Kami semua digiring masuk hutan, apa selanjutnya yang akan terjadi? Aku takut kawanan penjahat ini akan membunuh kami semua.

Sampailah kami di tanah yang sedikit lapang, ku hitung jumlah mereka... satu... dua... tiga... semua ada tujuh orang. Pria misterius bercadar itu sepertinya sangat brutal, mereka mengacungkan senjata mereka di hadapan kami. Aku, Tono, dan tiga polwan itu tak bisa berkutik, kami disuruh berlutut dengan tangan di kepala. Salah satu pria tersebut kemudian mendekati kami, kemudian menarik satu polwan ke depan. Empat pria lain menjaga kami agar tidak berontak, sedangkan tiga lainnya seperti akan melakukan terhadap polwan itu. "Cantik juga ya polwan ini..." ejek pria tadi yang menariknya, kemudian berdiri di depannya dan mengangkat dagu polwan tersebut. "Hmm, Eka..." pria itu membaca nama yang tertera di seragam polwan tersebut.

Dari barisan kami tampak Felicia berusaha melawan, tapi ia ditendang dari belakang oleh pria yang mengawasi kami, hingga ia tersungkur dan kesakitan. Sedangkan di depan kami, hanya bisa melihat aksi pria bercadar mengerjai polwan yang disebut bernama Eka tersebut. Aku lihat dengan jelas, walaupun penerangan hanya menggunakan senter dan mengharapkan sinar rembulan, pria bercadar yang menarik Eka tersebut memeluk Eka dan melumat bibirnya. Sedangkan dua lainnya hanya tertawa terbahak-bahak, dan empat lainnya masih mengawasai kami dari jarak yang sangat dekat. Felicia masih kesakitan akibat tendangan tadi, tapi dia sudah kembali ke posisi awal, berlutut dengan tangan di atas kepala.

Aku juga tidak ada niat untuk menolong para polwan tersebut, karena aku juga sudah terlanjur kesal dengan perlakuan mereka. Bahkan aku berharap para pria tak dikenal itu melakukan aksi yang lebih lanjut. Ternyata yang ku mau menjadi nyata, pria bercadar yang tadi melumat bibir polwan yang bernama Eka itu mendorong tubuh Eka hingga jatuh. "Beraninya menolak ciumanku?!" pria tersebut terlihat marah sekali. Eka lalu ditendang bagian perut hingga termuntah-muntah, kami hanya bisa diam, Felicia sepertinya agak geram melihat adegan ini. Polwan bernama Felicia kemudian kembali bangkit dan menantang mereka, "Kalau berani, ayo satu lawan satu!" ajak Felicia. "Hahaha, yang benar saja? Satu lawan satu?" para pria tersebut tertawa terbahak-bahak. "Apa kalian menangkap kami, para penjahat, juga ada pakai peraturan satu lawan satu? Kalian juga gerombolan, bahkan membawa senjata api..." kata pria bercadar yang tadi menendang Eka. Mereka juga sepertinya memiliki dendam yang besar terhadap polwan ini.

"Akh!...." teriakan Felicia yang ditendang dari belakang hingga terseret ke arah Eka. "Bagusnya dibunuh atau bagaimana?" tanya pria tadi pada kawan-kawannya. "Jangan dulu, sayang sekali kalau tidak dicicipi..." jawab temannya yang lain. "Hmm... Betul juga, kecantikan mereka seharusnya berguna..." Para pria yang menjaga kami mendekat ke arah kami dan menodongkan senjata mereka ke leher kami. Aku, Tono dan satu polwan lagi yang tidak tahu bakal diapakan oleh mereka. Kemudian pria yang menendang Eka mendekati Eka dan Felicia, "Turuti permintaan kami, atau mereka MATI!!!" ancam pria tersebut. Nampak Felicia hanya bisa melotot kesal ke arah pria tersebut. Pria tersebut kemudian membuka resleting celana jeans nya, dan penis besar yang sudah mengeras pun tersembul keluar. "Ayo, kulum!" perintah pria itu. Karena Felicia mengkhawatirkan keselamatan kami, ia pun terpaksa mengulum penis pria itu. Pria itu menjambak rambutnya agar Felicia lebih agresif, karena tadinya Felicia sedikit takut untuk menyentuhkan bibirnya ke penis pria tersebut. Sama halnya dengan Eka, dia juga dipaksa untuk mengulum penis pria bercadar lainnya. Felicia dan Eka tidak bisa melawan, karena nyawa kami kini tergantung dengan mereka.

Melihat dua polwan tersebut memberikan pelayanan begitu kepada dua pria bercadar itu, membuat penisku mengeras. Nafsu ku naik hingga tak tertahan, ingin sekali aku mengocok penisku sambil melihat adegan ini. Sungguh malang nasib mereka, rambut mereka yang hanya sebatas bahu dijambak untuk mengatur irama. Sedangkan polwan satunya yang berlutut di dekat kami terlihat menangis, dia tak sanggup melihat yang sedang terjadi. Hmm, cantik juga, yang satu ini nganggur, andai saja dia men-service ku, hahaha, harapku dalam hati. Ku pandangi seragamnya yang ketat, susunya terlihat agak besar, dan namanya Olivia tertera di seragam, terlihat jelas akibat lekukan dadanya yang membusung ke depan. Ku pandangi teman sebelahku ini, Tono, ia terlihat menikmati adegan tersebut, ia menonton tanpa mengedipkan mata, bahkan sesekali ia seperti menelan ludah.

Dua pria tersebut terus menggenjot mulut dua polwan itu, dua lainnya di dekat menunggu giliran, sedangkan tiga lainnya sedang mengawasi kami. Setengah jam ada penis mereka dikocok dengan mulut polwan itu dan akhirnya mereka menyemburkan sperma juga. "Ayo ditelan!" perintah salah satu pria yang dikulum penisnya itu. Awalnya Felicia mencobq memuntahkannya, namun pria yang dikulum penisnya itu menampar pipi Felicia dengan kuat 'Plak!' "Mau lihat temanmu mati?" ancam pria tersebut. Sehingg Eka dan Felicia sangat dengan terpaksa menelan semua sperma yang disemprotkan ke dalam mulut mereka. Setelah itu selesai, dua pria itu pun berpindah, mereka memberikan tempat untuk dua pria lain yang sudah dari tadi menunggu giliran. Dua pria itu berdiri di depan Eka dan Felicia. "Kami belum mau dikulum, tapi mau mengenyot..." kata salah satu pria tersebut. Felicia dan Eka sangat kaget mendengar permintaan pria tersebut.

Mendengar itu, Olivia yang berlutut dekat kami pun bersuara, "Jangan... Tolong lepaskan mereka..." Tapi bukan mendengar permohonan Olivia, salah satu pria yang mengawasi kami pun langsung menjambak rambut Olivia, "Lu mau ikutan mereka?!" kata pria tersebut. Olivia pun menangis dengan kencang. "Jangan... Biar saya saja..." kata Felicia yang dengan perlahan membuka kancing bajunya. "Loh, polwan yang satu ini mau lihat temannya mati?" tanya satu pria melihat ke arah Eka yang sedari tadi hanya terdiam saja. Takut dengan ancaman pria tersebut, Eka pun mengikuti apa yang dilakukan Felicia. Kedua polwan tersebut pun membuka seragam mereka, ku lihat bra warna putih mereka menutupi buah dada mereka yang bulat sempurna, tidak besar juga tidak kecil. "Ah, lama!" pria satu terlihat komplain, sehingga Felicia dan Eka pun terpaksa mempercepat membuka bra mereka. Penisku sedari tadi sudah ngaceng bukan main, apalagi melihat susu yang mengacung ke depan, bulat sempurna, baru kali ini aku melihat tubuh indah polwan. Dua pria yang tadi di depan Felicia dan Eka langsung dengan bringas melumat buah dada yang indah itu. Mereka seperti kesetanan, mengenyot buah dada itu, memeras, menampar, menggigit dan memainkannya. Puting yang kecil dan merah mudah dua polwan tersebut dipilin-pilin dengan jari, bahkan sesekali ditarik-tarik. Felicia dan Eka sepertinya menangis, mata mereka terlihat berbinar, mereka pasti malu diperlakukan seperti itu.

Olivia tak mampu melihatnya, dari tadi dia hanya memalingkan wajahnya, sedang Tono sedari tadi tidak mau melewatkan adegan ini. Aku sebenarnya iri sekali tidak bisa menikmati tubuh polwan tersebut. Setelah bosan menikmati payudara segar milik polwan, kedua pria itu meminta dua polwan itu mengulum penis mereka. Sedangkan dua pria yang tadi dikulum penisnya mendekati kami, "Tunggu di sana saja biar dapat giliran..." mereka meminta tiga pria yang mengawasi kami mendekat ke Felicia dan Eka untuk antri menunggu giliran. "Ga sabar ne bos, pengen disepong polwan juga ne..." kata salah satu pria yang menuju ke arah Felicia dan Eka, ia terlihat senyum kegirangan.

Felicia dan Eka kembali sibuk dengan mengulangi tugasnya tadi, mereka harus mengulum penis kedua pria bercadar itu. Tiga lainnya sudah tak sabar menunggu giliran, antrian belum sampai saja tiga-tiganya sudah membuka resleting celana jeans mereka dan mengeluarkan penis mereka yang sudah ngaceng.
Seperti halnya tadi, Felicia dan Eka kembali disuruh untuk menelan habis sperma yang telah mereka semprotkan ke dalam mulut Felicia dan Eka. Tiga pria yang tadi antri terlihat berebutan, karena cuma dua polwan saja yang sedang bertugas, terpaksa satu pria harus mengalah. Dua pria kembali meminta Felicia dan Eka mengulum penis mereka. Satu pria yang tadi mengalah hanya bisa memainkan penisnya sendiri, "Ga apa-apa, nanti saya minta diservice dua polwan sekaligus deh..." katanya yang terlihat malu karena kalah dari perebutan. Kembali lagi Felicia dan Eka harus menelan habis sperma dua pria selanjutnya tadi. Mereka terlihat mau muntah, masing-masing telah menelan sperma dari tiga orang pria. Akhirnya pria yang tadi kalah dari perebutan pun maju, ia nampak sangat senang, walaupun giliran terakhir, namun ia lebih spesial karena bisa dilayani dua polwan sekaligus.

"Kalian pasti sudah eneg ya minum sperma?" ejek pria tersebut. "Kalau kalian tidak mau minum sperma lagi... Menarilah untukku..." minta pria tersebut. Dua polwan itu tidak mungkin menolak, apapun yang diperintahkan para pria tak dikenal ini haruslah dituruti. Dua polwan tersebutpun terpaksa menari, tanpa pakaian penutup atas, sehingga buah dada mereka yang bulat terlihat jelas. "Celana nya di lepas dong, gue mau lihat memek kalian..." kata pria tersebut. Kedua polwan itu belum menurutinya, mereka masih menari dengan mengenakan celana abu-abu gelap mereka yang sedikit ketat. Merasa tak didengar, pria tersebut melepas ikat pinggangnya, 'Plak' 'Plak' dibesutnya ikat pinggang terssebut ke arah mereka. Dengan mata berlinang air mata, mereka pelan-pelan menurunkan celana mereka. Waw, tak sabar aku pun ingin sekali melihat kemaluan milik polwan. Tono pun masih tidak berkedip dengan apa yang ia tonton, sifat hypersexnya memang sudah lama di-idapnya.

Setelah melorotkan celana mereka, celana dalam berwarna pink mereka pun pelan-pelan ditarik turun. "Sungguh indah..." kata pria tersebut melihat kemaluan dua polwan yang segar itu. Vagina mereka tanpa bulu, mungkin selalu dicukur mereka agar terlihat lebih bersih. "Sini, hisap kontolku!" perintah pria itu. Dua polwan yang sudah telanjang bulat itu pun maju dan berlutut di depan pria itu. "Ga usah rebutan, sini gue mau netek juga..." kata pria tersebut. Felicia kemudian bangkit dan menyodorkan buah dadanya kepada pria itu, sedangkan Eka bertugas mengulum penis pria tersebut. Payudara Felicia terus dikenyot dengan kasar, hampir setengah jam pria itu dilayani dua gadis, ia pun merasa bosan, "aku mau ngentot..." katanya. Mendengar kata itu, dua polwan tersebut kaget. Mereka sepertinya tidak terima dan mengambil sebuah tindakan. Pria tadi ditangkap Felicia dan Eka, "Lepaskan kami, atau pria ini mati!" ancam Felicia yang tadi dengan cekatan menangkap pria di depannya. Suasana menjadi hening seketika. Namun suara tertawa pun memecahkan keheningan, "Hahaha, kalian pegang satu nyawa, sedangkan kami pegang tiga nyawa..." kata salah satu pria yang mengawasi kami. "Mau mereka mati?" tanya pria tersebut.

Aku sedikit iba melihat semua ini, aku pun coba untuk menengahi, "Biar saya jadi sandera saja, tapi lepaskan mereka..." pintaku. "Wah, mau jadi pahlawan di malam buta begini?" kata pria tadi yang kemudian mendekatiku. Ia terlihat marah sekali, dan langsung mendekatkan belatinya di leherku. "Buka celanamu!" teriak pria itu. Spontan saja aku kaget dan ingin melawan, tapi tubuhku didorong hingga tersungkur. "Biar saja semuanya mati..." kata pria itu. Terpaksa aku pun membuka celanaku hingga celana dalamku. "Dengar, kalau kalian tidak mau mendengar perintah kami, maka peler orang ini akan saya potong!" ancamnya sambil mengarahkan belatinya ke penisku yang sudah mengeras sedari tadi. Jantungku berdetak dengan kencang, hampir pingsan aku dibuatnya ketika mendengar penisku akan dipotong. Dua polwan yang melawan tadi pun terdiam, pria-pria lain mendekati mereka dan memukuli mereka. Dua polwan tersebut ditampar dan ditendang oleh beberapa pria. Sedangkan pria tadi yang sempat ditangkap oleh dua polwan itu terlihat sangat marah. "Aku tak akan mengasihani kalian lagi!" katanya. Kemudian ia bangkit dan menuju ke arah kami, ia mendekati polwan yang berlutut bersama kami. Polwan yang bernama Olivia tersebut kemudian dijambak rambutnya dan ditarik kemudian dilemparkan ke arahku, hingga wajah sang polwan tersebut tepat mengenai penisku. "Hisap!" perintah pria tersebut. Waw, kejutan yang indah kataku dalam hati.

Aku diposisikan keadaan yang sangat sulit, satu sisi aku sudah sangat nafsu, di sisi lain aku kasihan melihat kemalangan yang menimpa para polwan tersebut. Aku coba menghalangi, "Jangan..." kataku. Lalu pria tadi yang mengancam akan memotong penisku kembali mengancam lagi, "Peler lu mau gue potong ya?!" Aku pun hanya yerdiam ketakutan. Olivia kemudian dengan berderai air mata mencoba mengulum penisku. Tono terlihat tak terima, ia berteriak "Hentikan semua ini!" Aku yakin Tono berpura-pura melawan karena ia iri dengan apa yang ku alami. Besar dugaanku adalah bahwa Toni juga ingin diperlakukan seperti ini. "Dasar kerempeng!" pria lain mendorong Tono hingga jatuh. Pria itu mendekatkan belati ke arah Tono, "Lu mau coba jadi pahlawan juga??" tanya pria itu. Tono pun kemudian terdiam. Di arah lain, ku lihat Eka dan Felicia sudah dikerumuni lima pria bercadar, mereka bergantian menggauli dua polwan itu.

Dua pria lain masih mengawasi aku, Tono dan Olivia. Dari tadi penisku dikulum oleh Olivia, badannya terlihat gemetar sekali, kulumannya pun tidak begitu erat, ia mungkin belum pernah melakukan ini. "Hey lu! Bantu polwan itu buka seragam!" perintah pria yang mengawasi kami kepada Tono agar Tono membuka seragam Olivia. Tono tetap terdiam tak mau bergerak, ja'im banget, padahal dia sangat terobsesi dengan adegan seperti ini. "Oi, mau mati lu?!" ancam pria itu menunjukkan belatinya. Tono pun kemudian menuju arah kami. Olivia menghentikan kulumannya karena sudah ketakutan akan dibugili. Melihat begitu, dua pria yang mengawasi kami terlihat marah, "Dasar tak berguna!" Mereka berdua kemudian menangkap Olivia, tangan dan kaminya ditangkap mereka, "Hei kalian, cepat buka dan kenyot susunya!" perintah dua pria itu kepada aku dan Tono. Dengan perasaan serba tidak enak, aku dan Tono pun membuka seragamnya Olivia, kancing bajunya satu persatu kulepas, sedangkan Tono melepas celana panjang berwarna abu-abu gelap polwan itu. Bra putih sudah terlihat, aku sudah tak sabar ingin melihat payudara polwan ini, bagian bawah kulihat Tono juga sudah berhasil melepas celana Olivia hingga terlihat celana dalam berwarna merah muda yang penuh dengan gambar bunga. "Cepat! Atau polwan ini kami bunuh!" ancam dua pria itu. Aku langsung gelagapan karena kaget mendengar suara dengan nada keras pria tersebut. Bra Olivia ku angkat ke atas hingga terlihat bukit kembarnya yang semakin merangsang saya.

Kini tubuh Olivia sudah bugil tanpa balutan sehelai benang pun. Dia berusaha berontak untuk melawan. Aku tersejenak karena sedikit tidak tega melihat Olivia yang tak berkutik dipegangi dua pria bercadar. Berbeda dengan Tono, kulihat dia sudah menciumi selangkangan Olivia, sekitar vaginanya sangat bersih tanpa bulu. Tapi bagaimana aku bisa mengenyot susunya, toh dua pria bercadar yang memegangi Olivia berebutan menjamah dan memeras susu Olivia yang bulat indah itu. Satu pria bercadar itu menjambak rambut Olivia dan menyuruh aku mendekatkan penisku ke arah Olivia. "Kalau lu uda nyaman, lu ga bakal belain mereka, liat kawan lu tuh!..." kata pria itu. Olivia pun kemudian mengulum penisku, sungguh sedap sekali. Olivia sudah tak berkutik, susunya kemudian dikenyot dua pria bercadar, sedangkan vaginanya terus dijilati oleh Tono.

Penisku terus dikulum Olivia yang memerah mukanya, ia hanya menutup matanya walaupun terus menangis. Sedangkan dua temannya, Felicia dan Eka, sibuk melayani lima pria bercadar lainnya yang memperkosa mereka secara bergiliran. Dari arah sana kudengar suara memohon ampun, Eka dan Felicia mungkin tak sanggup melayani lima orang pria yang kesetanan itu.

Setelah selesai menyetubuhi Eka dan Felicia, lima pria itu tidak terlihat lelah sama sekali, malah mendekat ke arah kami dan minta jatah Olivia. Aku dan Tono pun disuruh minggir, karena takut disakiti, aku dan Tono pun menyingkir. "Tuh, dua mainan sono, nikmati saja sebelum kalian kami bunuh!" kata salah seorang pria yang mendekati kami, dia memerintahkan kami menyetubuhi Felicia dan Eka. Kupandangi ke arah sana, Eka dan Felicia sudah tidak bergerak, mereka sudah pingsan, dengan kaki yang masih mengangkang terlihat jelas vagina mereka yang belepotan cairan sperma. Aku tidak tega melihat begitu, namun Tono menarik tanganku untuk mendekati dua polwan itu.

Tono terlihat sangat nafsu sekali, ia langsung membuka semua pakaiannya dan langsung memasukkan penisnya ke dalam lubang vagina Eka. "Tuh si Felicia nganggur", katanya. Bodoh amat pikirku, toh polwan ini sudah tidak sadarkan diri, aku pun kemudian meremas-remas susu Felicia yang menggemaskan. Wajahnya yang cantik sangat menarik perhatianku, ingin sekali kuciumi wajahnya, tapi aku sedikit geli dengan sperma yang menempel di sekitar bibirnya, jadi ku urungkan niatku itu. Akhirnya setelah puas meremas susu Felicia, aku pun mencoba memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Penisku yang dari tadi mengeras dengan kondisi resleting yang terbuka, sudah tak sabar mencari labuhannya. Aku dan Tono pun menggenjot dua polwan yang sudah pingsan tersebut.

Sambil menggenjot Felicia yang tidak sadarkan diri, aku mendengar rintihan minta ampun di kumpulan sana, kumpulan tujuh pria melawan satu gadis perempuan. Olivia kelihatan terus disiksa, tujuh pria tersebut bergiliran menikmati setiap lubangnya, dari mulut, vagina, hingga lubang anusnya dimanfaatkan. "Saakkiiiii...ttt...tt....." rintihan terus terdengar, rambutnya dijambak, pipinya ditampar, puting susu nya digigit, sungguh malang sekali nasibnya, malah lebih malang dari nasib kedua temannya ini. Hampir satu jam aku menyetubuhi tubuh Felicia yang pingsan, dan aku pun menyemprotkan sperma hangatku di dalam vagina Felicia, sungguh nikmat sekali, sampai aku tak mau mencabut penisku, dan aku hanya beristirahat memeluk Felicia. Aku lihat Tono pun sudah mencapai titik klimaknya, setelah menyembutkan spermanya, Tono pun mencabut penisnya, tapi ia tidak terlihat lelah. "Man, minggir dong..." pinta Tono, sepertinya dia ingin menikmati Felicia juga. Gila, pikirku, Tono memang memiliki nafsu yang melebihi manusia normal, walau sudah ber-ejakulasi berkali-kali, ia masih tak mau melepaskan kesempatan seperti ini. Demi kepuasan teman, aku pun mengalah, aku menepi untuk beristirahat sejenak. Ku lihat tujuh pria bercadar juga masih bersemangat mengerjai Olivia, bahkan pria-pria itu berkata akan berpesta dengan tiga polwan ini hingga pagi hari.

"Man... Bangun man..." aku terlelap dan Tono membangunkanku, kulihat ke langit sudah terang. Aku tidak tahu semalam para penjahat bercadar memperkosa Felicia, Eka dan Olivia hingga berapa ronde, yang jelas aku melihat arloji ku sudah menunjukkan pukul 06:12. Muka Tono sedikit memar, sepertinya ia dipukuli para penjahat itu. Aku lihat Eka sibuk memakaikan pakaian pada Olivia yang pingsan. "Polwan yang satu lagi mana?" tanyaku pada Tono. "Dia ke mobil cari bantuan..." kata Tono yang megangi pipinya yang lebam. "Woi! Bantu kita!" teriak Eka. Aku dan Tono pun kemudian membantu Eka memapah Olivia agar keluar dari hutan ini. Sampai di depan, aku lihat sudah ada mobil patroli yang lain di tepi jalan. Beberapa polisi pria langsung mendekati kami dan mengendong Olivia.

Kami pun masuk ke dalam mobil patroli dan segera dibawa ke kantor polisi. Namun sebelum ke kantor polisi, kami dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk diperiksa. Aku dan Tono tidak mengalami luka yang serius, cuma luka memar di pipi Tono yang diberi sedikit obat semacam salep. Sedangkan para polwan mengalami luka serius, vagina mereka sobek karena diobok-obok paksa oleh para penjahat itu. Olivia pun terpaksa harus rawat inap karena dia masih pingsan. Aku dan Tono beserta polwan lain pun dibawa ke kantor polisi setelah dirawat beberapa jam. Kami disuruh membuat laporan dan menjadi saksi atas kejadian tersebut. Aku tidak tahu apa yang terjadi setelah aku tertidur, namun Tono menjelaskan bahwa dia dipukuli para penjahat itu saat ia memohon agar tidak membunuh kami semua.

Namun hingga sekarang ke tujuh pria bercadar tersebut belum diketahui identitasnya. Polisi yakin bahwa mereka adalah residivis yang memiliki dendam dengan para polwan itu. Karena tidak ada bukti yang lebih akurat, polisi tidak meneruskan penyelidikan. Selain penjahat itu bercadar, mereka pun menggunakan sarung tangan, tidak ada sisa jejak mereka kecuali sperma-sperma kering yang melekat di tubuh para polwan.
 
 

Foto Hot Artis JAV, Tsubasa Amami

Tips Phone Seks, Fantasi Seksual Melalui Telepon

$
0
0
Phone Seks, Fantasi Seksual Melalui Telepon
Phone Seks atau berfantasi seksual lewat telepon memang sudah bukan hal yang asing di era teknologi seperti sekarang. Phone seks juga sangat membantu terutama untuk mereka (pasangan sudah menikah) yang ingin mengatasi dorongan hasrat seksualnya, namun terhalang oleh jarak.

Secara sederhana Phone seks adalah jenis seks virtual yang mengacu pada percakapan seksual eksplisit antara dua orang atau lebih melalui telepon. Jarak tampaknya menjadi alasan utama kenapa banyak pasangan melakukannya. Phone seks tidak bisa dilakukan dengan terburu-buru. Sama seperti bercinta, Anda dan pasangan membutuhkan foreplay untuk meningkatkan gairah seks. Anda juga perlu bersabar dan mengatur suasana hati sebelum melakukan phone sex.

Ingat, jangan katakan pada pasangan, jika Anda hendak melakukan phone seks. Pertama, mulai dengan suara berbisik yang terdengar seksi. Jika pasangan Anda bertanya kenapa. Katakan bahwa Anda tidak ingin pembicaraan kalian didengar orang lain. Kedua, pastikan tidak ada gangguan yang datang. Setidaknya selama satu jam ke depan.

Ini adalah tahapan terakhir yang harus Anda lalui. Suasana hati memainkan peran penting terhadap keberhasilan phone sex. Kehilangan mood bisa membuat apa yang sudah Anda mulai sia-sia begitu saja.

Sedikit tips bagi anda yang ingin mencoba melakukan phone seks bersama istri/suami anda:
  • Matikan lampu. Semakin gelap ruangan, semakin Anda fokus pada apa yang Anda dengar tanpa terganggu.
  • Membatalkan panggilan tunggu. Batalkan semua panggilan tunggu sebelum Anda menghubungi kekasih Anda. Jika tidak, itu bisa membunuh mood Anda.
  • Menutup mata. Kunci pintu kamar dan mengisolasi diri sejenak dari dunia luar. Pusatkan seluruh perhatian Anda pada kata-kata yang Anda dengar.
  • Jangan memutar musik apapun. Musik bisa menjadi sangat mengganggu dan menjengkelkan. Akibatnya, Anda sulit mendengar apa yang dikatakan pasangan Anda.
  • Berbicara dengan lembut. Gunakan nada normal pada panggilan awal, dan kemudian mulai beralih menggunakan bisikan serak saat berbicara dengannya.
  • Bicaralah perlahan. Jangan terburu-buru untuk menuntaskan apa yang sedang Anda bicarakan. Lakukan dengan perlahan dan santai. Dengan demikian, Anda dan pasangan dapat merasakan klimaks yang menyenangkan.
Phone seks sering dijadikan sarana untuk berhubungan seks bagi pasangan yang sedang berjauhan, namun demikian bukan hanya lewat telepon upaya-upaya untuk menyalurkan hasrat seks ketika sedang sendiri, ada banyak cara lain.


sumber

Cerita Dewasa Kisah Si Tukang Ledeng dan Sepotong Pipa

$
0
0

Cerita Dewasa: Kisah Si Tukang Ledeng dan Sepotong Pipa



Cerita XXX DewasaTerbaru : Kisah Si Tukang Ledeng dan Sepotong Pipa - “Napi” begitulah sebagian temenku memberi nama julukan karena potongan rambutku yg sering plontos telor ceplok seperti Narapidana sewaktu jaman aku SMA, aku berasal dari Bangkalan Madura kelahiran 84 dan temenku yang dijuluki “Ubur-ubur”(Almarhum) oleh sebagian temennya tapi aku sendiri gak tahu kenapa dia dijuluki itu, temen dari desa sebelah kelahiran 79, aku kuliah di salah satu PT dimadura semester 5 pada tahun 2004 dimana kisah ini berlangsung sebelum Ubur-ubur meninggal tahun 2006 akibat Drugs, sedangkan Ubur-ubur kuliah di PTS Malang yg kampusnya deket dengan kos-kosan dijalan “Tripple S” aku yakin pembaca yang pernah kuliah di Malang pernah denger nama itu, Kos-Kosan Putra-Putri yg terkenal Bebas dan sepengetahuanku gak ada cowok ato cewek alim yang kos disana dan juga karena sering main-main kesanalah aku tahu yang namanya pergaulan bebas, yahhh Ubur-ubur Masih ngekos disitu sampai saat itu dan gak lulus-lulus karena akibat pergaulannya itu.
Pagi itu aku diajak Ubur-ubur untuk menemani dia memperbaiki pompa air dirumah seorang preman kelas kakap yang mempunyai banyak wilayah kekuasaan di daerah Surabaya, juga punya bisnis-bisnis hiburan malam, bisnis besi tua , dan kemungkinan juga bisnis-bisnis illegal lainnya. Bang “Komet”(Alias) nama yg hampir seluruh preman-preman wilayah madura-surabaya tahu, preman sekelas Hercules ato John Kei kalo di Jakarta. Bokapnya Ubur-ubur adalah seorang tukang ledeng yg terkenal hampir satu kota karena dia pernah ikut proyek pemipaan PDAM di kota kami dan juga karena masih jarangnya tukang ledeng di daerah kami. Sering kali kalo Ubur-ubur lagi ada di Madura dia disuruh memperbaiki mesin pompa air ato pemasangan pipa dll, yahh sebenernya sih bahasa kasarnya ngasih uang rokok secara gak langsung ke kita yang memang masih belum kerja dan kebetulan Ubur-ubur udah tahu banyak tentang kerjaan bokapnya itu.

Sekitar Jam 7 pagi kita berangkat kerumahnya bang Komet pake motor bututku Suzuki Smash 2003 karena motornya Ubur-ubur udah dijual sama bokapnya buat biaya Ubur-ubur yang Masuk panti rehab Drugs beberapa bulan kemaren, ini juga bukan pertama kali aku menemani Ubur-ubur nguli, sebenarnya sih aku kurang paham tantang kerjaan seperti ini tapi apa boleh buat yang penting ada uang rokok dan Ubur-ubur butuh transport jalan deh. Kita berdua gak tahu persis dimana rumah bang komet tapi sesuai dengan tebakanku ternyata gak sulit nyari rumahnya orang yg banyak dikenal orang. Sekitar jam 8 kita nyampe rumah bang komet, yahhh lumayan jauh sih karena harus melewati satu kecamatan dari rumah Ubur-ubur.

“Ting tong ting tong” begitulah bunyi bel yang kita pencet di depan rumah berlantai dua yang terlihat mewah dan angkuh memandang remeh rumah-rumah desa disekitarnya itu, kemudian keluarlah sesosok gadis berkulit putih mulus sekitar umur 20 tahun yang tingginya sktr 165cm karena tinggiku sekitar segitu juga dengan payudara bulat padat berisi ideal dengan body nya yang sexy mungkin saya contohkan seperti body dan toked si koki sexy Farah Quinn mengenakan hot pants jeans dengan kaos ketat berwarna biru muda dari rumah itu yang aku pikir anaknya bang komet,
“Abang ini yang mau memperbaiki mesin pompa air yaa ?” ujarnya dari pintu rumah dengan logat sundanya yg Masih kelihatan, “loh kok berlogat sunda ya ?” gumamku dalam hati.
“Iya, Mbak” balas kita,
“Sudah Langsung Masuk aja pintu pagarnya gak dikunci kok” ujarnya,
Sambil membuka pintu pagar aku berbisik-bisik menghadap kebawah “Bur, kok dia ngomong pake logat sunda yaa ?”
“kali aja pembokat ato simpenannya, ahhh bodoh amatlah” balas Ubur-ubur pelan,
“ya sudahlah yg penting bisa cuci mata hahaha” ucapku lirih, yah emang aku ggak bakalan berani macam-macam dirumah ini, bisa-bisa cuman tinggal nama doang pikirku.
“Mbak, Pompa airnya ada dimana yaa ??” ucap Ubur-ubur,
“Mari bang langsung saya antar ke halaman belakang rumah” balasnya,
Kita iring-iringan mengikutinya dari belakang sesekali Ubur-ubur mengerlingkan matanya kepadaku sambil berkata “Mantap” dengan pelan melihat sajian hamparan paha putih mulus dengan lenggak lenggok pantat yang begitu bulat, “ohhh mantap nih cewek, berani bayar 1 juta deh untuk short time kalo ada kayak ginian diluar sono” gumamku dalam hati yang rada ngaco kayak orang sinting, jangankan 1 juta ini juga mau beli rokok aja gak punya duit hehehe.
“itu bang pompa airnya, dari kemaren air kran di dapur dan shower kamar mandi gak keluar, ya sudah bang saya tinggal buat air minum dulu yaa” ucapnya.
Oh iya gan ane lupa jelasin di daerah kita banyak yang pake sumur bor termasuk punya bang komet ini.
Sambil berjalan menjauh dari kita, mata kita pun ikut mengiringi kepergiannya “ohhh benar pantat yg nikmat untuk di doggy style” gumamku dalam hati.
“Udah bur g usah terus2an bengong ntar kerjaan kita gak kelar-kelar” ucapku,
“hahaha, OK” jawabnya.
Setelah Ubur-ubur mencoba menghidupkan mesin pompa airnya ternyata “creeett creettt sreeett” bunyi air yang keluar dari sambungan pipa yg menuju kebawah tanah,
“Oalah ini bukan mesinnya yang rusak, ini cuman sambungan pipanya aja yg bocor” ucap Ubur-ubur,
“ya sudah Pi matikan mesinnya dulu terus Bantu aku melepaskan pipanya dulu, kita lem ulang aja” ” ucap Ubur-ubur kepadaku
“Ok, deh” jawabku, kitapun siap beraksi melepaskan sambungan pipa dan sekaligus mengelem ulang dan juga menambah lem campur semen dibagian luar sambungannya.
Alat-alat seperti Lem, semen sekitar ½ kilo dan kunci-kunci lainnya slalu ada dalam tas menemani kita kemanapun kita pergi.
Setelah pekerjaan selesai kita sambil mengebulkan asap rokok dihalaman belakang sambil menunggu semen dan lemnya kering tiba-tiba si empunya rumah yg cantik itu datang lagi membawa dua gelas minuman sirup orange yg dingin,
“nahhh, mari bang diminum dulu sepertinya Abang ini udah haus dari tadi” ucapnya dengan senyuman bibir tipis syaiton yg terkutuk yg slalu menggoda umat manusia untuk berbuat mesum hahaha,
“Mbak, itu bukan mesin pompanya yg rusak, itu cuman sambungan pipanya yg bocor yg mengakibatkan sedotan mesin dari atas jadi lemah” jelas Ubur-ubur
“Oh, jadi cuman itu doang,… udah kelar dibetulin ?” tanyanya
“Ohh iya sudah mbak tinggal nunggu lem kering aja, udah itu bisa langsung dipake” jawab Ubur-ubur
“Dari tadi aq clingak-clinguk noleh kanan kiri kok gak orang lain yaa,” gumamku dalam hati, maksud hati sih mau bicara langsung kerusakan sama biaya servisnya ke bang komet.
“Kalo boleh tahu pak komet kemana yaa kok nggak ada dari tadi?” Tanyaku
“oh iya saya lupa kasih tahu kalo Bang komet lagi ke Jakarta ada urusan Bisnis Besi Tua, mungkin seminggu lagi dia pulang” jawabnya, “loh kok bang bukannya panggil bapak ato ayah” gumamku dalam hati,
“Maaf Mbak, Kalo boleh tahu mbak ini anaknya ato adiknya pak komet yaa ???” tanyaku lagi
“Saya istri bang komet bang, kenapa ? apa lebih pantes jadi anaknya ? hehehe” jawabnya sambil tersenyum sedikit malu,
Ubur-ubur dan aku pun saling bertatap muka seakan-akan berkata “Brengsek, Beruntung sekali bang komet ini punya istri secantik dan semuda ini, kita-kita pun yang muda belum tentu dapat yang kayak beginian”, kadang-kadang juga aku berpikir ngapain aku susah-susah kuliah S1 kalo jadi preman aja bisa kaya dan punya istri secantik ini, Tapi yahh apalah daya gak mungkin juga orang yang tumbuh besar dirumahan memegang sebatang pensil seperti aku dibandingkan orang yang tumbuh besar dijalanan memegang sebilah clurit.
“Waduh, Maaf Mbak, Kita gak tahu kalo mbak istrinya pak komet,… Saya panggil mbak aja yaa ?, soalnya kelihatannya kurang pas kalo saya panggil ibu” ucapku dengan sedikit cengar-cengir.
“hahaha, gak papa bang, nyantai aja lagi,… panggil aja dina(Alias) bang, gak usah panggil ba bi bu lagi,… saya Masih cukup muda dan imut kok hahaha” jawab nya dengan tawa kecil yg terpancar dari wajahnya, seakan-akan sebuah tawa yang terpendam begitu lama.
“ahh nggak mbak saya gak berani panggil nama langsung, ntar kalo didengar orang-orang dikiranya saya mau kurang ajar sama istrinya pak komet” lanjutku,
“aalah bang kalo cuman itu aja sih gak papa, kalo colak-colek tubuh saya, baaru itu namanya kurang ajar… hahaha… ” balasnya dengan tawa yg semakin lepas dari bibir tipis yg pasti enak buat mengulum kontie.
“Lagian gak ada siapa-siapa disini kok… kalo bang komet lagi ada dirumah siang malem selalu banyak tamu pulang pergi… tapi kalo bang komet sedang gak dirumah yaa beginilah bang, sepi, bosan” lanjutnya dengan mimik wajah yang kontras dengan tawa yang lepas sebelumnya seakan-akan menahan rasa kesepian dalam-dalam di lubuk hatinya.
“Mbak, cantik banget deh” ucap Ubur-ubur memotong pembicaraan,
“Ohhh shitttt, mulai deh tanduk setannya Ubur-ubur muncul kepalanya” gumamku dalam hati, entahlah aku gak tahu maksud ubur-ubur berbicara begitu, mungkin saja dia mencoba menghibur ato bisa saja coba-coba menggodanya, tapi yang pasti cowok seperti ubur-ubur yang sudah malang melintang kurang lebih 8 tahun dengan para ayam-ayam kampus sampe tante-tante girang tidak mungkin tidak tahu gelagat kesepian yang ditunjukkan istri bang komet itu, aku cuman berharap ubur-ubur gak bertingkah aneh dirumah ini, akupun tak mau munafik kalo aku pun juga bernafsu melihat cewek sebening dan sesexy ini, tapi aku sendiri juga gak mau cuman gara-gara kenikmatan sesaat berbuah malapetaka.
“Ahh Abang, bisa aja” balasan singkat dengan sipuan malu yg terpancar dari matanya,
“Apalah arti kecantikan bang, kalo itu gak berguna” lanjutnya lagi dengan mimik wajah yang kontras menghilangkan sipuan malu dari wajahnya itu. Semakin jelaslah arah pembicaraan itu.
Skitar 30 menit berlalu dari waktu pengeleman, kita cek kayaknya lemnya sudah mongering, “Mesinnya sudah bisa dipake mbak, kalo mbak butuh air buat nyuci dll, monggo silahkan” ucap ubur-ubur mengalihkan tema pembicaraan kita,
“Mumpung Abang lagi disini, tolong sekalian dicek kran-kran sama pipa-pipa di seluruh kamar sama didapur, kali aja ada yang bocor lagi ato perlu dikencengin !” pintanya “Ohh yaa Abang, langsung aja Masuk pintu-pintu kamarnya gak ada yang dikunci kok” lanjutnya lagi seakan-akan tanpa sedikit rasa curiga terhadap orang yang baru dikenal dan perasaan takut ada benda-benda berharga yang hilang dirumahnya, tapi yahh then again siapa sih yang mau nyolong dirumah bang komet yang emang kenyataannya sebagian besar maling dan rampok didaerah itupun Masih tunduk sama bang komet.
Setelah percakapan itu dia membalikkan badannya dengan senyum tipis yang masih lengket dimulut kecilnya itu diiringi goncangan kecil payudara khas Farah Quinn itu, diapun melangkah dengan pelan dengan goyangan pantat yang sayang untuk tidak dilihat menuju ke dalam rumah.
Seusai memanjakan mata kita dengan pemandangan-pemandangan gratis itu kitapun beraksi melanjutkan pekerjaan kita untuk mengecek kran-kran ato pipa-pipa yang bermasalah, tapi setelah kita mengecek beberapa titik tempat tidak ada masalah yg serius, ubur-ubur cuman mengencangkan kran yang ada didapur saja meskipun itu tidak bocor, tinggal dua kamar dilantai atas aja yang belum kita cek. Tanpa perasaan curiga ataupun niat jahat kitapun masuk ke salah satu kamar dilantai atas akan tetapi setelah kita memasuki kamar itu terdengarlah siraman suara shower dari kamar mandi yang terletak didalam kamar itu, kitapun saling beradu pandangan melihat kejadian itu dan kitapun tahu siapa yang ada dalam kamar mandi itu karena cuman si dina isteri bang kometlah yang ada di rumah saat itu. Timbullah tanduk setan di kepala ubur-ubur untuk iseng mengintip istri bang komet yg sexy itu, aku juga gak mengerti kenapa pintu kamar mandi tidak ditutup sepenuhnya oleh si dina yang memancing mata ubur-ubur untuk bertamasya ria melihat pemandangan surga dunia itu. Aku coba menghentikan langkah pelan ubur-ubur waktu itu “Bur, Jangan” ucapku lirih, tapi dia mengisyaratkan aku untuk diam dengan tanda jari dimulutnya”bentar aja” katanya lirih, “oohh damn, aku gak bisa mencegah ubur-ubur berbuat iseng” gumamku dalam hati, akupun terdiam tidak ikut-ikutan melangkah supaya tidak menambah suara langkah kaki, jantungku mulai berdebar dengan cepat karena rasa takut sambil berharap kelakuan kita gak ketahuan sama si dina. Langkah-langkah kecil ubur-ubur telah mendekati celah pintu yang tidak tertutup rapat itu berharap bisa mengintip hamparan tubuh putih si dina di dalam kamar mandi itu dan kejadian sangat tidak aku harapun terjadi “Kalo jantan, Masuk aja gak usah ngintip-ngintip seperti itu” cetus dina, “Ohhh shittt, kita tertangkap basah” gumamku dalam hati, “Deg deg deg deg” bagaikan disambar petir di siang bolong jantungku berdebar begitu cepat mendengar perkataan seorang gadis sexy dibalik pintu kamar mandi itu, entahlah si dina tahu dari mana kalo ada orang yang coba mengintip, Apakan Bayangan? Suara kaki ? entahlah aku juga tidak tahu,
Apakah ini sebuah Ancaman ? ataukah ini sebuah ajakan dari seorang wanita kesepian ?, pertanyaan-pertanyaan yang muncul membuat debar jantung makin tidak karuan, aku yang masih berdiri di dalam kamar itu melihat ubur-ubur mundur selangkah demi selangkah mendengar perkataan dina tadi itu, bunyi shower pun berlanjut tanpa sepatah kata lanjutan dari si dina, ubur-ubur melangkah mendekati tempat tidur di kamar itu dan duduk sambil menghela nafas panjang, akupun melangkah mendekati ubur-ubur dan duduk disampingnya,
“Bur, lebih baik aku kehilangan uang satu juta buat booking wanita panggilan diluar sana dari pada aku mati konyol dirumah ini” ucapku berbisik dengan kaki yang masih gemetaran saat itu,
“Bur, kamu diam aja, aku yang akan berusaha ngomong baik-baik dan minta maaf, mungkin kita masih bisa keluar rumah ini dengan selamat” lanjutku dengan rasa gelisah yang begitu melandaku saat itu, Ubur-ubur pun diam tanpa sepatah kata hanya dengan anggukan kecil sambil menatap ke arah lantai seakan terpancar penyesalan dari dalam hatinya. Masih terasa begitu hangat dan segar dalam memoriku pembunuhan seorang istri dan selingkuhannya di atas ranjang oleh suaminnya yang masih dalam daerah wilayah kecamatanku tinggal, dan juga pembunuhan seorang pegawai administrasi tata usaha rektorat PT tempat aku kuliah, dia dibacok dipinggir jalan oleh sepupu dan adiknya suami dari perempuan yang dia selingkuhi, bayang-bayang kejadian itu bertambah kekacauan yang melanda jiwaku, mungkin aku sedikit memberikan informasi kepada pembaca yang dari luar madura, penduduk masyarakat madura tradisional tidaklah kejam dan bengis seperti kebanyakan orang duga kecuali para premannya, mereka adalah orang yang penuh ramah tamah tapi jangan salah urusan wanita/istri itu adalah nomer 1 diatas harta dll dan itu berlaku hampir pada semua lapisan masyarakat tradisional baik itu masyarakat biasa ataupun premannya. Mungkin kalau pembaca ingin tahu lebih lanjut bisa menbaca-baca Jurnal ato Karya Ilmiah tentang budaya Carok di Madura yang menyatakan penyebab utamanya adalah Wanita.
Tidak habis pikir aku yang selalu berpegang teguh pada prinsip tidak akan mengganggu wanita orang itu sekarang terjebak didalamnya, entahlah itu sebenarnya prinsip atau hanya ketakutanku yang berlebihan saja. Kitapun masih duduk terdiam di tepi tempat tidur menunggu si dina keluar dari kamar mandi, kemudian pelan-pelan suara kamar mandi terbuka keluarlah si dina telanjang bulat tanpa balutan apa-apa sambil mengusap-usap tubuh bahenolnya dengan handuk sambil memamerkan toked yang benar-benar fantastik, toked bulat putih yang mancung kedepan tidak terlalu besar menggelantung dengan puting kecil yang masih merah kecoklatan itu, toked indah yang melambangkan belum banyak orang yang menyipinya, dan sosok belahan meki yang tanpa bulu itu tertutup terbuka seiring langkah kaki dina. Yaaa kitapun gak mau munafik untuk tidak melihat hamparan pemenadangan itu, mata kitapun terperanjat oleh kemolekan tubuhya, tapi yang lebih membuat aku heran kenapa si dina tidak membalut tubuhnya dengan handuk ?
“apakah ini pertanda lampu hijau ?” gumamku dalam hati dengan rasa takut yng bercampur aduk, “Lampu hijau ataupun merah aku gak mau macam-macam dirumah ini, aku Cuma pengen pergi dari rumah ini baik-baik” lanjutku dalam hati, aku pun berdiri dengan pelan dari tempat tidur itu dengan niat minta maaf,
“Mbak, saya mohon maaf atas kelancangan kita terhadap mbak dina, tolong mbak jangan sampai pak komet tahu masalah ini, saya cuman pengen cari selamat aja mbak” ucapku sambil menundukkan wajahku ke bawah lantai,
“Kalian ini sama aja dengan para pemuda dan laki-laki di daerah sini, semuanya pengecut, beraninya cuman curi-curi pandang dari kejauhan saja, padahal kalian semua pada pengen menyetubuhi aku kan? aku tahu dari tatapan-tatapan nakal kalian” ujarnya sedikit kesal, tanpa membuat merubah posisi kita, ubur-uburpun masih duduk terdiam meskipun sedikit belingsatan medengar kata “pengecut” yang keluar dari mulut dina itu,
“Kalo saja aku bukan siapa-siapanya bang komet mungkin saja kalian sudah memperkosaku dari tadi... dulu sewaktu aku dijakarta, tidak sedikit om-om dan hidung-belang seperti kalian rela membayar mahal untuk sekedar menyipi tubuhku ini, dipuja-puja, disayang-sayang,.. sekarang… diobral gratispun tidak ada yang mau termasuk kalian ini… ahhh… benar-benar aneh… sudah hampir satu tahun aku menanti-nantikan kesempatan ini… aku inigin mengakhiri kesepian ini…” lanjutnya lagi, kitapun masih terdiam tanpa sepatah katapun, entah ada apa dengan si dina ini,
“apakah dia lama tidak disentuh dengan bang komet karena bang komet sudah tidak perkasa lagi? Ataukah bang komet punya istri-istri ato simpanan lain yang lebih cantik diluar sana ?” bisik hati masih dalam diamku itu, akupun tak heran kalau si dina adalah bekas gadis panggilan yang dinikahi bang komet, tidak sedikit diantara para preman kacangan disekitar rumahku yang menikahi wanita bekas perek.
“Maaf Mbak, kami gak ingin nyawa kami disamakan dengan uang, kami mohon untuk diperbolehkan pergi” ucapku yang masih menunduk tidak bisa menatap matanya,
“Justru kalo kalian gak mau mengikuti keinginanku akan mati konyol tanpa mendapat apa-apa, kalian tahu kan hampir semua preman daerah sini tunduk sama bang komet ?” ancamnya dengan sedikit senyum mengejek penuh kemenangan
“Tapi kalo kalian menuruti keinginanku, kemungkinan kalian selamat masih besar, dan bisa menikmati indahnya hidup… Lagi pula kalianlah yang memulai ini bukan aku, jadi kalianlah yang harus menyelesaikannya… hahaha” lanjutnya lagi dengan tawa penuh kemenangan,
Bagaikan buah simalakama dua pilihan yang sangat sulit, pilihan yang keduapun tidak menjamin keselamatan kita seratus persen, “jangan-jangan ini memang skenario si dina yang pura-pura menyuruh kita mengecek kran seluruh kamar, hmmm.. kalo emang iya benar-benar bajingan si dina ini” gumamku dalam hati yang semakin menambah kekacauan pikiranku, yah whatever lah mungkin hanya dengan jebakan seperti inilah si dina bisa mendapatkan kehangatan tubuh seorang laki-laki lagi.
“Sorry Pi, Aku pilih opsi yang nomer dua, paling tidak kalo pun aku harus mati setelah ini aku masih bisa menikmati surga dunia untuk yang terakhir kali” ucap ubur-ubur yang berdiri dari duduknya dan dengan cepat membuka pakiannya,
“Hahaha gitu dong, tenang saja kalian akan aku buat seenak mungkin, kalian belum tahu kan rasanya tubuh si dina gadis panggilan kelas atas ini” cetusnya dengan tawa bangga penuh kemenangan, entahlah mungkin aku kira dina bukan cuman merasa kesepian saja tapi juga mengalami stress berkepanjangan yang bisa dia lepaskan saat ini. Entahlah apa yang ada didalam pikiran ubur-ubur saat ini yang tampak lebih tenang daripada aku yang terus-teruan gelisah tak berujung, “Apakah ini cuman ketakutanku yang berlebihan saja karena belum pernah selingkuh dengan istri orang ? ataukah jangan-jangan si ubur-ubur sudah sering selingkuh dengan istri-istri orang desa ?” pertanyaan-pertanyaan tak berujung yang tak punya jawaban.
Melihat ubur-ubur yang sudah melepaskan pakaiannya yang masih disampingku itu melangkahlah dengan centilnya si dina dengan tubuhya sudah mengering dan mendaratkan bibirnya ke bibirnya ubur-ubur dengan pelan dengan mata sayup yang dibuatnya sangat sensual melirik kearahku seakan-akan mencoba menggodaku, gaya sensual yang mengingatkanku pada peran Sharon Stone dalam Film Basic Instinct, wanita iblis yang tidak bisa ditolak godaannya oleh lelaki manapun,
“Kok, masih bengong ? tubuhku nikmat lhooo” ucapnya lagi dengan senyuman setan alasnya yang sangat menggoda,
“Kalo bang komet tiba-tiba datang gimana ?” ucapku dengan degub jantung yang masih tak menentu,
“Tenang bukan cuman kalian aja yang mati, akupun juga pasti dibunuhnya… hahaha” balasan dengan tawanya yang tanpa beban apapun,
“Bedebah, ini sudah bukan jawaban wanita normal lagi” gumamku dalam hati, mungkin benar si dina mengalami tekanan batin yang sudah lama ia pendam, ubur-ubur pun seakan sudah tidak peduli dengan perkataan dina barusan.
“Ahhhh... Maafkan aku ibu bapak, kalau-kalau esok lusa namaku terpampang didepan surat kabar Radar Madura yang tewas dibunuh akibat selingkuh dengan istri orang “ gumamku dalam hati, akupun melepaskan seluruh pakianku dengan cepat aku sudah tidak peduli lagi apa yang terjadi setelah ini, aku bagaikan di tengah medan perang yang tidak pilihan lain selain terus melangkah kedepan apapun resikonya, paling tidak aku bisa merasakan sesuatu yang indah untuk sementara waktu sebelum kehilangan segalanya,
“Nahhhh gitu dong sayang, mari kita berpesta… Hahahaha” ucapnya lagi yang rupanya dia semakin senang aja,
Sekarang kami berganti posisi, dina merebahkan dirinya diatas kasur dan menarik si ubur-ubur untuk menjulurkan batang kontinya yang mulai ngaceng itu ke mulut si dina, melihat itu aku hanya dapat jatah hamparan dua gunung yang sangat indah untuk dihisap, sedangkan tangan kananku pun mulai menjamah daerah meki si dina yang mulai basah itu, “benar-benar perek bedebah, belum apa-apa sudah basah” gumamku dalam hati, yang mungkin saja si dina sudah merangsang karena harap-harap cemas mengharap kehadiran konti dari tadi, kontiku pun tak mau munafik perlahan tapi pasti mulai berdiri melihat sepongan seorang cewek cantik yang mempunyai jam terbang tinggi itu terhadap teman baikku. Kusibakkan bibir meki putih mulus yang yang tak berbulu itu sedikit demi sedikit, kumasukkan perlahan jemari tengahku kedalam rekah bibir meki sebelah atas dan akupun menyentuh sebuah tonjolan kecil yang menyebabkan bunyi “hmmmm” dari mulut yang dihunus konti itu, si dina sudah mulai tidak tenang lagi, kaki, paha, pantat dan tubuhnya pun sudah mulai bergerak-gerak merasakan sebuah rasa yang mungkin sudah lama tidak dinikmatinya, detik demi detik kuputar-putar jemariku di belahan meki sebelah atas itu tanta melepaskan mulutku yang masih menempel lekat di gundukan gunung terlarang itu, dan akhirnya lepaslah kuluman konti ubur-ubur dari mulut mungilnya itu seakan-akan dia tak kuasa menahan nikmat yang tiada tara itu, sepertinya dia sudah tidak peduli akan konti yang menancap di mulutnya tadi itu, dia hanya ingin merasakan betapa hanngatnya tangan laki-laki yang masih mengusap-usap didaerah yang paling berharganya yang dia rawat baik-baik, perlahan dia membuka matanya yang dia tutup itu sejak lepasnya kulupan konti dari mulutnya itu,
 
“yang… tolong dong memekku dikecup…. meskipun dulu aku sering di booking hidung belang… jarang sekali dari mereka yang mau mengecup kemaluanku… paling tidak aku ingin merasakan sekali lagi hangatnya lidah laki-laki” ucapnya lirih dengan irama nafas yang teratur itu, akupun melepaskan mlutku dari toked si dina menoleh ke arah ubur-ubur untuk mengetahui reaksinya yang sudah tidak dihiraukan lagi sama si dina, tapi tampaknya dia tidak keberatan mempersilahkan dengan isyarat tangannya. Perlahan kutarik kepalaku kebagian bawah tanpa mengucapkan kata “ya” dari mulutku, kusibak belahan meki putih itu, warnanya sangat merah meskipun dia tadi berkata dia adalah gadis panggilan, perlahan kujulurkan lidahku kearah tonjolan kecil bagian atas meki itu,
“Ohhh” cuman sepatah kata itu yang keluar dari mulutnya sebelum gigi atasnya menggigit bibir bawahnya waktu lidahku menempel di tonjolan kecil, itu seakan-akan melukiskan kenikmatan yang sudah hilang dalam memorinya, seluruh tubuhnya pun tak diam begitu saja seakan tak kuasa merasakan rasa baru yang ia rasakan, mekinya tidak begitu pesing, bau sabun khusus meki yang mungkin dia pake sewaktu mandi masih tercium begitu jelas dan menambah gejolak darah mudaku saja, ubur-ubur pun melihat ke arahku mungkin dia heran sejak kapan aku mau mengoral meki cewek, yaaa memang aku dulu jijik untuk mengoral seorang wanita tapi tidak lagi setelah aku mengencani janda umur 30 tahun beranak dua yang hampir membuatku benar-benar jatuh cinta.

Ubur-uburpun sepertinya tidak tahan melihat pemandangan itu diapun mencoba mencium bibir si dina yang masih dia gigit dengan giginya itu, setelah bibir ubur-ubur menyentuh bibirnya si dinapun membalas ciuman itu dengan bringas seperti kesetanan, sepertinya ubur-uburlah yang kewalahan melawan balasan ciunan si dina yang semakin menggila itu. Detik terlampaui menit-menit pun terlewati dengan adegan seperti itu yang akhirnya si dina melepaskan ciuman dari mulutnya ubur-ubur,
“yanggg,… aku sudahhhh gakkk kuuuatt… ayooo cepat dimasukkan” dengan nafas yang masih tersengal-sengal, entahlah dia berbicara kepada siapa, aku melihat ke ubur-ubur mendengar perkataan si dina itu tapi sekali lagi dia mengganggukkan kepala mengisyaratkan aku untuk ngentot duluan, entahlah apa yang dia pikirkan mungkin saja karena kontiku sediit lebih kecil daripada punyanya, yaaa badan ubur-ubur lebih tinggi dariku aku taksir tingginya sekitar 169cm.
Masih dalam posisinya yang tengkurap akupun mencoba menggagahi si dina dengan gaya kalsik dan si dina pun tampak enggan merubah posisi itu, perlahan aku tuntun burung kebanggaanku ke mekinya yang sudah basah dengan air ludah dan cairan mekinya sendiri,
“hfffffttttt ” begitulah sepatah kata yang keluar dari bibirnya yang digigit gigi atasnya itu ketika kontiku mulai masuk kebibir mekinya, kucoba dengan pelan mendorong lebih dalam kontiku mungkin sedikit merasakan rasa sakit tapi aku juga tidak gegabah mendorong masuk kedalam meki sempit itu yang mungkin sudah lama tidak terpakai, dan akhirnya “bleeeppp” kontiku masuk sepenuhnya kedalam meki sempit itu dengan licinnya cairan itu yang membantu kita, kubiarkan saja terdiam sebentar kemudian kugerakkan maju mundur pelan setelah dapat isyarat dorongan bokong darinya, benar-benar fantstis seandainya tidak ada rasa gelisah yang berkecamuk di dalam hatiku. Ubur-uburpun mengambil kursi kayu didalam kamar itu dan duduk disamping kita, tampaknya dia tak ingin mengganggu kita dan hanya melihat aksi kita sambil menunggu gilirannya datang.

Ku genjot maju mundur pelan tapi tampaknya dia melawan perlakuan itu, dikit demi sedikit kupercepat irama genjotanku,
“sssssstttttttttt…. hmmmmm” hanya itulah yang keluar dari mulutnya menit-menit berlalu dan akhirnya,
“yang cepetin genjotannya dong…” kata-kata itu keluar dari mulutnya dengan nafas tersengal-sengal, akupun mulai menambah laju genjotanku itu,
“ahhhh... ayooo terus yangg… terus yangg …. terus yangg” kata-kata itu tak henti hentinya keluar dari mulutnya putus-putus dengan gelijangan-gelijangan tubuh yang sudah tidak terkontrol lagi,
“mungkin dia sudah hampir orgasme, padahal baru sekitar 5 menit” pikirku dalam hati, terlalu cepat buat seorang wanita dalam permainan cintanya tapi yaa mungkin saja faktor sudah lama tidak orgasme atau rangsangan yang begitu tinggi saat aku menjilati clitorisnya, hujaman hujaman kontipun terus menghunus tajam meki yang sudah begitu becak dari tadi itu dan akhirnya,
“Ohhhhhh… oohohoho….hmmmmmm” desahan panjang yang sudah tak terelakkan lagi keluar dari mulutnya itu dengan pontang-pantingan kepala kekanan kekiri diiringi kejang-kejangan tubuhnya, sepertinya ada siraman cairan hangat yang menyelimuti batang kontiku dan kuhentikanlah hujaman untuk sementara waktu, ada sesuatu yang terpancar di raut wajahnya yaitu senyuman sebuah kepuasan yang diimpi-impikannya,
“yang terima kasih yaa… telah memberikan rasa indah yang sudah lama terlupakan… skrang giliranku membuat kamu enak… ” ucapnya dengan nafas yang belum begitu teratur, kontikupun masih menancap dengan gagah didalam meki yang sudah sangat becek,

“yang tolong dong ambilkan tissue diatas meja itu !!!” ucapnya dengan menatap ke arah ubur-ubur, ubur-uburpun segera mengambil tissue di atas meja yang kursinya di ambilnya tadi, kemudian tissue itu diberikan ke tangan si dina dan si dinapun berkata ” yang kamu sabar dulu yaa, aku mau membuat laki-laki diatasku ini berteriak kenikmatan…. hahaha”, sempet juga dia bercanda dalam sengal-sengal nafasnya itu, akupun menatap ke arah ubur-ubur ingin tahu bagaimana reaksinya
“santai aja, yang penting dapat giliran aja... hahaha” cetus si ubur dengan tawanya,
“hohoho, jangan khawatir aku bakalan tanggung jawab kok, aku juga yang sudah membuat kalian ngaceng… tenang aku layani kalian meski sampe pingsan… hahaha” lanjutnya lagi dengan candanya, sementara aku cabut kontiku dari mekinya yang basah biar dia leluasa untuk mengelap mekinya supaya tidak terlalu basah,
“aku sudah siap sayang… sekarang kamu di bawah aja, biar aku yang mlayani kamu” lanjutnya lagi dengan centil setelah mengelap bagian luar mekinya yang becek tadi, aku tak ambil pusing kurebahkan saja tubuhku diatas kasur, perlahan dia masukkan ujung kontiiku yang masih menegang dari tadi, 

“Sleeeeppp” ya begitulah yang aku rasakan, hanya bagian luarnya saja yang kering di dalam mekinya yang hangat itu masih saja tetep basah meski tak sebecek tadi, tak ada kesulitan sama sekali dia memasukkan kontiku ke dalam mekinya, goyangan demi goyangan dia raih, goyangan indah seorang yang sangat berpengalaman, tidak sampai 5 menit dia berhenti dari goyangannya dia bilang capek, diapun meminta gaya doggy style akupun mengiyakan tanpa keberatan, kuhujam dari belakang dengan ritme semakin cepat sambil menikmati bokongnya yang indah, menit-menit berlalu desahan-desahan yang pelan tadi itu bertambah keras dan bertambah sering keluar dari mulutnya, mungkin sekitar 10 menit kita dalam posisi itu, ada yang aneh dengan diriku waktu itu, aku yang biasanya hanya bertahan tidak lebih dari 15 menit kalau tanpa di bawah pengaruh alkohol atau obat-obat kuat itu masih saja tidak ada tanda-tanda ada yang mau keluar dari kontiku, akhirnya dia meminta kembali keposisi klassik seperti semula, mungkin saja dia mau orgasme pikirku, untuk sekedar info buat pembaca sesuai pengalamanku kebanyakan wanita lebih senang melepas orgasmenya dalam posisi klassik,

Tanpa proses panjang si dina pun kembali merabahkan diatas tempat tidur akupun menghunuskan burung yang gagah itu kedalam mekinya yang sudah bertambah basah, hujaman hujaman kontiku sudah kutambah percepat lagi,
“hmmmm, enak yang… enak yangg” celoteh mulut joroknya yang sudah ngigau merasakan kenikmatan, 3 menit pun berlalu dengan cepat yang sampai akhirnya,
“ayo cepetin lagi yang…” lanjutnya dengan nafas putus nyambungnya bak orang dikejar setan, hujaman-hujaman kontipun tak henti-hentinya ku pacu dalam kecepatan tinggi, dan
“hmmmmm….ohhhhhh….ohhhhhhh..hohoho” suara yang keluar untuk yang kedua kalinya disertai kejangan-kejangan tubuh yang menghentak-hentak tubuhku yang masih gagah diatasnya, pelacur bedebah ini orgasme untuk yang kedua kalinya, masih juga belum ada tanda-tanda cairan yang akan keluar dari kontiku itu, mungkin aku berada dibawah sebuah kondisi psikologis tertentu yang menyebabkan aku susah untuk orgasme itu, yaaa rasa takut itu memang tidak hilang begitu saja meskipun aku coba singkirkan dengan menikmati tubuh bahenol tadi,

“hahahaha, aku tidak salah memilih kamu untuk memuaskan nafsu terpendamku yang… kamu benar-benar hebat sudah bisa membuat aku orgasme dua kali” ucapnya dengan tawa puas dari nafsu yang dia lepaskan tadi,
“biarkan aku bernafas dulu sebentar kali ini aku benar-benar akan membuat kamu keluar” lanjutnya lagi masih dengan nafas yang tersengal-sengal,
Mungkin dia tidak tahu baru kali ini tahan selama itu tanpa pengaruh apapun, mungkin nafsuku benar-benar dikalahkan rasa takutku,
“ahhh sudahlah mbak tidak usah, biasanya tidak kurang dari satu jam permainan untuk bisa membuatku keluar... kasihan si ubur-ubur yang sudah menunggu gilirannya dari tadi… dia juga ingin menikmati tubuh mbak” ucapku dengan senyum yang sengaja kubuat dan pura-pura tampak bangga dengan pujiannya sambil mencabut kontiku yang masih belum ciut juga, aku juga pengen secepat mungkin keluar dari rumah ini tak peduli aku sudah puas apa belum, toh nanti aku masih bisa cari perek disurabaya kalo aku memang masih kepengen ngentot, pikirku dari tadi,
“Wow… Satu Jam ? boleh dong kapan-kapan kita janjian diluar ? mau dong, klenger kena hajaran kontol selama satu jam… hahaha” pintanya dengan tawa centilnya,
“yaaa, gampang nanti bisa diatur …” balasku yang tak mau pusing meskipun aku tidak ada niat untuk menemui dia lagi, sambil berbaring sebentar disampingnya untuk melepaskan rasa lelahku ubur-uburpun sudah beranjak dari tempat duduknya dan menyodorkan kontinya ke mulut si dina sedangkan tangannya tampak begitu sibuk memegang payudara dan bermain-main dengan putingnya, tampaknya ubur-ubur juga sudah tidak sabar tubuh yang sexy itu, mungkin sekitar 5 menit si dina mengulum batang konti si ubur-ubur dan tampaknya dia sudah mendapatkan tenaganya kembali dan mungkin juga sudah mulai terangsang, akupun pindah duduk di kursi yang diduduki si ubur-ubur tadi, ubur-uburpun sudah mencabut batang kontinya yang sudah tegang itu dan sudah siap mengeksekusi si dina yang masih dalam posisi berbaring, mungkin si dina tidak mau bergaya macam-macam kali ini karena faktor kelelahan, ubur-ubur sudah mulai menyibak bibir meki si dina dengan batang kontinya, pelan pelan batang konti itu pun masuk kedalam meki yang merah merekah tanpa kesulitan lagi dan “slurrppp”, “hmmmm ” suara yang hampir bersamaan dari kedua mulut mereka, genjotan-genjotan pelan sudah mulai bergerilya, si ubur-ubur tampak sangat menikmati tubuh cantik itu, aku juga yakin tidak sering dia mendapatkan tubuh secantik dan seseksi itu meskipun ubur-ubur sudah malang-melintang dalam pergaulan bebasnya, sesekali kecupan dibibir dan diputing payudara dilontarkan oleh ubur, desah-desah kecilpun mulai bermunculan memecah keheningan suasana saat itu, goyangan-goyangan pantat si dina, hujaman-hujaman konti si ubur-ubur tampak sudah tidak pelan lagi, benar-benar pemandangan yang sangat indah meskipun gelisahku tetap tidak reda, entahlah berapa menit sudah berlalu erangan-erangan kecil juga mulai bermunculan,

“yang memekmu enak yang… hmmm… enak yang…” kata-kata kotor yang bermuculan dari mulut si ubur-ubur diringi hujaman-hujaman konti yang menghunus tajam meki si dina,
“sama yang… kontolmu enak yang… hajar terus yangg” kata-kata yang tak kalah kotornya itu juga keluar dari mulut si dina,
ubur-ubur benar-benar tidak malu lagi mengeluarkan kata-kata itu walaupun dia tahu aku berada didalam kamar itu juga, meskipun kita sudah bersahabat lama dalam melewati kehidupan malam, tapi hanya baru kali ini kita threesome, “apakah ini ubur-ubur sebenarnya kalo sudah beraksi ? ataukah dia ingin melepaskan semua beban-bebannya seolah-olah ini akan menjadi permainan sexnya yang terakhir ?” pikirku dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak henti-henti didalam kekacauan pikiranku, tapi satu yang pasti, ubur-ubur memang tampak begitu expresif dia lontarkan saja apa yang dia rasakan, seolah-olah tanpa rasa beban dan rasa takut, mamang sedikit berbeda dengan aku.

Mereka bergelut begitu hebat, AC dinginpun tak bisa mendinginkan permainan mereka yang memanas, yaaa tak kalah hot dengan permainanku tadi, si dina tampak begitu sangat bersemangat seolah-olah tidak peduli dengan rasa capek dari orgasme yang dia dapat dua kali itu, mungkin dia merasakan rasa baru yang lain dari permainan sebelumnya.
“yang akuuu… hampir keluar lagi yang…” suara engah-engah yang keluar dari mulut si dina, genjotan ubur-uburpun bertambah menggila “bretttt….breetttt…breeett” begitulah bunyi yang keluar dari hasil pertemuan dua alat kelamin itu,
“yannggg,…. Dikit lagi yang.. dikit lagiii… dikit lagi yanggg…. Hmmmmmmmm… ohhohhohhohh…. huhuhuhhhuuuu” desahan-desahan panjang yang keluar yang sudah menandakan klimaks nya si dina untuk yang ketiga kalinya, benar-benar beruntung bedebah itu mendapatkan orgasme yang bertubi-tubi,
“bentar yang…. Tanggung…. Sedikit lagiiiii” kata-kata yang keluar dari hempasan nafas si ubur-ubur yang sudah tidak teratur yang tidak peduli lagi dengan pasangannya yang barusan orgasme itu, dan ……
“hhhhmmmm… ohhhhh… ohhhh..hoooooohohoho” suara kepuasan yang terlontar dari mulutnya ubur-ubur yang tak kuasa lagi menahan nikmatnya surga terlarang itu, perlahan-lahan tubuh ubur-ubur terhempas menindih tubuh si dina yang sedikit basah dengan cucuran tetes keringat mereka berdua, hanya suara hempasan mereka berdua terdengar di kamar itu….
“hahaha… kalian berdua memang benar-benar fantastis… benar-benar hebat” ucapnya dengan tawa yang sangat bahagia,
“aku benar-benar ingin mendapatkan hajaran-hajaran kontol kalian lagi lain waktu” lanjutnya lagi dengan nafas yang belum teratur itu,

Pelan-pelan ubur-ubur mencabut konti yang masih tertanam dalam-dalam di dalam meki yang sudah basah dengan cairan orgasme si dina dan spermanya sendiri, kuberikan tissue ke tangan si dina yang masih terkapar di atas kasur akibat ulah nikmatnya sendiri, si ubur-uburpun terkapar di tempat tidur disamping si dina, si dina mulai buka mulut angkat bicara tentang kehidupannya yang serba kesepian, tentang kerinduannya akan hangatnya tubuh seorang laki-laki yang disebabkan sudah lama tidak disentuh bang komet, si dina sendiri kurang mengerti bang komet itu masih perkasa apa tidak, yang pasti bang komet sering pergi dengan urusannya, kalaupun sedang dirumah anak-anak buahnya dan tamu-tamunyapun datang silih berganti siang-malam tak ada henti-hentinya yang menyebabkan mereka sulit untuk berdua, menjelang tidurpun bang komet tak sempat menyentuh si dina akibat kelelahannya yang menemui tamu-tamunya seharian. Si dina juga masih menaruh curiga bang komet punya perempuan lain diluar sana, meskipun dia belum punya bukti-bukti yang kuat. Terlepas dari kesepiannya akan seorang laki-laki, si dina juga bercerita kehidupan sosialnya yang seakan-akan terasing dalam sepi, para ibu-bu dan wanita di sekitar itu sikapnya masih terlalu formal terhadap si dina yang mengakibatkan si dina se akan-akan tidak mempunyai teman ngobrol, tertawa dan curhat, hanyalah dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan-pekerjaan rumah tanggalah dia bisa sedikit mengisi kesepian itu, ada tetangga dekat yang membantu membersih rumahnya 2-3 hari sekali yang dia bayar harian. Yaaaa itu sebagian kisah cerita kehidupan seorang anak manusia.

Detik-detik berlalu menitpun berlalu, entahlah sudah lama dia bercerita waktu itu jam dinding kamar itu menunjukkan pukul 10.15 WIB, akupun berniat memakai baju dan pamitan pergi dari rumah itu, tapi niatan itu masih di tolaknya mentah-mentah dia masih berniat untuk melanjutkan permainan berbahaya itu tapi masih ingin istirahat dulu, seperti dalam lagu doel sumbang apa boleh buat tai kambing bulat-bulat.
Aku yang masih duduk dalam gelisahku hanya bisa terdiam, si ubur-uburpun meladeni obrolan-obrolan dan guyonan-guyonan si dina, mereka tampak begitu asyik dengan obrolannya seperti tanpa merasakan takut sedikitpun, kita bertiga masih belum memakai apa-apa, ketakutan yang berlebihan itupun menjadi sebuah kenyataan setelah ada suara dari seorang gadis muda yang aku taksir seumuranku di pintu kamar yang memang kita tidak tutup tadi, entahlah kita benar-benar tidak mendengar apapun masuk kedalam rumah yang sepertinya memang tidak dikunci tadi,
“Kalau urusan kalian dengan perek ini sudah selesai aku tunggu di ruang tamu !!!, jangan coba-coba lari !!!” ujar gadis itu dengan marah dengan menggunakan bahasa maduranya seraya membuang muka dan meninggalkan pintu kamar, 

“Deg deg deg deg” detak bunyi jantungku, aku tidak bisa berpikir saat itu yang ada hanya bayangan-bayangan mata pisau yang tajam siap menghunus dadaku.
“mbak, tadi itu siapa ?” Tanya ubur-ubur dengan nada yang agak gugup,
“Itu, Erma(Alias) anak bang komet” jawabnya singkat dengan nada yang juga gugup, rupanya mereka juga takut tidak seberani tadi untuk menghadapi bahaya di depan mata, tanpa sepatah kata lagi aku bergegas mengambil pakaianku dan memakainya, tindakankupun juga langsung diikuti si ubur-ubur tanpa banyak bicara, setelah kita berpakaian kita pun beranjak keluar dari kamar itu, sekilas kulihat si dina yang masih diam dalam ketelanjangannya di atas tempat tidur itu tampak ketakutan di raut wajahnya, ‘benar-benar wanita bedebah penyebab kekacauan semua ini” gumamku dalam hati yang sangat kesal, aku tak tahu apa yang terjadi dengan si dina setelah itu, langkah demi langkah kita angkat dari kaki yang sangat terasa amat berat itu menuju ke ruangan tamu, kulihat sosok gadis madura yang cantik tadi itu duduk diruang tamu melihat bengis kearah kita seakan mau melahap kita mentah-mentah, kitapun menghampiri dengan rasa takut,

“Mbak, kami benar-benar minta maaf kita sudah berbuat lancang dirumah ini, tolong jangan sampai bang komet tahu kami hanya ingin cari sel… ”, “Duduk !!!”, ucapan tulusku yang terpotong oleh kata dengan nada tinggi dari mulutnya si erma, kitapun duduk di sofa panjang berdampingan dengan mata melihat kebawah lantai,
“Mbak, Kami…”, “Diam !!!”, kata-kataku yang bermaksud minta maaf itu terpotong untuk kedua kalinya,
“Aku minta KTP kalian !!” perintah si erma,
“Jangan Mbak, kita masih pengen hidup” pintaku yang memelas waktu itu,
“Kalian Diam saja, turuti perintahku !!! ato kalian mau aku panggil preman-preman disini ??? ” ancam si erma dengan wajah bengisnya itu, kitapun diam mendengar ancaman itu, akupun membuka dompet menyodorkan KTP, aku emang sengaja membawa dompet yang isinya ada STNK sama SIM takut-takut ketemu Polantas iseng cari rokok di jalan,
“Maaf Mbak, saya gak bawa dompet, KTPku ada didalam dompet” ucap ubur-ubur sambil berdiri memperlihatkan kantong celana pendeknya yang kosong melompong hanya sebungkus rokok di saku sampingnya,

“Ya sudah cukup satu aja, tinggalkan No telepon yang bisa dihubungi… tapi awas kalo tidak bisa dihubungi, kucari kalian ke alamat KTP ini…” ancam si erma masih dengan wajah sadisnya, si ubur-ubur menoleh ke arahku untuk yang kedua kali, aku tahu ubur-ubur tak pernah pegang HP dalam waktu yang lama, HP yang dibelikan ortunya slalu ia jual buat beli drugs, apa boleh buat kuberikan saja no HP ku tanpa mengetahui maksud dari si erma, aku pegang HP dodol hitam putih pada waktu itu. Si erma yang melihat status pelajar di KTP ku pun bertanya apakah aku masih kuliah, kujelaskan saja semua dan juga termasuk si ubur-ubur, tak lama dari itu kitapun diperbolehkan pergi sama si erma tanpa memberikan ongkos pipa air yang kita perbaiki dan kitapun tidak mencoba memintanya, diperbolehkan pergi hidup-hidup saja sudah sangatlah beruntung, tapi satu hal yang masih menjadi ganjalan dalam hatiku, buat apa dia minta KTP dan no Hp kita ???, yaaa whatever lah paling tidak kita masih bisa pulang dengan selamat hari itu, selama perjalanan pulangpun sama-sama tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut kita, mungkin di dalam hati kita masih banyak timbul pertanyaan-pertanyaan tanpa jawaban yang jelas.

Setelah sekitar dua minggu akhirnya aku tahu maksud si erma yang mungkin nanti aku ceritakan dalam judul “Tragedi Rumah Bordil”,tidak terjadi real sex antara aku dan si erma, tapi aku meniduri wanita lain yang membuat si erma benar-benar marah kepadaku, si ubur-ubur meninggal tahun 2006 pada waktu bulan puasa, dan aku benar-benar lega setelah mendengar kabar bang komet meninggal karena lumpuh yang mungkin aja stroke menurut kabar di jalanan sekitar tahun 2007 aku tidak ingat benar bulannya yang pasti beberapa bulan setelah kejadian pembunuhan seorang kepala desa yang masih satu kecamatan dengan bang komet yang di lakoni anak buahnya bang komet dan juga sebelum aku kerja di Bali.
 
 

5 Hasil Studi Seksual Yang Cukup Aneh

$
0
0

5 Hasil Studi Seksual Yang Cukup Aneh

Tema seks memang selalu menarik, baik untuk dibicarakan antar teman sampai penelitian dengan metode ilmiah oleh para pakar karena memang ada banyak hal yang belum dipahami. Berikut ini adalah beberapa contoh penelitian yang menyangkut aspek seks. Beberapa hasilnya cukup mengejutkan dari studi seksual.

1. Rutin berhubungan seks menjauhkan stres

Melakukan hubungan seks, termasuk seks oral, terutama tanpa kondom diketahui lebih menyehatkan fisik dan mental kaum wanita. Studi yang dimuat dalam Archieves of Sexual Behavior itu dilakukan dengan mewawancarai 293 wanita.

Studi tersebut menyimpulkan wanita yang sering berhubungan seks tanpa kondom lebih jarang stres. Para peneliti yakin ada zat kimia tertentu dalam cairan mani yang punya efek menstabilkan mood serta menurunkan gejala depresi.

2. Kadar testosteron tinggi berarti sering masturbasi

Para peneliti dari Universitas Michigan menanyai 196 wanita tentang seberapa sering mereka berhubungan seks, masturbasi, dan bagaimana keinginan mereka untuk melakukannya. Kemudian mereka menganalisa contoh air liur para wanita itu.

Hasilnya, wanita yang memiliki level testosteron tinggi cenderung punya keinginan untuk masturbasi lebih besar. Akan tetapi, wanita dengan testosteron itu lebih suka melakukannya sendiri ketimbang dengan pasangan.

3. Prediksi orgasme dari bentuk bibir

Bentuk bibir seorang wanita mungkin bisa mengindikasikan kemungkinan ia mendapatkan orgasme. Demikian bunyi studi yang dimuat dalam Journal of Sexual Medicine tahun 2011. Menurut studi itu wanita yang lekukan bibir bagian atas (tubercle) mencolok cenderung mudah mencapai orgasme vaginal.

Walau studi itu cukup kontroversial, tetapi peneliti yang melakukan riset ini beralasan apa yang memengaruhi pembentukan tubercle janin di kandungan juga memengaruhi sirkuit saraf yang juga berdampak pada orgasme vaginal saat bayi tersebut tumbuh dewasa.

4. Bercinta memakai kaus kaki bikin mudah orgasme

Suhu ruangan ternyata ikut berpengaruh pada mudah tidaknya seorang wanita mencapai klimaks saat berhubungan seks. Wanita yang memakai kaus kaki saat bercinta diketahui lebih mudah mendapatkan orgasme.

Kaus kaki bukan hanya menghangatkan kaki tetapi juga menghangatkan amigdala dan area prefrontal korteks, area otak yang bertanggung jawab pada kecemasan, takut, dan sinyal bahaya. Apalagi seorang wanita membutuhkan perasaan aman, nyaman dan dicintai oleh pasangannya supaya mudah mencapai puncak.

5. Langkah berenergi dan orgasme

Perempuan yang berjalan dengan penuh energi diketahui lebih mudah mencapai orgasme. Menurut penelitian yang dimuat dalam Journal of Sexual Medicine tersebut, wanita yang berjalan dengan penuh energi juga memiliki otot pelvis yang baik dan sirkulasi darahnya ke organ intim lebih lancar. 



sumber

Cerita XXX: Bidadari itu Ternyata Tante Pemilik Apartemen

$
0
0

Cerita XXX: Bidadari itu Ternyata Tante Pemilik Apartemen


Cerita XXX: Bidadari itu Ternyata Tante Pemilik Apartemen | Aku tiba di Jepang pertama kali pada awal Februari. Saat itu kota kecil tempat aku belajar tengah tertutup oleh timbunan salju. Sewaktu mencari apartemen yang kemudian kutinggali, aku hanya tahu bahwa ibu pemilik apartemennya masih muda dan sangat cantik. Waktu itu dia mengantarku menengok keadaan apartemen. Dia mengenakan celana jean dan jaket bulu yang longgar dengan mengenakan penutup kepala yang menyatu dengan jaket yang dia kenakan.

Sesudah menandatangani kontrak sewa, aku tidak pernah berjumpa lagi dengannya hingga akhir Maret. Walaupun dia tinggal di rumah besar yang hanya berada di samping kanan apartemen yang kusewa, namun kesibukanku di kampus membuatku selalu pulang malam. Juga kebiasaan orang yang hidup di negara empat musim, pada musim dingan rumah besar itu selalu menutup pintu dan jendelanya rapat-rapat. Pada akhir pekan, waktu kuhabiskan di dalam apartemen dengan menonton kaset video.

Pembayaran uang sewa apartemen kulakukan dengan transfer uang lewat bank ke rekening dia. Dari situlah aku jadi hafal namanya: Yumiko Kawamura.

Yumiko ternyata sangat mengundang hasrat lelaki. Aku baru menyadarinya pada akhir bulan April. Waktu itu hari Jumat, tanggal 30 April. Aku lupa pergi ke bank untuk membayar sewa apartemen. Sementara kalau menunggu hari Senin, hari sudah menunjukkan tanggal 3 Mei. Padahal sesuai perjanjian, uang sewa bulan berikutnya harus sudah dibayarkan selambat-lambatnya pada hari terakhir bulan sebelumnya. Maka pada malam itu aku membawa uang sewa apartemen ke rumahnya barangkali dia mau menerima uangnya secara langsung.

Dia sendiri yang membukakan pintu rumahnya saat itu. Aku mengemukakan alasanku, mengapa sampai aku menyalahi kontrak perjanjian, yakni tidak membayar lewat bank. Ternyata dia berkata, hal tersebut tidak menjadi masalah. Lewat bank atau langsung diantarkan, baginya tidak ada pengaruhnya. Hanya orang Jepang biasanya tidak mau repot-repot atau belum tentu punya waktu sehingga mereka membayar uang sewa melalui transfer otomatis antarrekening bank.

Waktu Yumiko menemuiku tersebut, aku terpesona dengan kecantikan dan kemolekan bentuk tubuhnya. Tinggi tubuhnya sekitar 167 cm. Rambutnya tergerai sebahu. Wajahnya putih mulus dengan bentuk mata, alis, hidung, dan bibir yang indah. Dari celada jean ketat dan sweater yang dia kenakan, aku dapat melihat jelas postur tubuhnya. Pinggangnya berlingkar sekitar 58 cm. Pinggulnya melebar indah, ukuran lingkarnya tidak kurang dari 98 cm. Payudaranya amat montok dan membusung indah, lingkarnya sekitar 96 cm. Kalau dibawa ke ukuran BH Indonesia pasti dia memakai BH dengan ukuran 38. Suatu ukuran payudara yang enak diciumi, disedot-sedot, dan diremas-remas. Dari samping kulihat payudaranya begitu menonjol dari balik sweater yang dikenakannya.

Melihat dia sewaktu membelakangiku, aku terbayang betapa nikmatnya bila tubuh kenyal indah tersebut digeluti dari arah belakang. Perlu diketahui, aku masih single. Walaupun aku gemar menonton video porno dan melakukan masturbasi, namun aku belum pernah melakukan hubungan sex dengan pacar-pacarku.

Sejak mengetahui bahwa sewa apartemen dapat dibayarkan secara langsung, aku memutuskan untuk tidak membayar lewat transfer bank lagi. Alasannya, aku dapat menghemat ongkos transfer. Di samping itu aku dapat menatap wajah cantik dan tubuh aduhai Yumiko.

Bulan Mei, udara di kotaku sudah tidak terlalu dingin lagi. Sudah berubah menjadi sejuk. Yumiko Kawamura pada hari Sabtu atau Minggu sering terlihat bekerja di halaman. Kadang dia memotong rumput, memangkas pepohonan kecil, atau merapihkan pot-pot tanamannya. Aku paling suka menatap tubuhnya bila dia membelakangi jendela apartemenku. Sungguh merupakan sosok yang enak digeluti. Apalagi bila dia sedang menunggingkan pinggulnya yang padat, hal itu membuatku teringat pada adegan perempuan Jepang yang sedang digenjot dalam posisi menungging pada video-video kaset permainan sex yang sering kupinjam dari persewaan.

Lama-lama aku tahu sedikit tentang keluarga dia. Umur Yumiko adalah 30 tahun. Anaknya dua, perempuan semua. Yang pertama berumur tujuh tahun, yang kedua lima tahun. Suaminya bekerja di kota lain, pulangnya pada akhir pekan. Sabtu dini hari dia tiba di rumah, dan berangkat lagi hari Minggu tengah malam.

Di hari penutup bulan Mei, hari Senin, aku berniat membayar sewa apartemen di petang hari. Karena itu aku pulang dari kampus lebih awal dari biasanya. Saat itu tiba di apartemen baru jam 17:00. Sesudah menyimpan tas punggung, aku pergi ke rumah Yumiko Kawamura. Kuketuk pintu, namun tidak ada jawaban dari dalam. Kupencet bel yang terpasang di kusen pintu. Kutunggu sekitar satu menit, namun tidak ada suara apapun dari dalam rumah. Agaknya sedang tidak ada orang di rumah. Mungkin Yumiko dan anak-anaknya sedang ke supermarket. Akhirnya aku kembali ke apartemen dan mandi. Sehabis mandi aku menonton TV, sampai akhirnya aku tertidur di depan TV.

Aku terbangun jam setengah delapan malam. Kutengok rumah Yumiko dari jendela apartemen. Lampu-lampu rumahnya sudah menyala. Berarti mereka sudah datang. Akupun membawa amplop berisi uang sewa apartemen. Kupencet tombol bel pintunya, seraya mengucap, "Gomen kudasai."

Sejenak hening, namun kemudian terdengar sahutan, "Hai. Chotto matte kudasai."

Terdengar suara langkah di dalam rumah menuju pintu. Kemudian pintu terbuka. Aku terpana. Di hadapanku berdiri Yumiko dengan hanya mengenakan baju kimono yang terbuat dari bahan handuk sepanjang hanya 15 cm di atas lutut. Paha dan betis yang tidak ditutupi kimono itu tampak amat mulus. Padat dan putih. Kulitnya kelihatan licin, dihiasi oleh rambut-rambut halus yang pendek. Pinggulnya yang besar melebar dengan aduhainya. Pinggangnya kelihatan ramping. Sementara kimono yang menutupi dada atasnya belum sempat dia ikat secara sempurna, menyebabkan belahan dada yang montok itu menyembul di belahan baju. Payudara yang membusung itu dibalut oleh kulit yang putih mulus. Lehernya jenjang. Beberapa helai rambut terjuntai di leher putih tersebut. Sementara bau harum sabun mandi terpancar dari tubuhnya. Agaknya dia sedang mandi, atau baru saja selesai mandi. Tanpa sengaja, sebagai laki-laki normal, kontholku berdiri melihat kesegaran tubuhnya.

"A... Bobby-san. Watashi no imoto to omotteta...," sapanya membuyarkan keterpanaanku. Agaknya aku tadi dikiranya adik perempuannya. Pantas... dia berpakaian seadanya.

Untuk selanjutnya, percakapanku dengannya kutulis di sini langsung dalam bahasa Indonesia saja agar semua pembaca mengetahuinya, walaupun percakapan yang sebenarnya terjadi dalam bahasa Jepang.

"Kawamura-san, maaf... saya mau membayar sewa apartemen," kataku.

"Hai, dozo... Silakan duduk di dalam, dan tunggu sebentar," sahutnya.

Aku berjalan mengikutinya menuju ruang tamu. Kuperhatikan gerak tubuhnya dari belakang. Pinggul yang besar itu meliuk ke kiri-kanan mengimbangi langkah-langkah kakinya. Edan! Ingin rasanya kudekap tubuh itu dari belakang erat-erat. Ingin kutempelkan kontholku di liatnya gundukan pantatnya. Dan ingin rasanya kuremas-remas payudara montoknya habis-habisan.

Aku duduk di bantal duduk yang disediakan mengelilingi meja tamu. Sementara dia naik tangga menuju lantai dua. Langkah-langkah betis indah di anak-anak tangga itu tidak pernah lepas dari tatapan liar mataku. Empat menit kemudian dia turun dari lantai dua. Baju yang dikenakan sudah ganti. Sekarang dia mengenakan baju kimono tidur putih yang berbahan licin. Diterpa sorot lampu, kain tersebut mempertontonkan tonjolan buah dada sehingga tampak membusung dengan gagahnya. Dia tidak mengenakan bra di balik kimono tidurnya, sehingga kedua puting payudaranya tampak jelas sekali tercetak di bahan kimononya.

"Ingin minum apa? Kopi, teh, atau bir?" tanya Yumiko.

"Teh saja," jawabku. Selama ini aku memang belum pernah minum bir. Bukan aku antialkohol atau menganggap bahwa bir itu haram, namun hanya alasan takut ketagihan minuman alkohol saja.

Yumiko kemudian membawa baki berisi poci teh hijau dan sebuah cangkir untukku. Untuk dia sendiri, diambilnya satu cangkir besar dan tiga botol bir dari kulkas. Kemudian aku pun menikmati teh khas Jepang tersebut, sementara dia menikmati bir.

"Kok sepi? Anak-anak apa sudah tidur?" tanyaku.

"Mereka sedang main ke rumah adik perempuan saya. Tadi perginya bersama-sama saya. Lalu saya pulang duluan karena harus ke supermarket dulu untuk membeli sayur dan buah. Mungkin sebentar lagi mereka akan tiba, diantar oleh adik perempuan."

"Oh... pantas, tadi saya ke sini tidak ada orang. Sepi."

"Bobby-san berasal dari mana? Tai? Malaysia? Filipina?"

"Saya dari Indonesia."

"Indonesia...," Yumiko tampak berpikir, "... dengan Pulau Bali?"

"A... itu. Bali adalah salah satu pulau dari Indonesia."

"O ya? Sungguh pulau yang indah. Saya belum pernah ke sana, namun ingin dapat mengunjungi Bali. Saya mempunyai brosurnya."

Yumiko beranjak dari duduknya dan mengambil suatu buku tipis tentang pulau Bali dari rak buku. Pada posisi membelakangiku, aku menatap liar ke tubuhnya. Mataku berusaha menelanjangi tubuhnya dari kain kimono mengkilat yang dia kenakan. Pinggangnya ramping. Pinggulnya besar dan indah. Kemudian betis dan pahanya yang putih mulis tampak licin mengkilap di bawah sorot lampu TL. Betapa harum dan sedapnya bila betis dan paha tersebut diciumi dan dijilati.

Yumiko kemudian membuka brosur tentang pulau Bali tersebut di atas meja tamu. Dia bertanya-tanya tentang gambar yang ada dalam brosur tersebut sambil kadang-kadang meneguk bir. Kini dari mulutnya yang indah tercium wanginya bau bir setiap kali dia mengeluarkan suara. Kupikir sungguh kuat dia meminum bir. Tiga gelas besar sudah hampir habis diteguknya. Perhatian dia ke foto-foto di brosur dan bir saja. Ngomongnya kadang agak kacau, mungkin karena pengaruh alkohol. Namun bagiku adalah kesempatan menatapnya dari dekat tanpa rasa risih. Dia tidak menyadari bahwa belahan kain kimono di dadanya mempertontonkan keindahan gumpalan payudara yang montok dan putih di kala dia agak merunduk. Edan, ranumnya! Kontholku pun menegang dan terasa hangat. Sebersit kenikmatan terasa di saraf-saraf kontholku.

Kring... kring... Tiba-tiba telpon berdering.

Yumiko bangkit dan berjalan menuju pesawat telpon. Pengaruh kebanyakan minum bir mulai terlihat pada dirinya. Jalannya agak sempoyongan.

"Sialan...," makiku dalam hati karena dering telpon tersebut memutus keasyikanku melihat kemontokan payudaranya.

Yumiko terlibat pembicaraan sebentar di pesawat telpon. Kemudian kembali lagi ke bantal duduknya semula dengan jalan yang sempoyongan.

"Anak-anak tidak mau pulang," Yumiko menjelaskan isi pembicaraan telponnya. "Malam ini mereka bermalam di rumah adik perempuan saya. Besok mereka diantarnya langsung ke sekolah mereka."

Yumiko menuangkan bir ke gelasnya lagi. Sudah gelas yang keempat. Edan juga perempuan Jepang ini. Jalannya sudah sempoyongan namun masih terus menambah bir.

"Bobby-san sudah menikah?" tanyanya.

"Belum," jawabku.

"Sudah ada pacar?"

"Sudah. Saat ini masih kuliah di Indonesia."

"Syukurlah. Nikmati masa pacaran. Masa pacaran adalah masa yang indah. Bagaimana permainan cinta sang pacar?"

Kunilai kata-kata Yumiko semakin mengacau. Semakin berada di alam antara sadar dan tidak sadar.

"Permainan cinta?"

"Iya... permainan sex."

"Saya belum pernah melakukan hubungan sex, termasuk dengan pacar saya. Kebanyakan perempuan di negara saya masih menjaga kegadisan sampai dengan menikah."

Yumiko tertawa lirih mendengar kata-kataku. Suara tawanya amat menantang kejantananku. "Di Jepang gadis-gadis sudah melakukan hubungan sex dengan pacar mereka pada usia 17 atau 18 tahun. Kalau belum melakukan hal tersebut, mereka belum merasa menjadi orang dewasa. Mereka akan diejek kawan-kawannya masih sebagai anak ingusan."

"O... begitu. Baru tahu saya..."

"Kalau begitu Bobby-san masih perjaka?"

"Saya tidak tahu masih disebut perjaka atau tidak. Saya belum pernah melakukan hubungan sex. Namun sejak usia 15 tahun saya suka melakukan masturbasi untuk mengatasi kebutuhan sex saya."

Yumiko tertawa lagi. Tawa yang membangkitkan hasrat. Sialan. Aku diejek sebagai anak ingusan oleh pemilik bibir ranum sensual itu. Ingin rasanya kubuktikan kedewasaan dan kejantananku. Ingin rasanya kulumat habis-habisan bibir merekah itu. Ingin rasanya kusedot-sedot payudara aduhai itu dengan penuh kegemasan. Dan ingin rasanya kuremas-remas pantat kenyal Yumiko itu sampai dia menggial-gial keenakan. Agar dia kapok.

"Kenapa tidak cari pacar yang dapat diajak berhubungan sex sekarang-sekarang ini? Bobby-san ganteng, badan tinggi-tegap dan berpenampilan jantan. Kalau di sini cari pacar, pasti banyak perempuan Jepang yang mau. Sayang kalau energi pada usia muda tidak dinikmati." Omongan Yumiko semakin ngelantur. Pasti karena kebanyakan minum bir. "Sebab kalau Bobby-san berumur tua sedikit, energi akan berkurang. Atau bahkan loyo seperti suami saya. Baru main empat atau lima menit sudah jebol pertahanannya. Dan langsung mendengkur, tidak memperdulikan saya yang baru setengah jalan... Dasar laki-laki payah."

Nah, benar terkaanku. Dia mulai tidak sadar. Bicaranya tambah mengacau. Kebiasaan orang Jepang, kalau mulaihilang kesadarannya karena kebanyakan minum bir, apa yang dia pendam dalam hati akan dia keluarkan satu per satu.

Yumiko menenggak bir lagi. Habislah gelas yang keempat. Dan dia mengisinya kembali sampai penuh. Padahal matanya sudah merah dan kelihatan mengantuk. Namun dalam kondisi demikian kulihat keayuan aslinya. Mata mungil yang setengah tertutup kelopak mata itu tampak sangat bagus. Terus terang aku menyukai perempuan bermata sipit, contohnya perempuan Jepang, Cina, atau Korea. Bibir Yumiko yang sensual dan berwarna merah muda tanpa polesan lipstik itu mengeluarkan keluhan-keluhan tentang keloyoan suaminya dalam masalah sex. Namun biarlah dia mengoceh, bagiku yang terpenting adalah menatap bibir merekah itu tanpa rasa risih karena yakin si empunya dalam keadaan tidak tersadar. Wuih... enak sekali kalau bibir ranum tersebut dilumat-lumat.

"A... Bobby-san. Gomen... sampai lupa ke masalah utama. Sebentar, saya ambilkan kuitansi untuk pembayaran apartemen... "

Yumiko Kawamura menenggak bir lagi.

"Kawamura-san. Daijobu desu ka?" aku mengkhawatirkan kesadarannya karena dia sudah kebanyakan minum bir.

"Daijobu desu. Saya sudah terbiasa minum bir banyak-banyak. Semakin banyak minum bir dunia terasa semakin indah."

Yumiko beranjak dari duduknya. Dia mencoba berdiri, namun sempoyongan terjatuh. Aku bersiap-siap menolongnya, namun dia berkata, "Mo ii desho. Daijobu..."

Yumiko berusaha berjalan menuju rak buku. Namun baru menapak dua langkah... Gedebrug! Dia terjatuh seperti yang kukhawatirkan. Untung tangannya masih sempat sedikit menjaga badannya sehingga dia tidak terbanting di lantai kayu. Walaupun lantai kayu tersebut ditutup karpet, namun akan cukup sakit juga bila badan sampai jatuh terbanting di atasnya. Namun tak ayal, betis kanan Yumiko masih membentur rak kayu.

"Ak... ittai...," dia berteriak kesakitan.

Aku segera menolongnya. Punggung dan pinggulnya kuraih. Kubopong dia ke atas karpet bulu yang tebal. Kuletakkan kepalanya di atas bantal duduk. Dalam waktu seperti itu, tercium bau harum sabun mandi memancar dari tubuhnya. Kimono atasnya terbuka lebih lebar sehingga mataku yang berada hanyasekitar 10 cm dari payudaranya melihat dengan leluasa kemontokan gumpalan daging kenyal di dadanya. Alangkah merangsangnya. Nafsuku pun naik. Kontholku semakin tegang. Dan ketika aku menarik tangan dari pinggulnya, tanganku tanpa sengaja mengusap pahanya yang tersingkap. Paha itu hangat, licin, dan mulus.

"Ittai...," sambil masih pada posisi tiduran tangannya berusaha meraih betisnya yang terbentur rak tadi. Namun pengaruh banyaknya bir yang sudah dia minum membuatnya tak mampu meliukkan badannya dalam menggapai betis. Kulihat bekas benturan tadi membuat sedikit memar di betis yang putih indah itu.

Aku pun berusaha membantunya. Kuraih betis tersebut seraya meminta permisi, "Sumimasen..." Kuraba dan kuurut bagian betis yang memar tersebut.

"Ak... ittai...," Yumiko meringis kesakitan. Namun kemudian dia bilang, "So-so-so-so-so... Betul bagian situ yang sakit. Ah... enak... Ah... ah... terus... terus..."

Lama-lama suaranya hilang. Sambil terus memijit betis Yumiko, kupandang wajahnya. Matanya sekarang terpejam. Nafasnya jadi teratur, dengan bau harum bir terpancar dari udara pernafasannya. Dia sudah tertidur. Kantuk akibat kebanyakan minum alkohol sudah tidak mampu dia tahan lagi. Aku semakin melemahkan pijitanku, dan akhirnya kuhentikan sama sekali.

Aku pun bingung. Apa yang harus aku lakukan? Kuambil uang sewa apartemen dari saku kemeja dan kuletakkan di atas meja tamu di samping cangkir tehku. Terus bagaimana dengan kuitansi pembayarannya?

Kupandangi Yumiko yang tengah tertidur. Alangkah cantiknya wajah dia. Lehernya jenjang. Daging montok di dadanya bergerak naik-turun dengan teratur mengiringi nafas tidurnya, seolah menantang kejantananku. Dan dada tersebut tidak dilindungi bra sehingga putingnya menyembul dengan gagahnya dari balik kain kimononya. Pinggangnya ramping, dan pinggulnya yang besar melebar dengan indahnya. Kain kimono yang mengkilap tersebut tidak mampu menyembunyikan garis segitiga celana dalamnya yang kecil. Sungguh kontras, celana dalam minim membungkus pinggul yang maksimum. Celana dalam yang di antara dua pahanya terlihat membelah. Pasti di situ letak lobang memeknya.

Terbayang dengan apa yang ada di balik celana dalamnya, kontholku menjadi semakin tegang. Apalagi paha yang putih mulusnya dipertontonkan dengan jelas oleh kimono bagian bawah yang tersingkap. Dan paha tersebut tersambung dengan betis yang indah.

Edan! Melihat lekuk-liku tubuh aduhai yang tertidur itu nafsuku naik. Terbangunkah dia bila kutiduri? Beranikah aku? Teman-teman Jepangku yang tertidur karena kebanyakan minum bir biasanya akan pulas sampai sekitar satu atau dua jam. Apakah Yumiko juga begitu? Akankah dia terbangun bila tubuhnya kugeluti tanpa memasukkan konthol ke liang memeknya?

Hasratku semakin memuncak. Kuelus betis indah Yumiko. Kemudian sedikit kuremas itu untuk memastikan bahwa dia cukup pulas. Ternyata dia tidak terbangun. Keberanianku bertambah. Kusingkapkan bagian bawah kimononya sampai sebatas perut. Kini paha mulus itu terhampar di hadapanku. Paha yang menantang kejantananku. Di atas paha, beberapa helai bulu jembut keluar dari celana dalamnya yang minim. Sungguh kontras warnanya. Jembutnya berwarna hitam, sedang tubuhnya berwarna putih.

Kueluskan tanganku menuju pangkal pahanya sambil kuamati wajah Yumiko. Dia tidak terbangun. Kueluskan perlahan ibu jariku di bagian celana yang mempertontonkan belahan bibir memeknya. Tiba-tiba jari-jari tangannya bergerak seperti tersentak. Aku kaget. Segera kuhentikan aksiku karena khawatir bila Yumiko terbangun. Namun dia tetap tertidur dengan nafas yang teratur.

Keberanianku muncul kembali. Kini kuciumi paha mulus tersebut berganti-ganti, kiri dan kanan, sambil tanganku mengusap dan meremasnya perlahan-lahan. Kedua paha tersebut secara otomatis bergerak membuka agak lebar. Namun si empunya tetap tertidur. Bau harum yang terpancar dari pahanya membimbing hasrat kejantananku untuk meneruskan pendakian.

Dia sedang tertidur pulas! Dia sedang tidak tersadar! Dia sedang di bawah pengaruh alkohol! Kenapa aku harus takut?

Aku berjalan ke pintu dan menguncinya dari dalam, untuk berjaga-jaga kalau ada orang dari luar mau masuk. Kemudian aku melepas celana dalamku. Celana dalam kulipat dan kumasukkan ke dalam kantong celana pendek yang kupakai. Celana pendek yang kukenakan adalah longgar dan terbuat dari bahan yang tipis dan lemas, sehingga tanpa lindungan celana dalam kontolku dapat bergerak bebas di salah satu lobang kakinya yang memang lebar.

Kemudian kuhampiri Yumiko yang tertidur pulas. Kembali kuciumi dan kujilati paha dan betis mulus yang berbau harum tersebut. Setelah beberapa saat kukeluarkan konthol dari lobang kanan celana pendekku. Kontholku sudah begitu tegang. Kutempelkan kepala kontholku di paha mulus tersebut. Rasa hangat mengalir dari paha Yumiko ke kepala kontholku. Kemudian kugesek-gesekkan kepala konthol di sepanjang pahanya. Rasa geli, hangat, dan nikmat menyelimuti sel-sel kontholku. Kontholku terus kugesek-gesekkan di paha sambil agak kutekan. Semakin terasa nikmat. Konthol semakin tegang. Nafsu seks-ku semakin tinggi.

Aku semakin nekad. Kulepaskan ikatan baju kimono tidur Yumiko, dan kusingkapkan baju itu ke kiri dan kanan. Tergoleklah tubuh mulus Yumiko tanpa helaian kimono menghalanginya. Tubuh moleknya sungguh membangkitkan birahi. Payudara yang besar membusung, pinggang yang ramping, dan pinggul yang besar melebar dengan bagusnya. Payudaranya menggunung putih, putingnya berdiri tegak berwarna pink kecoklat-coklatan, dan dikelilingi oleh warna coklat kulit payudara di sekitarnya sampai dengan diameter sekitar dua setengah centimeter.

Perlahan-lahan kucium payudara montok Yumiko. Hidungku mengendus-endus kedua payudara yang berbau harum sambil sesekali mengecupkan bibir dan menjilatkan lidahku. Kemudian puting payudara kanannya kulahap ke dalam mulutku. Badannya sedikit tersentak ketika puting itu kugencet perlahan dengan menggunakan lidah dan gigi atasku. Aku pun terperanjat. Namun dia tetap tertidur. Kini kusedot-sedot puting payudaranya secara berirama. Mula-mula lemah, lama-lama agak kuperkuat sedotanku. Kuperbesar daerah lahapan bibirku. Kini puting dan payudara sekitarnya yang berwarna kecoklatan itu semua masuk ke dalam mulutku. Kembali kusedot daerah tersebut dari lemah-lembut menjadi agak kuat. Yang penting perlahan-lahan tanpa irama yang menyentak, agar dia tidak terbangun. Namun walaupun tetap tertidur, mimik wajah Yumiko tampak sedikit berubah, seolah menahan suatu kenikmatan.

Kedua payudara harum itu kuciumi dan kusedot-sedot secara berirama. Kontholku bertambah tegang. Sambil terus menggumuli payudara dengan bibir, lidah, dan wajahku, aku terus menggesek-gesekkan konthol di kulit pahanya yang halus dan licin. Rasa nikmat dan hanya merembes dari kontholku ke sel-sel otak di kepalaku. Dan mulut kecil di kepala kontholku ikut-ikutan mencari rasa geli dan nikmat lewat kecupan-kecupan kecilnya nya di permukaan mulus kulit paha Yumiko.

Kubenamkan wajahku di antara kedua belah gumpalan dada Yumiko. Kemudian perlahan-lahan bergerak ke arah bawah. Kugesek-gesekkan wajahku di lekukan tubuh yang merupakan batas antara gumpalan payudara dan kulit perutnya. Kiri dan kanan kuciumi dan kujilati secara bergantian. Keharuman yang terpancar dari badannya kuhirup dengan rakusnya, dengan habis-habisan, seolah tidak rela bila ada bagian kulit tubuh yang terlewatkan barang satu milimeter pun.

Kecupan-kecupan bibirku, jilatan-jilatan lidahku, dan endusan-endusan hidungku pun beralih ke perut dan pinggang Yumiko. Sementara gesekan-gesekan kepala kontholku kupindahkan ke betisnya. Bibir dan lidahku menyusuri perut sekeliling pusarnya yang putih mulus. Kemudian wajahku bergerak lebih ke bawah. Dengan nafsu yang menggelora kupeluk pinggulnya secara perlahan-lahan. Kecupanku pun berpindah ke celana dalam tipis yang membungkus pinggulnya tersebut. Kususuri pertemuan antara kulit perut dan celana dalam. Kemudian ke arah pangkal paha. Kujilat helaian-helaian rambut jembutnya yang keluar dari celana dalamnya. Lalu kuendus dan kujilat celana dalam pink itu di bagian yang tidak mampu menyembunyikan lekuk belahan bibir memeknya. Kuhirup kuat-kuat bau khas yang terpancar dari balik celana dalam yang membuat nafsuku semakin meronta-ronta.

Setelah cukup puas, aku mengakhiri kecupan dan jilatanku di celana dalam sekitar memeknya tersebut.

Aku bangkit. Dengan posisi berdiri di atas lutut kukangkangi tubuh mulus yang begitu menggairahkan tersebut. Kontholku yang tegang kemudian kutempelkan di kulit payudara Yumiko. Kepala konthol kugesek-gesekkan di kehalusan kulit payudara yang menggembung montok itu. Kembali rasa geli, hangat, dan nikmat mengalir di syaraf-syaraf kontholku. Sambil kukocok batangnya dengan tangan kananku, kepala konthol terus kugesekkan di gumpalan daging payudaranya, kiri dan kanan. Rasa nikmat semakin menjalar. Aku ingin berlama-lama merasakannya.

Setelah sekitar dua menit aku melakukan hal itu, nafsuku yang semakin tinggi mengalahkan rasa takut. Kulepas celana pendekku. Tampak kontholku yang besar dan panjang berdiri dengan gagahnya. Kuraih kedua belah gumpalan payudara mulus Yumiko yang montok itu. Aku berdiri di atas lutut dengan mengangkangi pinggang ramping Yumiko dengan posisi badan sedikit membungkuk. Batang kontholku kemudian kujepit dengan kedua gumpalan payudaranya. Kini rasa hangat payudara Yumiko terasa mengalir ke seluruh batang kontholku.

Perlahan-lahan kugerakkan maju-mundur kontholku di cekikan kedua payudara Yumiko. Kekenyalan daging payudara tersebut serasa memijit-mijit batang kontholku, memberi rasa nikmat yang luar biasa. Di kala maju, kepala kontholku terlihat mencapai pangkal lehernya yang jenjang. Di kala mundur, kepala kontholku tersembunyi di jepitan payudaranya. Lama-lama gerak maju-mundur kontholku bertambah cepat, dan kedua payudara montoknya kutekan semakin keras dengan telapak tanganku agar jepitan daging kenyal di batang kontholku semakin kuat. Aku pun merem melek menikmati enaknya jepitan payudara indah.

Bibir Yumiko pun mendesah-desah tertahan, "Ah... hhh... hhh... ah..." Mungkin walaupun tetap dalam keadaan tertidur pulas, dia merasa geli dan ngilu-ngilu enak di kedua gumpalan payudaranya yang kutekan-tekan dengan telapak tanganku dan kukocok dengan kontholku.

Bibir mungil di kepala kontholku pun mulai melelehkan sedikit cairan. Cairan tersebut membasahi belahan payudara Yumiko. Oleh gerakan maju-mundur kontholku di dadanya yang diimbangi dengan tekanan-tekanan dan remasan-remasan tanganku di kedua payudaranya, cairan itu menjadi teroles rata di sepanjang belahan dadanya yang menjepit batang kontholku. Cairan tersebut menjadi pelumas yang memperlancar maju-mundurnya kontholku di dalam jepitan payudaranya. Dengan adanya sedikit cairan dari kontholku tersebut aku merasakan keenakan dan kehangatan yang luar biasa pada gesekan-gesekan batang dan kepala kontholku dengan kulit payudara indahnya.

"Hih... hhh... edan... edan... Luar biasa enaknya...," aku tak kuasa menahan rasa enak yang tak terperi.

Sementara nafas Yumiko dalam tidurnya menjadi tidak teratur. Desahan-desahan keluar dari bibirnya yang sensual, yang kadang diseling desahan lewat hidungnya, "Ngh... ngh... hhh... heh... eh... ngh..."

Desahan-desahan Yumiko baik yang lewat hidung maupun lewat bibir semakin menuntun nafsuku untuk menaiki suatu perjalanan pendakian yang indah. Gesekan-gesekan maju-mundurnya kontholku di jepitan gumpalan payudaranya semakin cepat. Kontholku semakin tegang dan keras. Kurasakan pembuluh darah yang melalui batang kontholku berdenyut-denyut, menambah rasa hangat dan nikmat yang luar biasa.

"Sugoi... edan... oh... hhh...," erangan-erangan keenakan keluar tanpa kendali dari mulutku. "Sugoi... sugoi... Enak sekali, Yumiko... Heh... rasa cewek Jepang luar biasa... Hhh... enaknya payudara Jepang... hhh... enaknya gesekan kulit mulus Jepang... ah... Enaknya... mulusnya... hangatnya... enak sekali payudara Jepang..."

Aku menggerakkan maju-mundur kontholku di jepitan payudara Yumiko dengan semakin cepatnya. Rasa enak yang luar biasa mengalir dari konthol ke syaraf-syaraf otakku. Kulihat wajah Yumiko Kawamura. Walupun tertidur, namun alis matanya yang bagus bergerak naik turun seiring dengan desah-desah perlahan bibir sensualnya akibat tekanan-tekanan, remasan-remasan, dan kocokan-kocokan di buah dadanya. Ada sekitar lima menit aku menikmati rasa keenakan luar biasa di jepitan payudaranya itu.

Payudara sebelah kanannya kulepas dari telapak tanganku. Tangan kananku lalu membimbing konthol dan menggesek-gesekkan kepala konthol dengan gerakan memutar di kulit payudaranya yang halus mulus. Sambil jari-jari tangan kiriku terus meremas payudara kiri Yumiko, kontholku kugerakkan memutar-mutar menuju ke bawah. Ke arah perut. Dan di sekitar pusarnya, kepala kontholku kugesekkan memutar di kulit perutnya yang putih mulus, sambil sesekali kusodokkan perlahan di lobang pusarnya. Rasa hangat, nikmat, dan bercampur geli menggelitiki kepala kontholku.

Keberanianku semakin tinggi. Sekarang kedua tanganku mencopot celana dalam minimnya. Pinggul yang melebar indah itu tidak berpenutup lagi. Kulit perut yang semula tertutup celana dalam tampak jelas sekali. Licin, putih, dan amat mulus. Di bawah perutnya, jembut yang hitam lebat menutupi daerah sekitar lobang kemaluannya. Kedua paha mulus Yumiko kemudian kurenggangkan lebih lebar. Kini hutan lebat di bawah perut tadi terkuak, mempertontonkan alat kemaluannya. Bibir memek Yumiko nampak berwarna coklat tua bersemu pink.

Aku pun mengambil posisi agar kontholku dapat mencapai alat kemaluan Yumiko dengan mudahnya. Dengan tangan kanan memegang batang konthol, kepalanya kugesek-gesekkan ke jembut Yumiko. Rasa geli menggelitik kepala kontholku. Kemudian kepala kontholku bergerak menyusuri jembut menuju ke memeknya. Kugesek-gesekkan kepala konthol ke sekeliling bibir memeknya. Terasa geli dan nikmat. Kemudian kepala konthol kugesekkan agak ke arah lobang. Dan menusuk sedikit ke dalam. Lama-lama dinding mulut lobang kemaluan itu menjadi basah. Kugetarkan perlahan-lahan kontholku sambil terus memasuki lobang memek. Kini seluruh kepala kontholku yang berhelm pink tebenam dalam jepitan mulut memek Yumiko. Jepitan mulut memek itu terasa hangat dan enak sekali. Sementara getaran perlahan dengan amplituda kecil tanganku pada batang konthol membuat kepala kontholku merasa geli dan nikmat dalam sentuhan-sentuhannya dengan dinding lobang memek.

Kembali dari mulut Yumiko keluar desisan kecil tanda nikmat tak terperi.

Kontholku semakin tegang. Sementara dinding mulut memek Yumiko terasa semakin basah. Perlahan-lahan kontholku kutusukkan lebih ke dalam. Kini tinggal separuh batang yang tersisa di luar. Tusukan kuhentikan untuk memastikan bahwa Yumiko tidak terbangun. Setelah yakin dia tidak terbangun, kembali secara perlahan kumasukkan kontholku ke dalam memek. Terbenam sudah seluruh batang kontholku di dalam memek Yumiko. Sekujur batang konthol sekarang dijepit oleh daging hangat yang basah di dalam memek Yumiko dengan sangat enaknya.

Sesaat aku diam. Kulihat ekspresi wajah Yumiko kembali mengendur. Artinya dia tidak terbangun. Kemudian secara perlahan-lahan kugerakkan keluar-masuk kontholku ke dalam memeknya. Sewaktu keluar, yang tersisa di dalam memek hanya kepala konthol saja. Sewaktu masuk seluruh konthol terbenam di dalam memek sampai batas pangkalnya. Rasa hangat dan enak yang luar biasa kini seolah memijiti seluruh bagian kontholku. Aku menyukai rasa nikmat ini. Aku terus memasuk-keluarkan kontholku ke lobang memeknya. Namun semua gerakanku kujaga tidak menghentak-hentak agar Yumiko tidak terbangun. Dalam keadaan tetap tertidur alis matanya terangkat naik setiap kali kontholku menusuk masuk memeknya secara perlahan. Bibir segarnya yang sensual sedikit terbuka, sedang giginya terkatup rapat. Dari mulut sexy itu keluar desis kenikmatan, "Sssh... sssh... hhh... hhh... ssh... sssh..."

Aku terus mempertahankan kenikmatan yang mengalir lewat batang kontholku dengan mengocok perlahan-lahan memek perempuan Jepang tersebut. Enam menit sudah hal itu berlangsung. Lama-lama aku membutuhkan kocokan yang agak menghentak-hentak agar dapat mengakhiri perjalanan pendakian tersebut. Namun bila kocokan itu kulakukan ke memek Yumiko bisa-bisa dia terbangun. Jadi kocokan yang menghentak-hentak pada konthol harus kulakukan di luar memeknya.

batang konthol itu kulakukan. Aku kembali memasukkan seluruh kontholku ke dalam memeknya. Kembali kukocok secara perlahan memeknya. Kunikmati kehangatan daging dalam memeknya. Kurasakan enaknya jepitan otot-otot memek pada kontholku.

Kubiarkan kocokan perlahan tersebut sampai selama dua menit. Kembali kutarik kontholku dari memek Yumiko. Namun kini tidak seluruhnya, kepala konthol masih kubiarkan tertanam dalam mulut memeknya. Sementara batang konthol kukocok denganjari-jari tangan kananku dengan cepatnya. Walaupin sudah berhati-hati, namun kepala konthol itu menggelitiki dinding memek dengan amplituda kecil tetapi berfrekuensi tinggi akibat kocokan tanganku di batangnya. Hal tersebut menyebabkan rasa enak tak terperi. Geli, hangat, dan nikmat.

Rasa enak itu agaknya dirasakan pula oleh Yumiko. Terbukti walaupun dalam keadaan tidur, dia mendesah-desah akibat sentuhan-sentuhan getar kepala kontholku pada dinding mulut memeknya, "Sssh... sssh... zzz... ah... ah... hhh..."

Tiga menit kemudian kumasukkan lagi seluruh kontholku ke dalam memek Yumiko. Dan kukocok perlahan. Kunikmati kocokan perlahan pada memeknya kali ini lebih lama. Sampai kira-kira empat menit. Lama-lama aku tidak puas. Kupercepat gerakan keluar-masuk kontholku pada memeknya, namun tetap kujaga agar jangan menyentak-sentak. Kurasakan rasa enak sekali menjalar di sekujur kontholku. Aku sampai tak kuasa menahan ekspresi keenakanku. Sambil tertahan-tahan, aku mendesis-desis, "Subarashii... subarashii... sugoi... sugoi... edan... enaknya... Edan, hangatnya memek Jepang... Edan jepitan memeknya... Yumiko... memekmu luar biasa... Edan... nikmatnya..."

Gerakan keluar-masuk secara cepat itu berlangsung sampai sekitar empat menit. Kemudian rasa gatal-gatal enak mulai menjalar di sekujur kontholku. Berarti beberapa saat lagi aku akan mengalami orgasme. Ke mana harus kusemprotkan? Yang jelas jangan di dalam memeknya. Dapat diketahui Yumiko nantinya. Apalagi kalau Yumiko sampai hamil dan terlahir anak Indonesia.

Kucopot kontholku dari memek Yumiko. Segera aku berdiri dengan lutut mengangkangi tubuhnya agar kontholku mudah mencapai payudaranya. Kembali kuraih kedua belah payudara montok itu untuk menjepit kontholku yang berdiri dengan amat gagahnya. Agar kontholku dapat terjepit dengan enaknya, aku agak merundukkan badanku. Kemudian kontholku kukocokkan maju-mundur di dalam jepitan buah dada aduhai itu. Cairan dinding memek Yumiko yang membasahi kontholku kini merupakan pelumas yang pas dalam memberi keenakan luar biasa pada gesekan-gesekan kontholku dan kulit buah dada yang mulus itu.

"Edan... Yumiko. Edan... luar biasa... Enak sekali... Payudaramu kenyal sekali... Payudaramu indah sekali... Payadaramu montok sekali... Payudaramu mulus sekali... Oh... hangatnya... Sssh... nikmatnya... Tubuhmu luarrr biasa...", aku merintih-rintih keenakan.

Sementara di dalam tidurnya Yumiko mendesis-desis keenakan, "Sssh... sssh... sssh..." Giginya tertutup rapat. Alis matanya bergerak ke atas ke bawah.

Aku mempercepat maju-mundurnya kontholku. Aku memperkuat tekananku pada payudaranya agar kontholku terjepit lebih kuat. Rasa enak menjalar lewat kontholku. Rasa hangat menyusup di seluruh kontholku. Karena basah oleh cairan memek, kepala kontholku tampak amat mengkilat di saat melongok dari jepitan buah dada Yumiko. Leher konthol yang berwarna coklat tua dan helm konthol yang berwarna pink itu menari-nari di jepitan payudaranya. Lama-lama rasa gatal yang menyusup ke segenap penjuru kontholku semakin menjadi-jadi.

Semakin kupercepat kocokan kontholku pada payudara Yumiko. Rasa gatal semakin hebat. Rasa hangat semakin luar biasa. Dan rasa enak semakin menuju puncaknya. Tiga menit sudah kocokan hebat kontholku di payudara montok itu berlangsung. Dan ketika rasa gatal dan enak di kontholku hampir mencapai puncaknya, aku menahan sekuat tenaga benteng pertahananku sambil mengocokkan konthol di kempitan payudara indah Yumiko dengan sangat cepatnya. Rasa gatal, hangat, dan enak yang luar biasa akhirnya mencapai puncaknya. Aku tak kuasa lagi membendung jebolnya tanggul pertahananku.

"Yumiko...!" pekikku dengan tidak tertahankan. Mataku membeliak-beliak.

Jebollah pertahananku. Rasa hangat dan nikmat yang luar biasa menyusup ke seluruh sel-sel kontholku saat menyemburkan cairan sperma.

Crot! Crot! Crot! Crot!

Spermaku menyemprot dengan derasnya. Sampai empat kali. Kuat sekali semprotannya, sampai menghantam rahang bagus Yumiko. Sperma tersebut berwarna putih dan kelihatan sangat kental. Dari rahang sperma yang banyak sekali itu mengalir turun ke arah leher Yumiko yang putih dan jenjang.

Sperma yang tersisa di dalam kontholku pun menyusul keluar dalam tiga semprotan. Cret! Cret! Cret! Kali ini semprotannya lemah. Semprotan awal hanya sampai pangkal batang leher mulus Yumiko, sedang yang terakhir hanya jatuh di atas belahan payudaranya.

Sejenak aku terdiam. Aku menikmati akhir-akhir kenikmatan pada penghujung pendakianku ini.

"Sugoi... luar biasa... Yumiko, nikmat sekali tubuhmu...," aku bergumam lirih. Baru kali ini aku mengalami kenikmatan sex yang indah luar biasa. Diri bagai terlempar ke langit ketujuh. Jauh lebih indah daripada masturbasi dengan menghadapi gambar artis sexy yang bugil.

Setelah nafsuku menurun, kontholku pun mengecil. Kulepaskan payudara Yumiko dari raupan telapak tanganku. Kontholku sekarang tergeletak di atas belahan payudaranya. Suatu komposisi warna yang kontras pun terlihat, batang kontholku berwarna coklat dengan kepala konthol berhelm pink, sedang kulit payudara montok Yumiko adalah putih mulus. Masih tidak puas aku memandangi payudara indah yang terhampar di depan mataku tersebut. Kemudian mataku memandang ke arah pinggangnya yang ramping dan pinggulnya yang melebar indah. Terus tatapanku jatuh ke memeknya yang dikelilingi oleh bulu jembut hitam jang lebat. Kubayangkan betapa enaknya bila bermain sex dalam kesadaran penuh dengan Yumiko. Aku dapat menggeluti dan mendekap kuat tubuhnya yang benar-benar menantang kejantanan. Aku dapat mengocok memeknya dengan kontholku dengan irama yang menghentak-hentak kuat. Dan aku dapat menyemprotkan spermaku di dalam memeknya sambil merengkuh kuat-kuat tubuhnya di saat orgasmeku.

"Engh..." Tiba-tiba Yumiko menggeliatkan badannya.

Aku terkejut dan tersadar. Cepat-cepat aku meraih celana pendekku dan berlindung di belakang meja tamu. Sebentar menunggu reaksi, namun Yumiko tertidur kembali dengan nafas yang teratur. Aku segera mengelap konthol dengan tissue yang ada di atas meja, dan memakai celana pendek. Sementara kubiarkan celana dalamku tetap di dalam saku celana pendek agar aku kontholku segera tertutup kembali.

Kemudian beberapa lembar tissue kuambil untuk mengelap spermaku yang berleleran di rahang, leher, dan buah dada Yumiko. Ada yang tidak dapat dilap, yakni cairan spermaku yang sudah terlajur jatuh di rambut kepalanya.

"Ah, nggak apa-apalah. Masak dia tahu. Dia kan hilang kesadarannya. Mungkin juga dia baru terbangun besok pagi," demikian pikirku.

Celana dalam pink kupakaikan kembali ke pinggul Yumiko. Dan... edan! Kontholku mulai berdiri lagi melihat kemolekan tubuh Yumiko. Namun aku tidak boleh melakukannya lagi. Salah-salah dia terbangun. Cukup sudah sekali aku menikmati tubuhnya di saat dia tertidur pulas oleh pengaruh alkohol sehingga berlangsung aman. Daripada aku menanggung resiko lagi.

Kurapihkan kembali baju kimono tidurnya. Tissue-tissue bekas pengelap konthol dan sperma di tubuh Yumiko kukumpulkan menjadi satu. Akan kusimpan sebagai kenang-kenangan bahwa aku sudah berhasil menggeluti tubuh perempuan Jepang yang molek walaupun dia dalam keadaan tertidur. Akhirnya aku memutuskan kembali ke apartemenku sendiri, meninggalkan Yumiko yang tertidur pulas di atas karpet di samping meja tamu. Sempat kulirik jam dinding di ruang tamu Yumiko, jarum jam menunjukkan pukul sembilan kurang seperempat. Kututup pintu rumah Yumiko sambil bergumam lirih, "Terimakasih atas servis kenikmatannya, Yumiko-san."



Jam duduk di atas TV menunjukkan pukul 22:30 ketika pesawat telpon berdering. Aku bangun dari tidur-tiduran di depan TV. Gagang telpon pun kuangkat dari pesawatnya yang tergeletak di samping TV.

"Hai, Bobby desu keredomo...," ucapku sambil menempelkan ujung gagang telpon ke telinga.

"A... Kawamura Yumiko desu ga...," suara merdu perempuan menyahut di telpon.

Deg! Jantungku berdegup keras. Telpon tersebut ternyata dari Yumiko. Dia sudah tersadar dari tidurnya. Ada apa menelponku malam-malam begini? Tahukah dia dengan apa yang kuperbuat kepadanya dua jam yang lalu?

"A-ada apa?" tanyaku dengan suara agak bergetar.

"Gomenasai... tadi saya terlalu banyak minum. Jadi saya jatuh tertidur sebelum membuat kuitansi pembayaran apartemen. Uang sewa yang Bobby-san letakkan di atas meja sudah saya ambil, dan sekarang sudah saya buatkan kuitansinya. Harap datang ke sini sekarang untuk mengambilnya."

Aku bernafas lega. Ternyata hanya urusan kuitansi. Suara Yumiko tetap lembut. Tidak bernada tinggi. Berarti dia tidak sedang marah. Berarti dia tidak tahu kalau tubuhnya kuesek-esek dua jam yang lalu.

Aku lalu menuruni tangga apartemen dan berjalan menuju pintu rumah Yumiko. Sebelum aku menekan bel pintu, dia sudah membuka pintu. Dia berdiri dengan menariknya, bagai bidadari yang turun dari kayangan. Rambutnya sudah tersisir rapih, dengan bagian belakang dijepitkan ke atas. Dengan gaya sisiran semacam itu, leher jenjangnya yang putih mulus seolah dipamerkan dengan jelasnya. Kimono yang dikenakan masih kimono yang tadi. Kimono yang terbuat dari bahan putih, lembut, dan mengkilat. Dadanya membusung dengan gagahnya, dan putingnya tergambar jelas di kain kimono yang menutup dadanya. Wow... ada perubahan. Bau parfum! Kini bau parfum yang harum dan segar terpancar dari tubuhnya. Bau harum yang berbeda dengan wangi sabun mandi yang tadi terpancar dari tubuhnya.

"Ayo, masuk. Saya ambilkan kuitansinya." Bibir sensual Yumiko menyunggingkan senyum. Senyum manis yang amat menggoda nafsuku. Dan berbeda dengan tadi, bibir sensualnya itu sekarang sudah berlapis lipstik tipis berwarna pink. Sexy, ranum, dan segar sekali bibir tersebut. Seolah menantang bibirku untuk melumat bibir tersebut habis-habisan.

Aku melangkah masuk. "Sumimasen...," kataku sambil menganggukkan kepala.

Pintu tertutup secara perlahan karena adanya pegas yang terpasang di dekat engselnya.

Aku kemudian berjalan di belakangnya menuju ruang tamu. Kuperhatikan goyang pantatnya yang sungguh aduhai. Gumpalan daging pantat itu tergambar jelas menggunduk di kimono tidurnya. Gundukan tersebut menggial ke kiri-kanan di saat melangkah, seolah menantang batang kejantananku untuk memijit-mijit kekenyalannya.

Yumiko mengambil buku kuitansi dari rak buku, kemudian menyobeknya selembar.

"Ini Bobby-san, kuitansinya," kata Yumiko sambil memberikan lembaran itu padaku. Bibirnya menyunggingkan senyum. Matanya menatap diriku tajam. Namun menurut penilaianku, sunggingan bibir dan tatapan mata itu menantang diriku.

Aku mengulurkan tangan kanan untuk menerima kuitansi itu. Belum lagi kuitansi kupegang, Yumiko sudah melepaskan kertas kuitansi tersebut. Akibatnya kertas kuitansi melayang jatuh. Secara refleks tanganku bergerak ke bawah berusaha menyelamatkan kuitansi sebelum menyentuh lantai. Agaknya Yumiko pun melakukan gerak refleks yang sama denganku, bahkan dia bergerak sedikit lebih cepat. Tangan Yumiko berhasil menangkap kuitansi, sementara tanganku dengan tidak sengaja menangkap jari-jari tangan Yumiko.

Aku terpana dengan ketidaksengajaanku. Kehalusan jari-jari tangan Yumiko terasa benar di dalam genggaman tanganku. Sementara posisi tubuh Yumiko yang agak membungkuk membuat mataku dapat melihat belahan payudara montok yang amat mulus itu dengan jelas dari belahan baju kimononya. Edan... kontholku berdiri lagi.

Yumiko menatap tanganku yang tanpa sengaja menggenggam jari tangannya. Kemudian tatapan matanya beralih ke wajahku. Sinar matanya itu... sinar mata meminta. Sinar mata orang yang sedang kehausan. Sinar mata orang yang sedang penuh hasrat.

Tiba-tiba Yumiko merangkul pundakku. Buah dadanya menekan dadaku dengan hangatnya.

"Bobby-san. Buat apa kau berpura-pura," kata Yumiko, "Aku tahu kau melakukan masturbasi di sini saat aku tertidur pulas tadi. Saat aku terbangun, rambutku ada yang basah oleh air mani. Dan itu pasti air manimu..."

Yumiko mempererat rangkulannya pada bahuku. Dia berdiri sedikit berjinjit. Bibir sensualnya yang berwarna pink merekah itu dengan ganasnya mendarat di bibirku dan melumat-lumat bibirku. Nafasku jadi terengah-engah tidak beraturan.

"Kawamura-san...," kataku tersenggal di saat bibirku sedikit terbebas dari bibirnya.

"Bobby-san... jangan gunakan nama keluarga saat ini. Panggil saja namaku... Yumiko...," pinta Yumiko. "Bobby-san... cumbulah diriku... Sudah lama saya merindukan cumbuan hangat yang menggelora... Cumbuan laki-laki jantan yang penuh tenaga... Dan sejak pertamakali melihatmu, saya mendambakan cumbuan geloramu. Saya suka bermasturbasi dengan membayangkan tubuhmu yang tegap berisi... Bila suamiku sedang menggelutiku, kubayangkan bahwa yang menggelutiku itu adalah dirimu..."

Nafsuku terbakar. Ternyata hasratku untuk merasakan keaduhaian tubuhnya yang sudah cukup lama timbul dalam diriku tidak bertepuk sebelah tangan. Ternyata dia juga menyimpan hasrat untuk bercinta denganku.

"Yumiko...," desahku penuh nafsu. Bibirku pun menggeluti bibirnya. Bibir sensual yang menantang itu kulumat-lumat dengan ganasnya. Tidak kusisakan satu milimeter pun bibir itu dari seranganku. Sementara Yumiko pun tidak mau kalah. Bibirnya pun menyerang bibirku dengan dahsyatnya, seakan tidak mau kedahuluan oleh lumatan bibirku.

Kedua tangankupun menyusup diantara lengan tangannya. Tubuh sexy dan kenyal itu sekarang berada dalam dekapanku. Aku mempererat dekapanku, sementara Yumiko pun mempererat pelukannya pada diriku. Kehangatan tubuhnya terasa merembes ke badanku, walau lembaran kain baju masih memerantarai kami. Payudaranya yang membusung terasa semakin menekan dadaku. Jari-jari tangan Yumiko mulai meremas-remas kulit punggungku dari sela-sela lobang leher T-shirt yang kupakai.

"Bobby-san... kita langsung lepas pakaian dulu saja...," kata Yumiko sambil berusaha melepas T-shirtku. Aku mengangkat kedua tangan ke atas untuk memberi kesempatan dia mencopot T-shirt. Tercopot sudah kaos yang kupakai itu. Kini kedua tangan Yumiko dengan sigap melepaskan ikatan tali celana pendekku. Dan mencopotnya, sehingga aku kini tinggal memakai celana dalam saja.

Yumiko pun merangkul punggungku lagi. Aku kembali mendekap erat tubuh Yumiko sambil melumat kembali bibirnya. Sambil tangan kiri terus mendekap tubuh, tangan kananku bergerak ke samping pinggang Yumiko dan melepaskan ikatan baju kimono tidurnya. Begitu terbuka kusingkapkan bukaan kimono tadi. Kemudian kedua tanganku menyusup ke dalam kimono dan langsung mendekap erat punggungnya yang berkulit halus. Yumiko kemudian melepaskan rangkulannya ke tubuhku dan mengayunkan kedua tangannya satu per satu ke belakang agar kimononya terlepas dari tubuhnya. Dan terjatuhlah kimononya ke lantai. Kini dia seperti diriku, hanya mengenakan celana dalam saja.

Dalam keadaan hanya memakai celana dalam saja, kami kembali berpelukan erat dan saling melumat bibir. Sementara tangan kami saling meremas-remas kulit punggung. Kehangatan menyertai tubuh bagian depan kami yang saling menempel. Kini kurasakan payudaranya yang montok menekan nakal ke dadaku. Dan ketika saling sedikit bergeseran, putingnya seolah-olah menggelitiki dadaku. Kontholku terasa hangat dan mengeras di dalam celana dalam. Kontholku serasa protes, ingin ikut-ikutan menyerang tubuh mulus Yumiko.

Tangan kiriku pun turun ke arah perbatasan pinggang ramping dan pinggul besar Yumiko, kemudian menekannya kuat-kuat dari belakang ke arah perutku. Kini masih di dalam celana dalam, kontholku tergencet perut bawahku dan perut bawah Yumiko dengan enaknya. Sementara bibirku melepaskan diri dari bibir Yumiko, dan bergerak ke arah lehernya. Leher jenjang yang putih mulus dan berbau harum segar itu pun kuciumi, kuhisap-hisap dengan hidungku, dan kujilati dengan lidahku.

"Ah... geli... geli...," desah Yumiko sambil menengadahkan kepala, agar seluruh leher sampai dagunya terbuka dengan luasnya.

Yumiko pun membusungkan dadanya dan melenturkan pinggangnya ke depan. Dengan posisi begitu, walaupun wajahku dalam keadaan menggeluti lehernya, tubuh kami dari dada hingga bawah perut tetap dapat menyatu dengan rapatnya. Tangan kananku lalu bergerak ke dadanya yang montok, dan meremas-remas payudara tersebut dengan perasaan gemas.

Setelah puas menggeluti lehernya, wajahku turun ke arah belahan dadanya. Aku berdiri dengan agak merunduk. Tangan kiriku pun menyusul tangan kanan, yakni bergerak memegangi payudara. Wajahku kemudian menggeluti belahan payudara Yumiko, sementara kedua tanganku meremas-remas kedua belah payudaranya sambil menekan-nekankannya ke arah wajahku. Segala kemulusan dan kehalusan belahan dada itu kukecupi dengan bibirku. Segala keharuman yang terpancar dari belahan payudara itu kuhirup kuat-kuat dengan hidungku, seolah tidak rela apabila ada keharuman yang tersisa sedikitpun. Kugesek-gesekkan memutar wajahku di belahan payudara itu. Kemudian bibirku bergerak ke atas bukit payudara sebelah kiri. Kuciumi bukit payudara yang membusung dengan gagahnya itu. Dan kumasukkan puting payudara di atasnya ke dalam mulutku. Kini aku menyedot-sedot puting payudara kiri Yumiko. Kumainkan puting di dalam mulutku itu dengan lidahku. Sedotan kadang kuperbesar ke puncak bukit payudara di sekitar puting yang berwarna coklat.

"Ah... ah... Bobby-san... geli... geli...," mulut indah Yumiko mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan, bagaikan desisan ular yang kelaparan mencari mangsa.

Aku memperkuat sedotanku. Sementara tanganku meremas kuat payudara montok yang kenyal Yumiko sebelah kanan. Kadang remasan kuperkuat dan kuperkecil menuju puncak bukitnya, dan kuakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan ibu jariku pada puting di atas puncak bukit payudara kanan itu.

"Bobby-san... hhh... geli... geli... enak... enak... ngilu... ngilu..."

Aku semakin gemas. Payudara aduhai Yumiko itu kumainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Bukit payudara kadang kusedot sebesar-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya, kadang yang kusedot hanya putingnya dan kucepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang kuremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya kupijit-pijit dan kupelintir-pelintir kecil puting yang mencuat gagah di puncaknya.

"Ah... Bobby-san... terus Bobby-san... terus... hzzz... ngilu... ngilu..." Yumiko mendesis-desis keenakan. Matanya kadang terbeliak-beliak. Geliatan tubuhnya ke kanan-kiri semakin sering frekuensinya.

Sampai akhirnya Yumiko tidak kuat melayani serangan-serangan awalku. Dia dengan gerakan cepat memelorotkan celana dalamku hingga turun ke paha. Aku memaklumi maksudnya, segera kurapatkan lututku sehingga celana dalam melorot jatuh ke karpet ruang tamu. Jari-jari tangan kanan Yumiko yang mulus dan lembut kemudian menangkap kontholku yang sudah berdiri dengan gagahnya. Sejenak dia memperlihatkan rasa terkejut.

"Sugoi... Bobby-san, sugoi... Batang kontholmu besar sekali... Konthol pacar-pacarku dulu dan juga konthol suamiku tidak ada yang sebesar ini. Sugoi... sugoi...," ucapnya terkagum-kagum. Sambil membiarkan mulut, wajah, dan tanganku terus memainkan dan menggeluti kedua belah payudaranya, jari-jari lentik tangan kanannya meremas-remas perlahan kontholku secara berirama, seolah berusaha mencari kehangatan dan kenikmatan di liatnya menara kejantananku. Remasannya itu memberi rasa hangat dan nikmat pada batang kontholku.

"Bobby-san, kita main di dalam kamar saja...," ajak Yumiko dengan sinar mata yang sudah dikuasai nafsu birahi. Tangan kirinya mendorong perlahan diriku untuk membebaskan payudaranya dari gelutan wajah dan tanganku. Dia lalu mengunci pintu dari dalam dan membiarkan kunci tetap tertanam di lobangnya agar orang dari luar tidak dapat membukanya. Setelah itu dia menarik tanganku.

Aku dan Yumiko pun berjalan menuju menuju kamar yang ada di sebelah ruang tamu. Kamar itu berukuran dua belas tatami. Sebagaimana kamar-kamar tidur tradisional Jepang, kamar itu kelihatan kosong, tanpa perabotan rak atau lemari. Namun di salah satu dindingnya, terdapat dua buah pintu geser dimana di dalamnya terdapat suatu ruang bersusun untuk menaruh futon. Futon adalah kasur tidur yang gampang digulung. Kebiasaan orang Jepang, bila mereka mau tidur mereka membuka futon, sedang bila selesai tidur maka futon tersebut mereka gulung kembali dan mereka simpan di ruang bersusun yang menyatu dengan dinding tersebut. Dengan cara inilah orang Jepang menghemat tempat karena di saat tidak tidur maka kamar tersebut dapat dipakai untuk acara lainnya.

Yumiko yang tinggal tertutup celana dalam itu berjalan di depanku. Dari belakang, bentuk tubuhnya sungguh terlihat aduhai. Rambut belakang yang diikatnya ke atas itu menyebabkan lehernya yang jenjang terlihat jelas bagian belakangnya. Beberapa helai rambut bagian bawahnya yang pendek terlepas dari ikatan tersebut dan terjatuh menghiasi lehernya yang jenjang. Kulit punggungnya kelihatan licin. Tubuh tersebut meramping di bagian pinggangnya. Di bawah pinggang, tampak pinggulnya yang melebar dengan indahnya. Celana dalam pink minimnya tidak mampu menyembunyikan keindahan gundukan daging pantatnya yang putih dan amat mulus. Gundukan daging pantat itu menggial ke kiri-kanan dengan amat merangsangnya bergerak mengimbangi setiap langkah kakinya. Kemudian bentuk paha dan betisnya amatlah bagus, berkulit putih mulus tanpa terlihat goresan sedikitpun.

Perempuan Jepang bertubuh aduhai itu membuka pintu geser dan mengambil satu futon lebar dari dalamnya. Lebar futon itu kira-kira satu tiga per empat lebar futon yang kupunyai. Agaknya futon tersebut adalah futon untuk tidur dua orang. Yumiko lalu membuka futon tersebut di atas lantai kamar yang berkarpet tebal berwarna biru tua. Dalam mengatur letaknya, dia merunduk menghadap ke arahku. Buah dadanya yang besar dan montok itupun tampak menggantung kenyal dengan indahnya di dadanya. Di bawah lampu neon, gundukan payudara itu tampak amat mulus dan putih mengkilat. Sementara ujungnya berwarna coklat tua, dengan putingnya yang menyembul gagah di tengah-tengahnya berwarna pink kecoklat-coklatan. Yumiko kemudian mengambil sprei dari ruang susun atas, lalu menutup kembali pintu geser tersebut. Ketika mengambil sprei, tubuh tampak kanannya kelihatan jelas dari tempatku berdiri. Dari samping kanannya, payudaranya kelihatan begitu membusung dengan bagusnya, di mana ujung serta putingnya kelihatan meruncing tajam dengan aduhainya. Sungguh payudara dan puting yang sangat enak dilahap dan disedot-sedot.

Selesai melapisi futon dengan sprei, Yumiko mematikan lampu neon dan berjalan membelakangiku dalam rangka menghidupkan lampu bercahaya kuning yang agak remang-remang. Masih pada posisi membelakangiku, dia lalu mencopot celana dalamnya. Wow... luar biasa! Kini tubuh yang membelakangiku itu telanjang bulat, tanpa suatu penutup kain selembarpun. Gumpalan daging di pantatnya yang tadi masih ditutupi celana dalam itu kini terlihat menggunduk dengan amat bagusnya. Di bawah sorot lampu kekuningan, kulit pantat yang putih itu menjadi terlihat kuning licin. Sungguh mulus sekali.

Aku tidak dapat berlama-lama memandang tubuh Yumiko yang sungguh aduhai itu. Segera kurengkuh tubuhnya dari belakang dengan gemasnya. Kukecup daerah antara telinga dan lehernya. Bau harum dan segar yang terpancar dari kulitnya kuhisap dalam-dalam. Kadang daun telinga sebelah bawahnya yang kebetulan sedang tidak memakai anting-anting kukulum dalam mulutku dan kumainkan dengan lidahku. Kadang ciumanku berpindah ke punggung lehernya yang jenjang. Kujilati pangkal helaian rambutnya yang terjatuh di kulit lehernya. Sementara tanganku mendekap dadanya dengan eratnya. Telapak dan jari-jari tanganku meremas-remas kedua belah payudaranya. Remasanku kadang sangat kuat, kadang melemah. Sementara di bagian bawah, kontholku kutekankan ke gundukan pantatnya yang amat mulus. Kontholku merasa hangat dan nikmat berada di himpitan pantat kenyal Yumiko dan kulit perut bawahku sendiri. Sambil telunjuk dan ibu jari tangan kananku menggencet dan memelintir perlahan puting payudara kirinya, sementara tangan kiriku meremas kuat bukit payudara kanannya dan bibirku menyedot kulit mulus pangkal lehernya yang bebau harum, kontholku kugesek-gesekkan dan kutekan-tekankan ke pantatnya. Yumiko pun menggelinjang ke kiri-kanan bagaikan ikan yang hampir kehabisan air.

"Ah... Bobby-san... ngilu... ngilu... terus Bobby-san... terus... ah... geli... geli...

terus... hhh... enak... enaknya... enak...," Yumiko merintih-rintih sambil terus berusaha menggeliat ke kiri-kanan dengan berirama sejalan dengan permainan tanganku di buah dadanya. Akibatnya pinggulnya menggial ke kanan-kiri. Goyang gialan pinggul itu membuat kontholku yang sedang menggesek-gesek dan menekan-nekan pada kenyalnya bukit pantatnya merasa semakin keenakan. Batang kontholku serasa diremas-remas dan dipelintir-pelintir oleh pantat mulus Yumiko.

"Yumiko... enak sekali Yumiko... enak sekali pantatmu... sssh... luar biasa... enak sekali...," aku pun mendesis-desis keenakan.

"Hi-hik... Bobby-san... kamu keenakan ya? Batang kontholmu terasa besar dan keras sekali memijat-mijat pantatku. Wow... kontholmu terasa hangat di kulit pantatku... Ah...

sssh... Bobby-san... tanganmu nakal sekali di dadaku... ngilu, Bob... ngilu...," rintih Yumiko.

"Benar, Yumiko... tanganku memang nakal... Tetapi penyebabnya karena payudaramu besar dan kenyal sekali. Payudaramu mulus sekali... Payudaramu licin sekali... Sssh... luar biasa indahnya..."

"Bobby-san... ngilu... suka sekali kau memainkan buah dadaku... Ah... geli ah, geli... Jangan mainkan hanya putingnya saja... geli... remas seluruhnya saja..." Yumiko semakin menggelinjang-gelinjang dalam dekapan eratku.

"Yumiko... sugoi... indah sekali payudaramu... Kenapa kau tidak jadi bintang film saja... Payudaramu lebih indah dari payudara Natsumi Kawahama... Payudaramu lebih bagus dari payudara Ai Iijima... Seharusnya kau jadi bintang film saja..."

"Auw! Bobby-san... remasanmu kuat sekali... Tanganmu nakal sekali... Sssh... sssh... ngilu... ngilu... Ak... kontholmu di pantatku juga nakal sekali... besar sekali... kuat sekali..."

"Habis... pinggulmu bagus sekali... pantatmu kenyal dan mulus sekali... licin sekali... Wow... pantatmu bergoyang ke kanan-kiri... Edan... edan... enak sekali..."

Aku semakin bersemangat menekan-tekankan kontholku di pantat Yumiko yang licin dan mulus sekali itu. Tekanannya menjadi berputar-putar akibat goyangan ke kiri-kanan pinggul Yumiko. Rasa hangat dan enak sekali mengalir semakin hebat di seluruh sel-sel kontholku. Seiring dengan rasa enak itu aku semakin meningkatkan permainan tanganku di payudara montok itu dan kecupan-kecupan bibirku di leher dan daun telinganya.

"Sssh... Bobby-san. Ngilu... ngilu... geli... geli... Nakal sekali tangan, mulut, dan konthol kamu. Auw...! Ngilu... ngilu...," suara rintihan Yumiko mulai terdengar melayang. Seolah dia sudah berada di antara alam sadar dan alam tak sadar. "Sudah Bobby-san... aku sudah tidak tahan lagi... Aku inginkan permainan yang sebenarnya... "

Tanpa menunggu aba-aba kedua kalinya, tubuh telanjang Yumiko yang mulus itu langsung kubopong ke atas futon. Di dalam boponganku, Yumiko merangkulkan tangannya ke leherku sambil bibirnya mengecupi lengan tanganku. Untuk ukuran perempuan Jepang, tubuh Yumiko sebenarnya termasuk istimewa. Kebanyakan perempuan Jepang, tinggi badan mereka hanya sekitar 160 cm, sedang buah dada mereka relatif kecil. Kalau masalah pinggul, mereka memang rata-rata mempunyai bentuk yang melebar dengan bagusnya, yang cukup kontras dengan pinggang mereka yang ramping-ramping. Berbeda dengan Yumiko, dia mempunyai badan yang tergolong tinggi, yakni 167 cm. Payudaranya besar, padat, dan montok. Pinggangnya ramping, dan pinggulnya luar biasa. Kecuali melebar dengan bagusnya, gumpalan pantatnya pun membusung ke luar dengan amat indahnya. Walaupun kulitnya putih dan mulus, namun tubuhnya tidak lunak dan empuk. Seluruh bagian tubuh yang sudah kugeluti terasa padat dan kenyal. Makanya kalau dipandang dari kejauhan kulit tubuhnya mengesankan licin dan mulus sekali. Namun untuk membopong tubuh aduhai Yumiko yang berukuran serba istimewa itu bagiku tidak ada masalah. Enteng-enteng saja. Tinggi badanku sendiri 174 cm. Badanku padat dan tegap. Dadaku bidang. Orang-orang Jepang temanku dalam latihan aikido bilang tubuhku sangat atletis ditambah dengan otot-otot badan yang berisi.

Tubuh Yumiko kubaringkan di atas futon. Yumiko tidak mau melepaskan tangannya dari leherku. Bahkan, begitu tubuhnya menyentuh futon, tangannya menarik wajahku mendekat ke wajahnya. Tak ayal lagi, bibirnya yang pink merekah itu melumat bibirku dengan ganasnya. Aku pun tidak mau mengalah. Kulumat bibirnya dengan penuh nafsu yang menggelora, sementara tanganku mendekap tubuhnya dengan kuatnya. Kulit punggungnya yang teraih oleh telapak tanganku kuremas-remas dengan gemasnya.

Kemudian aku menindihi tubuh Yumiko. Kontholku terjepit di antara kemulusan pangkal pahanya dan perutku bagian bawah sendiri. Rasa hangat mengalir ke batang kontholku yang tegang dan keras. Bibirku kemudian melepaskan bibir sensual Yumiko. Kecupan bibirku pun turun. Kukecup dagu Yumiko yang bagus. Kukecup leher jenjang Yumiko yang memancarkan bau wangi dan segarnya parfum yang dia pakai. Kuciumi dan kugeluti leher indah itu dengan wajahku, sementara pantatku mulai bergerak aktif sehingga kontholku menekan dan menggesek-gesek paha Yumiko. Gesekan maju-mundur di kulit paha yang licin itu membuat batang kontholku bagai diperas dengan gerakan maju-mundur. Kepala kontholku merasa geli-geli enak oleh gesekan-gesekan paha Yumiko.

Puas menggeluti leher indah itu, wajahku pun turun ke buah dada montok Yumiko. Dengan gemas dan ganasnya aku membenamkan wajahku ke belahan dadanya, sementara kedua tanganku meraup kedua belah payudaranya dan menekannya ke arah wajahku. Keharuman payudaranya kuhirup sepuas-puasku. Belum puas dengan menyungsep ke belahan dadanya, wajahku kini menggesek-gesek memutar sehingga kedua gunung payudaranya tertekan-tekan oleh wajahku secara bergantian. Sungguh sedap sekali rasanya ketika hidungku menyentuh dan menghirup dalam-dalam daging payudara yang besar dan kenyal itu. Kemudian bibirku meraup puncak bukit payudara kiri Yumiko. Daerah payudara yang kecoklat-coklatan beserta putingnya yang pink kecoklat-coklatan itu pun masuk dalam mulutku. Kulahap ujung payudara dan putingnya itu dengan bernafsunya, tak ubahnya seperti bayi yang menetek susu setelah kelaparan selama seharian. Di dalam mulutku, puting itu kukulum-kulum dan kumainkan dengan lidahku.

"Bobby-san... geli... geli...," kata Yumiko kegelian.

Aku tidak perduli. Aku terus mengulum-kulum puncak bukit payudara Yumiko. Putingnya terasa di lidahku menjadi keras. Kemudian aku kembali melahap puncak bukit payudara itu sebesar-besarnya. Apa yang masuk dalam mulutku kusedot sekuat-kuatnya. Sementara payudara sebelah kanannya kuremas sekuat-kuatnya dengan tanganku. Hal tersebut kulakukan secara bergantian antara payudara kiri dan payudara kanan Yumiko. Sementara kontholku semakin menekan dan menggesek-gesek dengan beriramanya di kulit pahanya. Yumiko semakin menggelinjang-gelinjang dengan hebatnya.

"Bobby-san... Bobby... ngilu... ngilu... hihhh... nakal sekali tangan dan mulutmu... Auw! Sssh... ngilu... ngilu...," rintih Yumiko. Rintihannya itu justru semakin mengipasi api nafsuku. Api nafsuku semakin berkobar-kobar. Semakin ganas aku mengisap-isap dan meremas-remas payudara montoknya. Sementara kontholku berdenyut-denyut keenakan merasakan hangat dan licinnya paha Yumiko.

Akhirnya aku tidak sabar lagi. Kulepaskan payudara montok Yumiko dari gelutan mulut dan tanganku. Bibirku kini berpindah menciumi dagu dan lehernya, sementara tanganku membimbing kontholku untuk mencari liang memeknya. Kuputar-putarkan dulu kepala kontholku di kelebatan jembut disekitar bibir memek Yumiko. Bulu-bulu jembut itu bagaikan menggelitiki kepala kontholku. Kepala kontholku pun kegelian. Geli tetapi enak.

"Bobby-san... kamu sudah ingin masuk? Hi-hi-hik... dasar masih perjaka. Baru pertama kali menggeluti perempuan, jadi tidak sabar untuk merasakan memek perempuan. Hi-hi-hik... kau akan cepat terlempar ke langit ketujuh, Bob. Kau akan segera ejakulasi... Namun bukan masalah, nanti kita dapat melakukan babak kedua..."

Jari-jari tangan Yumiko yang lentik meraih batang kontholku yang sudah amat tegang. Pahanya yang mulus itu dia buka agak lebar.

"Sugoi... sugoi... kontholmu besar dan keras sekali, Bob...," katanya sambil mengarahkan kepala kontholku ke lobang memeknya.

Sesaat kemudian kepala kontholku menyentuh bibir memeknya yang sudah basah. Kemudian dengan perlahan-lahan dan sambil kugetarkan, konthol kutekankan masuk ke liang memek. Kini seluruh kepala kontholku pun terbenam di dalam memek. Daging hangat berlendir kini terasa mengulum kepala kontholku dengan enaknya.

Aku menghentikan gerak masuk kontholku.

"Bobby-san... teruskan masuk, Bob... Sssh... enak... jangan berhenti sampai situ saja...," Yumiko protes atas tindakanku. Namun aku tidak perduli. Kubiarkan kontholku hanya masuk ke lobang memeknya hanya sebatas kepalanya saja, namun kontholku kugetarkan dengan amplituda kecil. Sementara bibir dan hidungku dengan ganasnya menggeluti lehernya yang jenjang, lengan tangannya yang harum dan mulus, dan ketiaknya yang bersih dari bulu ketiak. Yumiko menggelinjang-gelinjang dengan tidak karuan.

"Sssh... sssh... enak... enak... geli... geli, Bob. Geli... Terus masuk, Bob..."

Bibirku mengulum kulit lengan tangannya dengan kuat-kuat. Sementara tenaga kukonsentrasikan pada pinggulku. Dan... satu... dua... tiga! Kontholku kutusukkan sedalam-dalamnya ke dalam memek Yumiko dengan sangat cepat dan kuatnya. Plak! Pangkal pahaku beradu dengan pangkal pahanya yang mulus yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya. Sementara kulit batang kontholku bagaikan diplirid oleh bibir dan daging lobang memeknya yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan bunyi: srrrt!

"Auwww!" pekik Yumiko.

Aku diam sesaat, membiarkan kontholku tertanam seluruhnya di dalam memek Yumiko tanpa bergerak sedikit pun.

"Sakit Bobby-san... Nakal sekali kamu... nakal sekali kamu...," kata Yumiko sambil tangannya meremas punggungku dengan kerasnya.

Aku pun mulai menggerakkan kontholku keluar-masuk memek Yumiko. Aku tidak tahu, apakah kontholku yang berukuran panjang dan besar ataukah lubang memek Yumiko yang berukuran kecil. Yang saya tahu, seluruh bagian kontholku yang masuk memeknya serasa dipijit-pijit dinding lobang memeknya dengan agak kuatnya. Pijitan dinding memek itu memberi rasa hangat dan nikmat pada batang kontholku.

"Bagaimana Yumiko, sakit?" tanyaku

"Sssh... enak sekali... enak sekali... Barangmu besar dan panjang sekali... sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru lobang memekku...," jawab Yumiko.

Aku terus memompa memek Yumiko dengan kontholku perlahan-lahan. Payudara kenyalnya yang menempel di dadaku ikut terpilin-pilin oleh dadaku akibat gerakan memompa tadi. Kedua putingnya yang sudah mengeras seakan-akan mengkilik-kilik dadaku yang bidang. Kehangatan payudaranya yang montok itu mulai terasa mengalir ke dadaku. Kontholku serasa diremas-remas dengan berirama oleh otot-otot memeknya sejalan dengan genjotanku tersebut. Terasa hangat dan enak sekali. Sementara setiap kali menusuk masuk kepala kontholku menyentuh suatu daging hangat di dalam memek Yumiko. Sentuhan tersebut serasa menggelitiki kepala konthol sehingga aku merasa sedikit kegelian. Geli-geli nikmat.

Kemudian aku mengambil kedua kakinya yang putih mulus dan mengangkatnya. Sambil menjaga agar kontholku tidak tercabut dari lobang memeknya, aku mengambil posisi agak jongkok. Betis kanan Yumiko kutumpangkan di atas bahuku, sementara betis kirinya kudekatkan ke wajahku. Sambil terus mengocok memeknya perlahan dengan kontholku, betis kirinya yang amat indah itu kuciumi dan kukecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kanannya yang kuciumi dan kugeluti, sementara betis kirinya kutumpangkan ke atas bahuku. Begitu hal tersebut kulakukan beberapa kali secara bergantian, sambil mempertahankan rasa nikmat di kontholku dengan mempertahankan gerakan maju-mundur perlahannya di memek Yumiko.

Setelah puas dengan cara tersebut, aku meletakkan kedua betisnya di bahuku, sementara kedua telapak tanganku meraup kedua belah payudaranya. Masih dengan kocokan konthol perlahan di memeknya, tanganku meremas-remas payudara montok Yumiko. Kedua gumpalan daging kenyal itu kuremas kuat-kuat secara berirama. Kadang kedua putingnya kugencet dan kupelintir-pelintir secara perlahan. Puting itu semakin mengeras, dan bukit payudara itu semakin terasa kenyal di telapak tanganku. Yumiko pun merintih-rintih keenakan. Matanya merem-melek, dan alisnya mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah.

"Ah... Bobby-san, geli... geli... Tobat... tobat... Ngilu Bob, ngilu... Sssh... sssh... terus Bob, terus.... Edan... edan... kontholmu membuat memekku merasa enak sekali... Nanti jangan disemprotkan di luar memek, Bob. Nyemprot di dalam saja... aku sedang tidak subur..."

Aku mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kontholku di memek Yumiko.

"Ah-ah-ah... bener, Bob. Bener... yang cepat... Terus Bob, terus... "

Aku bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihan Yumiko. Tenagaku menjadi berlipat ganda. Kutingkatkan kecepatan keluar-masuk kontholku di memek Yumiko. Terus dan terus. Seluruh bagian kontholku serasa diremas-remas dengan cepatnya oleh daging-daging hangat di dalam memek Yumiko. Mata Yumiko menjadi merem-melek dengan cepat dan dan indahnya. Begitu juga diriku, mataku pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa.

"Sssh... sssh... Yumiko... enak sekali... enak sekali memekmu... enak sekali memekmu..."

"Ya Bob, aku juga merasa enak sekali... terusss... terus Bob, terusss..."

Aku meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kantholku pada memeknya. Kontholku terasa bagai diremas-remas dengan tidak karu-karuan.

"Bob... Bob... sugoi Bob, sugoi... sssh... sssh... Terus... terus... Saya hampir keluar nih Bob...

sedikit lagi... kita keluar sama-sama ya Booob...," Yumiko jadi mengoceh tanpa kendali.

Aku mengayuh terus. Aku belum merasa mau keluar. Namun aku harus membuatnya keluar duluan. Biar perempuan Jepang yang molek satu ini tahu bahwa lelaki Indonesia itu perkasa. Biar dia mengakui kejantanan orang Indonesia yang bernama Bobby ini. Sementara kontholku merasakan daging-daging hangat di dalam memek Yumiko bagaikan berdenyut dengan hebatnya.

"Bobby-san... Bobby... Bobby...," rintih Yumiko. Telapak tangannya memegang kedua lengan tanganku seolah mencari pegangan di batang pohon karena takut jatuh ke bawah.

Ibarat pembalap, aku mengayuh sepeda balapku dengan semakin cepatnya. Bedanya, dibandingkan dengan pembalap aku lebih beruntung. Di dalam "mengayuh sepeda" aku merasakan keenakan yang luar biasa di sekujur kontholku. Sepedaku pun mempunyai daya tarik tersendiri karena mengeluarkan rintihan-rintihan keenakan yang tiada terkira.

"Bob... ah-ah-ah-ah-ah... Kimochi Bob, kimochi... Ah-ah-ah-ah-ah... Mau keluar Bob... mau keluar... ah-ah-ah-ah-ah... sekarang ke-ke-ke..."

Tiba-tiba kurasakan kontholku dijepit oleh dinding memek Yumiko dengan sangat kuatnya. Di dalam memek, kontholku merasa disemprot oleh cairan yang keluar dari memek Yumiko dengan cukup derasnya. Dan telapak tangan Yumiko meremas lengan tanganku dengan sangat kuatnya. Mulut sensual Yumiko pun berteriak tanpa kendali:

"...keluarrr...!"

Mata Yumiko membeliak-beliak. Sekejap tubuh Yumiko kurasakan mengejang.

Aku pun menghentikan genjotanku. Kontholku yang tegang luar biasa kubiarkan diam tertanam dalam memek Yumiko. Kontholku merasa hangat luar biasa karena terkena semprotan cairan memek Yumiko. Kulihat mata Yumiko kemudian memejam beberapa saat dalam menikmati puncak orgasmenya.

Setelah sekitar satu menit berlangsung, remasan tangannya pada lenganku perlahan-lahan mengendur. Kelopak matanya pun membuka, memandangi wajahku. Sementara jepitan dinding memeknya pada kontholku berangsur-angsur melemah, walaupun kontholku masih tegang dan keras. Kedua kaki Yumiko lalu kuletakkan kembali di atas futon dengan posisi agak membuka. Aku kembali menindih tubuh telanjang Yumiko dengan mempertahankan agar kontholku yang tertanam di dalam memeknya tidak tercabut.

"Bobby-san... kamu luar biasa... kamu membawaku ke langit ke tujuh," kata Yumiko dengan mimik wajah penuh kepuasan, "Sudah dua tahun terakhir ini suamiku tidak pernah membawa aku orgasme. Baru setengah jalan dia selalu sudah keluar. Dalam dua tahun belakangan ini aku mencapai kepuasan seks lewat onani sambil menonton blue film. Aku selalu membayangkan bahwa perempuan yang digenjot dalam film itu adalah diriku. Dan sejak kamu tinggal di sini, aku selalu membayangkan bahwa laki-laki yang menggenjot lawan mainnya di film tersebut adalah kamu."

Aku senang mendengar pengakuan Yumiko itu. Berarti selama aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku selalu membayangkan kemolekan tubuh Yumiko dalam masturbasiku, sementara dia juga membayangkan kugeluti dalam onaninya.

"Bobby-san... kamu seperti yang kubayangkan. Kamu jantan... kamu perkasa... dan kamu berhasil membawaku ke puncak orgasme. Luar biasa nikmatnya..."

Aku bangga mendengar ucapan Yumiko. Dadaku serasa mengembang. Dan bagai anak kecil yang suka pujian, aku ingin menunjukkan bahwa aku lebih perkasa dari dugaannya. Perempuan Jepang harus kewalahan menghadapi laki-laki Indonesia. Perempuan Jepang harus mengakui kejantanan dan keperkasaan pria Indonesia. Kebetulan aku saat ini baru setengah perjalanan pendakianku di saat Yumiko sudah mencapai orgasmenya. Kontholku masih tegang di dalam memeknya. Kontholku masih besar dan keras, yang harus menyemprotkan pelurunya agar kepalaku tidak pusing.

Aku kembali mendekap tubuh mulus Yumiko, yang di bawah sinar lampu kuning kulit tubunya tampak kuning dan licin. Kontholku mulai bergerak keluar-masuk lagi di memek Yumiko, namun masih dengan gerakan perlahan. Dinding memek Yumiko secara berangsur-angsur terasa mulai meremas-remas kontholku. Terasa hangat dan enak. Namun sekarang gerakan kontholku lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Pasti karena adanya cairan orgasme yang disemprotkan oleh memek Yumiko beberapa saat yang lalu.

"Ahhh... Bobby-san... kau langsung memulainya lagi... Sekarang giliranmu... semprotkan air manimu ke dinding-dinding memekku... Sssh...," Yumiko mulai mendesis-desis lagi.

Bibirku mulai memagut bibir merekah Yumiko yang amat sensual itu dan melumat-lumatnya dengan gemasnya. Sementara tangan kiriku ikut menyangga berat badanku, tangan kananku meremas-remas payudara montok Yumiko serta memijit-mijit putingnya, sesuai dengan irama gerak maju-mundur kontholku di memeknya.

"Sssh... sssh... sssh... enak Bob, enak... Terus... teruss... terusss...," desis bibir Yumiko di saat berhasil melepaskannya dari serbuan bibirku. Desisan itu bagaikan mengipasi gelora api birahiku.

Sambil kembali melumat bibir Yumiko dengan kuatnya, aku mempercepat genjotan kontholku di memeknya. Pengaruh adanya cairan di dalam memek Yumiko, keluar-masuknya konthol pun diiringi oleh suara, "srrt-srret srrrt-srrret srrt-srret..." Mulut Yumiko di saat terbebas dari lumatan bibirku tidak henti-hentinya mengeluarkan rintih kenikmatan,

"Bob... ah... Bob... ah... Bob... hhh... Bob... ahh..."

Kontholku semakin tegang. Kulepaskan tangan kananku dari payudaranya. Kedua tanganku kini dari ketiak Yumiko menyusup ke bawah dan memeluk punggung mulusnya. Tangan Yumiko pun memeluk punggungku dan mengusap-usapnya. Aku pun memulai serangan dahsyatku. Keluar-masuknya kontholku ke dalam memek Yumiko sekarang berlangsung dengan cepat dan bertenaga. Setiap kali masuk, konthol kuhunjamkan keras-keras agar menusuk memek Yumiko sedalam-dalamnya. Dalam perjalanannya, batang kontholku bagai diremas dan dihentakkan kuat-kuat oleh dinding memek Yumiko. Sampai di langkah terdalam, mata Yumiko membeliak sambil bibirnya mengeluarkan seruan tertahan, "Ak!" Sementara daging pangkal pahaku bagaikan menampar daging pangkal pahanya sampai berbunyi: plak! Di saat bergerak keluar memek, konthol kujaga agar kepalanya yang mengenakan helm tetap tertanam di lobang memek. Remasan dinding memek pada batang kontholku pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya. Bibir memek yang mengulum batang kontholku pun sedikit ikut tertarik keluar, seolah tidak rela bila sampai ditinggal keluar oleh batang kontholku. Pada gerak keluar ini Bibir Yumiko mendesah, "Hhh..."

Aku terus menggenjot memek Yumiko dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak. Remasan yang luar biasa kuat, hangat, dan enak sekali bekerja di kontholku. Tangan Yumiko meremas punggungku kuat-kuat di saat kontholku kuhunjam masuk sejauh-jauhnya ke lobang memeknya. Beradunya daging pangkal paha menimbulkan suara: Plak! Plak! Plak! Plak! Pergeseran antara kontholku dan memek Yumiko menimbulkan bunyi srottt-srrrt... srottt-srrrt... srottt-srrrt... Kedua nada tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecil yang merdu yang keluar dari bibir Yumiko:

"Ak! Hhh... Ak! Hhh... Ak! Hhh..."

Kontholku terasa empot-empotan luar biasa. Rasa hangat, geli, dan enak yang tiada tara membuatku tidak kuasa menahan pekikan-pekikan kecil:

"Yumiko... Yumiko... sugoi... sugoi... Enak sekali Yumiko... Memekmu enak sekali... Memekmu hangat sekali... sugoi... jepitan memekmu enak sekali..."

"Bob... Bob... terus Bob...," rintih Yumiko, "enak Bob... enaaak... Ak! Ak! Ak! Hhh... Ak! Hhh... Ak! Hhh..."

Tiba-tiba rasa gatal menyelimuti segenap penjuru kontholku. Gatal yang enak sekali. Aku pun mengocokkan kontholku ke memeknya dengan semakin cepat dan kerasnya. Setiap masuk ke dalam, kontholku berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya. Rasa gatal dan rasa enak yang luar biasa di konthol pun semakin menghebat.

"Yumiko... aku... aku..." Karena menahan rasa nikmat dan gatal yang luar biasa aku tidak mampu menyelesaikan ucapanku yang memang sudah terbata-bata itu.

"Bob... Bob... Bob! Ak-ak-ak... Aku mau keluar lagi... Ak-ak-ak... aku ke-ke-ke..."

Tiba-tiba kontholku mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya. Aku tidak mampu lagi menahan rasa gatal yang sudah mencapai puncaknya. Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding memek Yumiko mencekik kuat sekali. Dengan cekikan yang kuat dan enak sekali itu, aku tidak mampu lagi menahan jebolnya bendungan dalam alat kelaminku.

Pruttt! Pruttt! Pruttt! Kepala kontholku terasa disemprot cairan memek Yumiko, bersamaan dengan pekikan Yumiko, "...keluarrrr...!" Tubuh Yumiko mengejang dengan mata membeliak-beliak.

"Yumiko...!" aku melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuh Yumiko sekuat-kuatnya, seolah aku sedang berusaha meremukkan tulang-tulang punggungnya dalam kegemasan. Wajahku kubenamkan kuat-kuat di lehernya yang jenjang. Cairan spermaku pun tak terbendung lagi. Crottt! Crottt! Crottt! Spermaku bersemburan dengan derasnya, menyemprot dinding memek Yumiko yang terdalam. Kontholku yang terbenam semua di dalam kehangatan memek Yumiko terasa berdenyut-denyut.

Beberapa saat lamanya aku dan Yumiko terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali, sampai-sampai dari alat kemaluan, perut, hingga ke payudaranya seolah terpateri erat dengan tubuh depanku. Aku menghabiskan sisa-sisa sperma dalam kontholku. Cret! Cret! Cret! Kontholku menyemprotkan lagi air mani yang masih tersisa ke dalam memek Yumiko. Kali ini semprotannya lebih lemah.

Perlahan-lahan baik tubuh Yumiko maupun tubuhku tidak mengejang lagi. Aku kemudian menciumi leher mulus Yumiko dengan lembutnya, sementara tangan Yumiko mengusap-usap punggungku dan mengelus-elus rambut kepalaku. Aku merasa puas sekali berhasil bermain sex dengan Yumiko. Pertama kali aku bermain seks, bidadari lawan mainku adalah perempuan jepang yang bertubuh tinggi dan kenyal, berkulit putih mulus, berpayudara besar dan padat, berpinggang ramping, dan berpinggul besar serta aduhai. Tidak rugi air maniku diperas habis-habisan pada pengalaman pertama ini oleh orang semolek Yumiko.

"Bobby-san... Terima kasih Bob. Puas sekali saya. Indah sekali... sungguh... kimochi yokatta," kata Yumiko lirih. "Malam ini tidur di sini saja ya, Bob?"

Aku tidak memberi kata jawaban. Sebagai jawaban, bibirnya yang indah itu kukecup mesra. Yumiko kemudian mengambil dua buah bantal tipis serta sebuah selimut besar dari dalam rak futon. Aku dan dia tidur bersama tanpa mengenakan selembar pakaian pun di bawah satu selimut. Dia meletakkan kepalanya di atas dadaku yang bidang, sedang tangannya melingkar ke badanku. Bau harum bir yang dia minum masih terpancar dari udara pernafasannya.



sumber

ABG Binal Pamer Memek

5 Jenis Alat Kontrasepsi Yang Umum Digunakan

$
0
0

5 Jenis Alat Kontrasepsi Yang Umum Digunakan

Alat kontrasepsi merupakan benda yang digunakan dalam metode kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan. Bagi mereka yang sudah menikah atau telah lama menikah dan ingin menunda kehamilan, biasanya akan melakukan atau mengikuti anjuran program dalam keluarga berencana dengan menggunakan beberapa alat kontrasepsi yang aman digunakan.

Kontrasepsi sendiri bisadilakukan dengan alat bantu maupun tanpa alat bantu. Metode kontrasepsi tanpa alat bantu contohnya mengunakan sistem kalender atau abstinesia, yaitu mengatur kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seks pada saat wanita dalam masa subur. Bagaimana perhitungannya? Silahkan baca disini.

Sedangkan jenis kontrasepsi dengan alat bantu, umum digunakan seperti kondom, pil dan sebagainya. Dewasa ini banyak berkembang alat kontrasepsi baru, namun demikian alat kontrasepsi yang umum atau sering digunakan pasangan di Indonesia ada 5 jenis. Diantarnya:

Kondom. Alat kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan atau penularan penyakit kelamin pada saat berhubungan Seks dan biasanya dibuat dari bahan karet latex dan dipakaikan pada Mr.P pria atau Miss V wanita pada keadaan ereksi sebelum Bercinta. Kondom tidak hanya dipakai oleh para pria lho, ada juga kondom yang dirancang khusus untuk digunakan oleh wanita. Kondom ini berbentuk silinder yang dimasukkan ke dalam Miss V.

Kelebihan:
  • Efektif bila digunakan dengan benar.
  • Murah dan dapat dibeli secara umum.
  • Tidak perlu pemeriksaan khusus.
Kekurangan:
  • Efektifitas tidak terlalu tinggi.
  • Penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi.
  • Agak mengganggu hubungan Seksual.
  • Harus selalu tersedia.
Implan.Ini adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonogestrel yang dibungkus dalam kapsul silasticsilikon (polidemetsilixane) dan di susukkan dibawah kulit. Implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna. Sekali pasang, Anda akan mendapatkan perlindungan selama 5 tahun.

Kelebihan:
  • Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
  • Tidak melakukan pemeriksaan dalam.
  • Bebas dari pengaruh estrogen.
  • Tidak mengganggu ASI.
  • Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan.
  • Perdarahan lebih ringan.
  • Tidak menaikkan tekanan darah.
  • Mengurangi nyeri haid.
  • Mengurangi/ memperbaiki anemia.
  • Melindungi terjadinya kanker endometrium.
  • Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.
  • Melindungi diri dari beberapa penyakit radang panggul
Kekurangan:
  • Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/ penurunan berat badan, nyeri payudara, perasaan mual, pusing kepala, perubahan mood atau kegelisahan.
  • Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
  • Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular Seksual, termasuk HIV/AIDS.
  • Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsi.
  • Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 Wanita per tahun).
IUD. Alat ini merupakan singkatan dari Intra Uterine Device, atau dikenal pula dalam Bahasa Indonesia sebagai AKDR yang merupakan singkatan dari Alat Kontrasepsi Dalam Rahim. IUD adalah salah satu jenis alat kontrasepsi serupa benang yang dipasang di dalam tubuh Wanita. Selama ini sudah banyak Wanita yang menggunakan IUD dan merasakan manfaatnya dalam mencegah kehamilan.

Kelebihan:
  • Pencegahan kehamilan yang ampuh untuk paling tidak 10 tahun.
  • Tidak mengganggu hubungan seks dengan pasangan.
  • Tidak terpengaruh obat-obatan.
  • Bisa subur kembali setelah IUD dikeluarkan.
  • Tidak mempengaruhi jumlah dan kualitas ASI.
  • Dapat mencegah kehamilan di luar kandungan.
Kekurangan:
  • Terjadi perubahan siklus haid.
  • Bisa merasakan pembengkakan di pinggul.
  • Pemasangannya membutuhkan prosedur medis.
  • Saat memasang dan mengeluarkan IUD, harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
  • Bisa keluar dari rahim tanpa diketahui, sehingga Wanita yang memakai IUD harus rutin periksa ke tenaga kesehatan.
  • Bisa merasakan nyeri setelah 3-5 hari pertama pemasangan.
  • Saat haid, darah yang keluar cukup banyak sehingga bisa menyebabkan kurang darah.
Pil. Alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan, serta harganya murah. Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen dan atau progesteron. bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten.

Kelebihan:
  • Sangat ampuh sebagai alat kontrasepsi apabila digunakan dengan benar dan tidak terputus.
  • Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan.
  • Bisa digunakan wanita segala usia.
  • Kesuburan segera kembali setelah dihentikan.
  • Mengatur siklus haid.
Kekurangan:
  • Pada tiga bulan pertama bisa merasakan mual.
  • Pendarahan atau bercak darah, terutama jika lupa atau terlambat minum pil.
  • Bisa merasakan sakit kepala ringan.
  • Berat badan bisa naik.
  • Biasanya haid akan terhenti.
  • Walau sangat jarang, Wanita yang memiliki darah tinggi atau berusia 35 tahun ke atas dan merokok, berisiko terserang stroke, serangan jantung atau penggumpalan darah dalam pembuluh.
KB Suntik. Alat kontrasepsi dengan cara suntik cara kerjanya efektif dan cara pemakaiannya yang praktis, selain itu harganya juga lebih murah. Sebelum suntikan diberikan, terlebih dahuluWanita diperiksa kondisi badannya untuk memastikan kesehatan Wanita itu sendiri, dan memastikan kondisinya sedang dalam kondisi tidak hamil.

Kelebihan:
  • Mudah digunakan. Hanya sekali suntik setiap tiga bulan dan bisa kembali subur saat ingin dihentikan.
  • Memberi perlindungan terhadap kanker rahim, kanker indung telur dan pembengkakan pinggul.
  • Memperkecil kemungkinan kurang darah dan nyeri haid.
  • Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan.
  • Bisa digunakan wanita yang sudah punya anak ataupun baru menikah.
  • Untuk kunjungan ulang tidak perlu terlalu tepat waktu.
  • Jika digunakan ibu menyusui enam minggu setelah melahirkan, tidak mempengaruhi ASI.
Kekurangan:
  • Awal pemakaian bisa terjadi bercak darah.
  • Bisa menyebabkan kenaikan berat badan.
  • Setelah setahun menggunakan dan berhenti haid belum teratur.
  • Kesuburan lambat kembali, membutuhkan waktu empat bulan atau lebih.



sumber

Foto Gadis Sexsi Oriental

Cerita XXX: Nita Namanya, Istri Temanku

$
0
0

Cerita XXX: Nita Namanya, Istri Temanku

Cerita XXX: Nita Namanya, Istri Temanku | Cerita Seks XXX  - Meskipun tinggal di Jakarta dan digaji besar, aku lebih suka tinggal di perkampungan. Kosku berada di wilayah Jakarta Selatan dekat perbatasan Tangerang. Lokasinya yang nyaman dan tenang, jau dari hiruk pikuk kota, membuatku betah tinggal lama disini sejak tahun 2002. Sudah 7 tahun lebih aku belum pernah pindah. Tetangga-tetangga pun heran mengapa aku betah tinggal disitu padahal bu kostku terkenal orangnya kolot dan masih memegang tradisi lama. Orangnyapun alim dan tidak suka anak kostnya berbuat macam-macam dan kalau ketahuan sudah pasti diusir dari rumah kostnya.

Rumah kostku 2 lantai yang disewakan hanya 5 kamar dengan ukuran sedang dan kostnya baik untuk putra maupun putri, yang masih single maupun yang sudah berkeluarga. Kamar mandi untuk anak kost disedakan ada 2 didalam rumah satu dan yang diluar juga ada. Ibu koskupun tinggal disitu cuman tinggal di kamar sebelah dalam bersama anak semata wayangnya Mas Rano.

Kejadian ini terjadi sekitar tahun 2005, Rumah kost hanya terisi dua satu untukku dan sebelahnya lagi keluarga Mas Tarno berasal dari Yogyakarta. Mas Tarno umurnya 2 tahun diatasku jadi waktu itu sekitar 26 tahun. Istrinya bernama Nita seumuran denganku. Nita orangnya manis putih tinggi sekitar 165 cm ukuran payudara sekitar 34-an. Mereka sudah dikaruniai satu orang anak masih berumur 2 tahun bernama Rara. Mas Tarno orangnya penggangguran. Jadi untuk keperluan, Nita-lah yang bekerja dari pagi sampai malam di sebuah Supermarket terkenal (supermarket ini sering dikenai sanksi oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha lho!!!….hayo tebak siapa bisa..hahahaha….) sebagai SPG sebuah produk susu untuk balita. Karena keperluannya yang begitu banyak, Nita (menurut pengakuannya) sampai meminta pihak manajemen untuk bisa bekerja 2 shift.

Tentunya keluarga macam ini sering cek-***. Nita mengganggap Mas Tarno orangnya pemalas bisanya hanya minta duit untuk beli rokok. Padahal jerih payah Nita seharusnya untuk beli susu buat Rara putrinya. Mas Tarno pun sering membalas omelan-omelan Nita dengan tamparan dan tendangan bahkan dilakukan didepan anaknya. Aku sendiri tidak betah melihat pertengkaran itu.
Suatu saat, Mas Tarno dapat pekerjaan sebagai ABK dan tentunya harus meninggalkan keluarganya dalam waktu yang cukup lama. Nita senangnya bukan main mendengarnya. Akan tetapi hal itu tidak berlangsung lama.

Pada malam itu, aku ngobrol dengan Nita dikamarnya sambil nonton TV. Si Rara muter-muter sambil bermain maklum umur segitu masih lucu-cucunya.
“Sekarang sepi ya, Nit….nggak ada Mas Tarno.” kataku
“Lebih baik gini, Ted. Enakan kalo Mas Tarno nggak ada.” Keluh Nita kepadaku.
“Emangnya Kenapa?” tannyaku.
“Mas Tarno tuh kerja nggak kerja tetep nyusahin. wajar khan kalo aku minta duit ke Mas Tarno? Aku khan istrinya. Eh, Dianya marah-marah. Besoknya aku diomelin juga ama ibu mertuaku. Katanya aku nggak boleh minta duitnya dulu biar bisa buat nabung. Gombal!!! Aku nggak percaya Mas Tarno bisa nabung!!!” Dia jawab dengan marah-marah.

“Sabar ya…” Aku mencoba untuk menenangkannya apalagi Rara dah minta bobo’.
“Seandainya Mas Tedy yang jadi suamiku mungkin aku tidak akan merana. Mas Tedy dah dapat pekerjaan tetap dan digaji besar sedangkan suamiku, Mas Tarno hanya pekerja kasar di kapal itupun baru sebulan sebelumnya penggangguran.” Keluhnya.
“Udah…jangan berandai-andai….biarkan hidup mengalir saja.” Jawabku sekenanya.
“Mas, …..
Tiba-tiba Nita duduk disebelahku mengapit tangganku dan menyandarkan kepalanya. Aku sungguh terkejut. Aku tahu Nita butuh kasih sayang, butuh belaian, butuh perhatian. Bukan tendangan dan tamparan. Aku balas dia dengan pelukan di bahunya. Sayang sekali Wanita semanis Nita disia-siakan oleh laki-laki. Tapi Aku juga laki-laki normal punya nafsu terhadap wanita. Justru inilah kesempatanku untuk mengerjai Nita apalagi ibu kostku menjengguk keluarganya di Surabaya selama seminggu dan baru berangkat kemarin malam dan Mas Rano dapat jatah kerja Shift malam di sebuah Mall. Yuhuyyy…akhirnya kesempatan itu tiba!!!
Kutoleh Nita yang saat itu sedang memakai daster, tanpa basa basi aku langsung merengkuh tubuh Nita yang montok itu kedalam pelukanku dan langsung kucium bibirnya yang tipis itu. Nita memeluk tubuhku erat erat, Nita sangat pandai memainkan lidahnya, terasa hangat sekali ketika lidahnya menyelusup diantara bibirku. Tanganku asyik meremas susu Nita yang tidak seberapa besar tapi kencang, pentilnya kupelintir membuat Nita memejamkan matanya karena geli. Dengan sigap aku menarik daster Nita, dan seperti biasanya Nita sudah tak mengenakan apa apa dibalik dasternya itu ternyata Nita memang sudah merencanakannya tanpa sepengetahuanku. Tubuh Nita benar benar aduhai dan merangsang seleraku, tubuhnya semampai, putih dengan susu yang pas dengan ukuran tubuhnya ditambah nonok yang tak berambut mencembung.
“Eh gimana kalo si Rara bangun?” tanyaku.
“Tenang aja Mas Tedy, Susu yang diminum Rara tadi dah aku campurin CTM.” Jawabnya dengan gaya yang manja. Benar-benar persiapan yang sempurna.
Ketika kubentangkan bibir nonoknya, itilnya yang sebesar biji salak langsung menonjol keluar. ketika kusentuh dengan lidahku, Nita langsung menjerit lirih. Aku langsung mencopot baju dan celanaku sehingga penisku yang sepanjang 12 cm langsung mengangguk angguk bebas. Ketika kudekatkan penisku ke wajah Nita, dengan sigap pula Nita menggenggamnya dan kemudian mengulumnya. Kulihat bibir Nita yang tebal itu sampai membentuk huruf O karena penisku yang berdiameter 3 cm itu hampir seluruhnya memadati bibir mungilnya, Nita sepertinya sengaja memamerkan kehebatan kulumannya, karena sambil mengulum penisku ia berkali kali melirik kearahku. Aku hanya dapat menyeringai keenakan dengan servis Nita ini. Mungkin posisiku kurang tepat bagi Nita yang sudah berbaring itu sementara aku sendiri masih berdiri disampingnya, maka Nita melepaskan kulumannya dan menyuruhku berbaring disebelahnya. Setelah aku berbaring dengan agak tergesa gesa Nita merentangkan kedua kakiku dan mulai lagi menjilati bagian peka disekeliling penisku, mulai dari pelirku, terus naik keatas sampai keNitang kencingku semuanya dijilatinya, bahkan Nita dengan telaten menjilati Nitang duburku yang membuat aku benar benar blingsatan. Aku hanya dapat meremas remas susu Nita serta merojok nonoknya dengan jariku. Aku sudah tak tahan dengan kelihaian Nita ini, kusuruh dia berhenti tetapi Nita tak memperdulikanku malahan ia makin lincah mengeluar masukkan penisku kedalam mulutnya yang hangat itu. Tanpa dapat dicegah lagi air maniku menyembur keluar yang disambut Nita dengan pijatan pijatan lembut dibatang penisku seakan akan dia ingin memeras air maniku agar keluar sampai tuntas.

Ketika Nita merasa kalau air maniku sudah habis keluar semua, dengan pelan pelan dia melepaskan kulumannya, sambil tersenyum manis ia melirik kearahku. Kulihat ditepi bibirnya ada sisa air maniku yang masih menempel dibibirnya, sementara yang lain rupanya sudah habis ditelan oleh Nita. Nita langsung berbaring disampingku dan berbisik “Mas Tedy diam saja ya, biar saya yang memuaskan Mas !” Aku tersenyum sambil menciumi bibirnya yang masih berlepotan air maniku sendiri itu. Dengan tubuh telanjang bulat Nita mulai memijat badanku yang memang jadi agak loyo juga setelah tegang untuk beberapa waktu itu, pijatan Nita benar benar nyaman, apalagi ketika tangannya mulai mengurut penisku yang setengah ngaceng itu, tanpa dihisap atau diapa apakan, penisku ngaceng lagi, mungkin karena memang karena aku masih kepengen main beberapa kali lagi maka nafsuku masih bergelora. Aku juga makin bernafsu melihat susu Nita yang pentilnya masih kaku itu, apalagi ketika kuraba nonoknya ternyata itilnya juga masih membengkak menandakan kalau Nita juga masih bernafsu hanya saja penampilannya sungguh kalem .
Melihat penisku yang sudah tegak itu, Nita langsung mengangkangi aku dan menepatkan penisku diantara bibir nonoknya, kemudian pelan pelan ia menurunkan pantatnya sehingga akhirnya penisku habis ditelan nonoknya itu. Setelah penisku habis ditelan nonoknya, Nita bukannya menaik turunkan pantatnya, dia justru memutar pantatnya pelan pelan sambil sesekali ditekan, aku merasakan ujung penisku menyentuh dinding empuk yang rupanya leher rahim Nita. Setiap kali Nita menekan pantatnya, aku menggelinjang menahan rasa geli yang sangat terasa diujung penisku itu. Putaran pantat Nita membuktikan kalau Nita memang jago bersetubuh, penisku rasanya seperti diremas remas sambil sekaligus dihisap hisap oleh dinding nonok Nita. Hebatnya nonok Nita sama sekali tidak becek, malahan terasa legit sekali, seolah olah Nita sama sekali tak terangsang oleh permainan ini. Padahal aku yakin seyakin yakinnya bahwa Nita juga sangat bernafsu, karena kulihat dari wajahnya yang memerah, serta susu dan itilnya yang mengeras seperti batu itu. Aku makin lama makin tak tahan dengan gerakan Nita itu, kudorong ia kesamping sehingga aku dapat menindihinya tanpa perlu melepaskan jepitan nonoknya. Begitu posisiku sudah diatas, langsung kutarik penisku dan kutekan sedalam dalamnya memasuki nonok Nita. Nita menggigit bibirnya sambil memejamkan mata, kakinya diangkat tinggi tinggi serta sekaligus dipentangnya pahanya lebar lebar sehingga penisku berhasil masuk kebagian yang paling dalam dari nonok Nita. Rojokanku sudah mulai tak teratur karena aku menahan rasa geli yang sudah memenuhi ujung penisku, sementara Nita sendiri sudah merintih rintih sambil menggigiti pundakku. Mulutku menciumi susu Nita dan menghisap pentilnya yang kaku itu, ketika Nita memintaku untuk menggigiti susunya, tanpa pikir panjang aku mulai menggigit daging empuk itu dengan penuh gairah, Nita makin keras merintih rintih, kepalaku yang menempel disusunya ditekan keras keras membuatku tak bisa bernafas lagi, saat itulah tanpa permisi lagi kurasakan nonok Nita mengejang dan menyemprotkan cairan hangat membasahi seluruh batang penisku.

Ketika aku mau menarik pantatku untuk memompa nonoknya, Nita dengan keras menahan pantatku agar terus menusuk bagian yang paling dalam dari nonoknya sementara pantatnya bergoyang terus diatas ranjang merasakan sisa sisa kenikmatannya. Dengan suara agak gemetar merasakan kenikmatannya, Nita menanyaiku apakah aku sudah keluar, ketika aku menggelengkan kepala, Nita menyuruhku mencabut penisku. Ketika penisku kucabut, Nita langsung menjilati penisku sehingga cairan lendir yang berkumpul disitu menjadi bersih. Penisku saat itu warnanya sudah merah padam dengan gagahnya tegas keatas dengan urat uratnya yang melingkar lingkar disekeliling batang penisnya. Nita sesekali menjilati ujung penisku dan juga buah pelirku. Ketika Nita melihat penisku sudah bersih dari lendir yang membuat licin itu, dia kembali menyuruhku memasukkan penisku, tetapi kali ini Nita yang menuntun penisku bukannya keNitang nonoknya melainkan keNitang duburnya yang sempit itu. Aku menggigit bibirku merasakan sempit serta hangatnya Nitang dubur Nita, ketika penisku sudah menyelusup masuk sampai kepangkalnya, Nita menyuruhku memaju mundurkan penisku, aku mulai menggerakkan penisku pelan pelan sekali.
Kurasakan betapa ketatnya dinding dubur Nita menjepit batang penisku itu, terasa menjalar diseluruh batangnya bahkan terus menjalar sampai keujung kakiku. Benar benar rasa nikmat yang luar biasa, baru beberapa kali aku menggerakkan penisku, aku menghentikannya karena aku kuatir kalau air maniku memancar, rasanya sayang sekali jika kenikmatan itu harus segera lenyap. Nita menggigit pundakku ketika aku menghentikan gerakanku itu, ia mendesah minta agar aku meneruskan permainanku. Setelah kurasa agak tenang, aku mulai lagi menggerakkan penisku menyelusuri dinding dubur Nita itu, dasar sudah lama menahan rasa geli, tanpa dikomando lagi air maniku tiba tiba memancar dengan derasnya, aku melenguh keras sekali sementara Nita juga mencengkeram pundakku.

Aku jadi loyo setelah dua kali memuntahkan air mani yang aku yakin pasti sangat banyak. Tanpa tenaga lagi aku terguling disamping tubuh Nita, kulihat penisku yang masih setengah ngaceng itu berkilat oleh lendir yang membasahinya. Nita langsung bangun dari tempat tidur, dengan telanjang bulat ia keluar mengambil air dan dibersihkannya penisku itu, aku tahu kali ini dia tak mau membersihkannya dengan lidah karena mungkin dia kuatir kalau ada kotorannya yang melekat. Setelah itu, disuruhnya aku telungkup agar memudahkan dia memijatku, aku jadi tertidur, disamping karena memang lelah, pijatan Nita benar benar enak, sambil memijat sesekali dia menggigiti punggungku dan pantatku. Aku benar benar puas menghadapi perempuan satu ini.

Aku tertidur cukup lama, ketika terbangun badanku terasa segar sekali, karena selama aku tidur tadi Nita terus memijit tubuhku. Ketika aku membalikkan tubuhku, ternyata Nita masih saja telanjang bulat, penisku mulai ngaceng lagi melihat tubuh Nita yang sintal itu, tanganku meraih susunya dan kuremas dengan penuh gairah, Nitapun mulai meremas remas penisku yang tegang itu.
“Yuk kita ke kamar mandi” ajakku
“Sapa takut…..”
Aku menarik tangan Nita keluar kamar sambil bugil tapi aku sempatkan menyambar 2 buah handuk kemudian berjalan mengendap masuk , takut ketahuan tetangga sebelah rumah dan mengunci pintu kamar mandinya dari dalam.
” Nit…kamu seksi banget..” desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum. Nita membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding kamar mandi.
Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya. Nita mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena sudah menjelang pagi. Nita mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Nita ke bak mandi. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya.

Bulu kemaluannya rapi sekali. Kujilati liangnya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat.
Kumasukan dua jari tanganku ke dalam liangnya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam liangnya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok klitorisnya, semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan tetangga sebelah rumah dengar karena dinding kamar mandi bersebelahan tepat dengan dinding rumha tetangga. Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati liangnya.
” Ahhh…ahhh….Mas…Arghhhh..uhhh….Maaasss….” ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2. Dan jari-jariku makin mengocok liangnya. Semenit kemudian, Nita benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat.

Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, Ia duduk bersimpuh dan mengulum penisku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Nita melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku.
Ia bergerak- gerak sendiri mengocok penisku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.

Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Nita tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh ,” Oh…gitu Mas..gigit seperti itu…aghhh…”
Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya Nita makin terangsang.Penisku terus memompa liangnya dengan cepat, dan kurasakan liangnya semakin menyempit…
Penisku keluar masuk liangnya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Nita merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.
” Ah Maass…Ehmm… Arghh…Arghhh…Ohhhhh uhhhhhh…” Nita orgasme untuk kesekian kalinya dan terkulai ke bahuku.

Karena aku masih belum keluar, aku mencabut penisku dari liangnya yang banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap toilet. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Nita tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk penisku ke liangnya dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak-acakan.

Aku mulai memompa liangnya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. Penisku makin cepat menusuk2 liangnya yang semakin lama semakin terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap klitorisnya dengan cepat.
Badan Nita naik turun sesuai irama kocokanku, dan penisku semakin tegang dan terus menghantam liangnya dari belakang. Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat.

Penisku terasa makin becek oleh cairan liangnya.
“Nita..aku juga mau keluar nih….”
” oh tahan dulu…kasih aku….penismu….tahan!!!!
“Nita langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok penisku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya.
” ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan.
Nita menyedot penisku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung penisku, tapi ia tidak peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok penisku dengan gerakan makin pelan. Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Nita berlutut dan menjilati seluruh penisku dengan rakus.

Setelah Nita menjilat bersih penisku, ia memakaikan handukku, lalu memakai handuknya sendiri. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka pintu kamar mandi. Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang. Setelah kejadian itu aku sama Nita semakin gila-gilaan dalam bermain seks sampai dengan ibu kosku kembali dari Surabaya tentunya aku hanya bisa melakukannya di malam hari.
 
 

Foto Hot CeweK Amoy Mapan Di Ranjang


Panaskan Ranjang Ala Aktris Top Hollywood

$
0
0
Selebritis Hollywood selalu identik dengan dunia fashion. Seperti halnya teknologi yang terus berkembang, dunia fashion seakan menjadi magnet tersendiri khususnya bagi kaum hawa untuk terus meningkatkan penampilan mereka agar lebih percaya diri layaknya selebritis Hollywood.

Panaskan-Ranjang-Ala-Aktris-Top-Hollywood
Bukan hanya gaya berpakaian selebritis Hollywood saja yang menjadi pusat perhatian masyarakat urban saat ini. Gaya hidup para aktris Hollywood pun juga kerap ditiru, mulai dari cara bicara, pola makan hingga urusan ranjang.
Nah, apa jadinya jika aktris Hollywood berbagi tip tentang bagaimana mamanaskan ranjang untuk mendapatkan seks yang memuaskan? berikut informasinya.

Cameron Diaz: Never Pretend

“Anda harus menikmatinya, tunjukkan kalau Anda seksi. Tapi jangan berpura-pura. Anda akan merasa seksi ketika menunjukkan diri Anda yang sebenarnya di depan pasangan. Bahkan ketika Anda malu atau membutuhkan waktu lama untuk bergairah. Memalsukan orgasme (dan hal lainnya di tempat tidur) tidak keren dan Anda tidak akan pernah mendapatkan yang dimau dari pasangan,” ujar lawan main Tom Cruise dalam Knight and Day.

Scarlett Johansson: Sex in the Car

“Aku suka bercinta di dalam mobil. Kalau aku sedang sangat ingin seks yang sedikit ‘gila’ dan aneh, aku akan segera minta pasangan ke bangku belakang mobil,” ujar pemeran Black Widow dalam the Avengers.

Angelina Jolie : Outdoor Sex

Bercinta di semak-semak atau tempat tersembunyi di tempat umum lainnya adalah pilihan tepat untuk meningkatkan adrenolin yang pada akhirnya merangsang libido untuk bercinta dengan sensasi yang lebih ‘liar’.
“Asiknya lagi, Brad selalu berjalan telanjang menuju lemari es dan makan es krim setelah beres bercinta” ujar aktris yang baru saja melakukan double mastectomy ini.

Heidi Klum: Experiment, experiment and experiment

Heidi Klum berkata, “Beberapa orang ada yang lebih eksperimental di tempat tidur dan beberapa lainnya lebih membosankan. Jika Anda tipe yang ‘gila’ dan ‘liar’, tunjukkan saja sehingga pasangan menyadari kalau Anda punya sisi nakal yang bisa keluar kapan saja. Lebih bagus jika Anda sesekali mau sedikit berusaha untuk berdandan dan berpakaian lain dari biasanya, melakukan sesuatu di luar normal dan kebiasaan.”

Diane Keaton: Try Tantra Sex

“Kadang Anda tidak perlu memiliki ‘jiwa petualang’ di tempat tidur jika itu membuat Anda tidak nyaman. Bermesraan saja dengan pasangan. Nikmati momen saat berciuman dan bersandarlah di dadanya. Ketika melakukan seks tantra, Anda bisa bercumbu selama sembilan jam dan mengalami orgasme pada akhirnya,” tutur Diane yang pernah bermain dalam tiga seri film Godfather.

Olivia Munn: Try Dirty Talk

“Aku tahu tidak semua orang nyaman dengan obrolan nakal. Mereka tidak tahu harus berkata apa, bagaimana memulainya dan kapan mengakhirinya. Selain itu, awalnya mereka juga akan berpikir kalau dirty talk terdengar konyol. Tapi biar saya beritahu bahwa berbicara ‘nakal’ sangat penting dalams seks dan cukup mudah dilakukan,” tutur Olivia.

Katherine Heigl : Erotic Dance

“Sebagai wanita, Anda harus memegang kendali saat berhubungan seks!” buka Heigl. “Mulailah dengan sebotol anggur, tuangkan dalam gelas. Tampilkan tarian erotis di depan pasangan. Biarkan ia menikmati lekuk tubuh Anda dan benar-benar menginginkan Anda. Percayalah, itu akan membuat aktivitas bercinta Anda 10 kali lebih hebat dari seks biasa” imbuhnya.

Sofia Vergara: Spontaneous

“Kunci untuk mendapatkan seks yang hebat, kedua pasangan harus menjadi dirinya sendiri dan spontan. Lupakan posisi-posisi yang eksotis. Kunci agar seks terasa nikmat adalah Anda harus mencintai orang tersebut. Sesederhana itu,” tutur Sofia Vergara.

Eva Longoria: Vibrator

Pemilik nama lengkap Eva Jacqueline Longoria ini mengatakan, “Aku tidak bisa menikmati seks sebelum masturbasi. Sebelum itu, aku bukan orang yang seksual. Aku pertama kali beli vibrator beberapa tahun lalu. Sayang sekali aku baru mengetahuinya sekarang. Aku suka pria yang mendominasi dan mengontrol. Aku menemukan ada sesuatu yang seksi dengan jadi penurut.”

Kim Catrall: Responsive

“Nikmatilah selama yang Anda bisa dan bersenang-senanglah sepuas yang Anda mau. Cara terbaik untuk menunjukkan penghargaan pada pasangan adalah dengan merespon setiap sentuhannya. Ini hadiah terbaik yang bisa wanita berikan kepada pria, sekaligus jadi pengalaman seks yang bebas,” tutur aktris cantik asal Kanada ini.
Nah, siapakah aktris yang memberikan tip terbaik menurut Anda? (dan)


sumber

Ramalan Zodiak Hari Ini 30 Juni 2013

$
0
0

Ramalan Zodiak 29 30 Juni 2013


ZODIAK CAPRICORN ( 22 Desember- 18 Januari )
Umum: Nikmatilah hari-hari Anda pekan ini. Jangan pusingkan kepala Anda yang kecil itu dengan seabrek ketakutan dan kegugupan terhadap tantangan dan persoalan hidup. Nikmatilah! Ambillah barang sedikit waktu untuk bersenang-senang. Anda bisa berbelanja, berjalan-jalan di tempat hiburan dan lain-lain. Yang penting, nikmatilah hari-hari Anda.
Kesehatan: Masih sulit untuk menghilangkan kebiasaan buruk yang berdampak negatif pada kesehatan Anda. Untuk itu cobalah walau terasa berat sekalipun.
Keuangan: Tingkatkan semangat kerja Anda walau begitu untuk spekulasi sebaiknya dihindari dulu karena masih terlalu banyak musuh yang mengincar Anda,.
Cinta: Jika Anda menginginkan komunikasi yang kuat, berarti dan benar-benar berasal dari hati, Anda membutuhkan bimbingan dari seseorang. Seseorang itu mungkin adalah orang terdekat Anda. Buka mata dan hati Anda. Siapa tahu dia adalah sandaran hati yang selama ini Anda cari.
ZODIAK AQUARIUS ( 19 Januari- 18 Februari )
Umum: Bagaimana kabar keluarga Anda? Apakah ada jarak antara mereka dengan Anda? Kalau ternyata selama ini Anda sibuk sekali mengurus diri sendiri, lebih berkonsentrasi pada kesibukan pribadi Anda dan tidak tahu seperti apa kehidupan dan pergulatan mereka, sekarang saatnya Anda mengngkat mata dan memperhatikan mereka. Mereka adalah surga Anda. Sumber inspirasi dan semangat.
Kesehatan: Usahakan badan selalu siap dan sehat serta selalu bersemangat. Untuk itu jangan mudah menyerah begitu saja dengan keadaan.
Keuangan: Untuk sementara ini sebaiknya Anda tidak mengambil spekulasi ataupun resiko yang terlalu tinggi dulu, bersabarlah.
Cinta: Apakah Anda sudah siap membuat perubahan yang berarti dalam hubungan Anda? Kalau ya, sekarang adalah waktunya. Jangan tahan apa yang berkecamuk di dalam hati Anda. Katakan dengan terus terang supaya dia tahu apa yang sebenarnya Anda rasakan. Tetapi jangan juga terlalu berlebihan. Sederhana dan wajar saja.
ZODIAK PISCES ( 19 Februari- 20 Maret )
Umum: Awal pekan ini Anda akan berhadapan dengan banyak hal dan banyak urusan. Masing-masing urusan itu punya pengaruh yang tak sama besar. Sebetulnya Anda tak harus berhadapan dengan itu. Tapi konteks membuat Anda turut merasakannya. Karena itulah Anda sibuk. Sisi yang menarik adalah bahwa karena hal itu Anda mempunyai banyak teman.
Kesehatan: Segalanya tampak baik-baik, hanya saja situasi memang tampak berat karena aktivitas Anda yang cukup tinggi dan benar-benar menguras tenaga ataupun pikiran.
Keuangan: Di minggu ini ada harapan untuk mendapatkan rejeki yang datangnya secara tak terduga-duga, untuk itu Anda tak perlu kaget.
Cinta: Awal pekan bukan waktu yang tepat unutuk bermesraan atau apa pun, Anda dan si dia tak siap untuk itu. Yang justru terjadi adalah awal pekan menjadi waktu yang tepat untuk menjalin relasi dengan orang lain, bergaul dengan orang lain, memperluas pergaulan dan berkonsentrasi pada tugas. Anda baru akan punya waktu untuk si dia pada akhir pekan.
ZODIAK ARIES ( 21 Maret- 19 April )
Umum: Kemampuan sosialisasi Anda sangat bagus minggu ini. Anda akan mendapatkan keberhasilan kecil. Minggu ini juga akan ada banyak kejadian yang menyenangkan untuk Anda dan teman-teman Anda, selama Anda selalu mengikuti kata hati. Selanjutnya, lihat dan nikmati saja apa yang akan terjadi selanjutnya.
Kesehatan: Suasana tenang dan kondusif tampaknya membuat kondisi badan menjadi lebih segar dan pikiran tampak lebih tenang.
Keuangan: Untuk melaksanakan ide-ide yang cemerlang sebaiknya dilandasi dengan keyakinan, jangan sampai kebimbangan merusak segalanya.
Cinta: Memberi akan terasa sama manisnya dengan menrima sesuatu dari orang yang dikasihi. Dan kedua hal tersebut akan menjadi kebiasaan Anda pada awal pekan ini. Pada pertengahan minggu, semua itu akan berkurang, Anda akan berhadapan dengan masalah perasaan yang cukup rumit. Tapi pada akhir minggu semua akan berubah. Anda kembali seksi. Tak heran jika Anda mennjadi pusat perhatian.
ZODIAK TAURUS ( 20 April- 20 Mei )
Umum: Mengawali pekan ini dengan kegembiraan dan semangat yang luar biasa besar. Apa pun terasa ringan dan berjalan sesuai dengan apa yang Anda harapkan. Ungkapkan apa yang ada di dalam hati dan otak Anda. Jangan tahan. Toh kesempatan untuk itu terbuka lebar di depan mata Anda.
Kesehatan: Hindari pola makan yang terlalu berlebihan jangan hanya menuruti selera sehingga porsi makan menjadi berlebihan. Bukankah itu sangat mengganggu kebugaran tubuh Anda?
Keuangan: Jangan ragu untuk ekspansi. Minggu ini posisi perbintangan Anda cukup menjanjikan dan keuangan semakin stabil saja.
Cinta: Hei, jangan terlalu sibuk bekerja. Anda mesti punya waktu untuk si dia. Untuk hubungan Anda. Luangkan sedikit waktu untuk menmgungkapkan isi hati Anda. Katakan kepadanya bahwa Anda menikmati hubungan ini. Katakan kepadanya bahwa Anda merasa nyaman berjalan bersamanya.
ZODIAK GEMINI ( 21 Mei- 21 Juni )
Umum: Dengarlah pada apa yang coba dikatakan oleh teman-teman Anda. Mereka memberikan Anda saran untuk mencoba sesuatu yang cukup berisiko. Dan saran mereka itu benar. Pada titik tertentu Anda perlu merendah dan menahan diri, sekalipun konteks berjalan tak enak dan menciptakan kesulitan tersendiri. Kalau sudah demikian, cari orang yang Anda tahu bisa membantu Anda untuk keluar dari kesulitan.
Kesehatan: Usahakan untuk berolahraga di pagi hari yang tampaknya sangat membantu diri Anda terlepas dari problem kesehatan.
Keuangan: Dana yang masuk sebaiknya dialokasikan dengan benar. Jangan sampai timbul pemborosan karena akan membuat pusing saja.
Cinta: Romantisme Anda berjalan menarik pekan ini. Sekarang saatnya untuk Anda membuat hubungan Anda dengan si dia berjalan menarik. Seperti apa? Terserah Anda. Nikmati hubungan Anda. Tapi Anda juga harus bisa tetap pada pendirian Anda kalau ada sesuatu. Anda tahu apa yang ada di dalam hati Anda sendiri.
ZODIAK CANCER ( 22 Juni- 22 Juli )
Umum: Anda disukai banyak orang. Tanya kenapa? Karena apa yang Anda lakukan, baik dilingkungan kerja, lingkungan pergaulan, maupun lingkungan keluarga, lumayan membantu orang. Meringankan beban orang. Dan seperti itulah apa adanya Anda. Kalau kemudian muncul masalah, Anda harus tahu apa yang akan Anda lakukan. Jangan bekerja seorang diri. Delegasikan tugas atau beban yang ada.
Kesehatan: Kondisi badan yang harus benar-benar diperhatikan di minggu ini, jangan sampai diremehkan.
Keuangan: Jangan spekulasi atau ambil resiko tinggi sebab di minggu ini peruntungan Anda masih kurang bagus sehingga Anda harus bersabar dulu.
Cinta: Jangan tunda lagi kalau Anda ingin “menembak” hatinya, kalau bukan sekarang, kapan lagi? Apalagi si dia yang membuat Anda yakin Anda berharga di mata banyak orang juga ingin dekat Anda. Dekati dia dan katakan isi hati Anda. Dia tidak minta banyak hal selain itu. Dan segalanya akan terasa indah.
ZODIAK LEO ( 23 Juli- 22 Agustus )
Umum: Awal pekan ini Anda berhadapan dengan masalah. Agak rumit karena banyak hal terlihat seperti jalinan yang rumit. Yang susah sekali diburai. Kalau sudah terjebak sedemikian rupa, jangan tergesa-gesa. Pikir baik-baik dan lihat persoalan langsung pada akarnya. Kalau bisa, mintalah bantuan teman atau rekan kerja Anda.
Kesehatan: Kalau hidung mulai bersin-bersin sebaiknya Anda sudah harus lebih berhati-hati. Hindari dulu minum air yang terlalu dingin.
Keuangan: Tak perlu takut untuk rugi demi keuntungan yang besar. Ibaratnya jika ingin ikan yang besar maka umpannya harus besar pula.
Cinta: Benar bahwa si dia ingin sekali menghabiskan banyak waktu dengan Anda. Benar juga bahwa kalau Anda ingin hubungan Anda berjalan baik, Anda harus bisa meluangkan waktu untuk si dia. Tapi tidak ada salahnya jika sesekali Anda juga meluangkan waktu untuk berjalan bersama teman-teman Anda. Nikmatilah waktu Anda bersama mereka.
ZODIAK VIRGO ( 23 Agustus- 22 September )
Umum: Anda akan memulai minggu ini dengan langkah yang pasti. Itu karena Anda sadar bahwa tak baik menyia-nyiakan semangat dan isi otak Anda yang encer itu. Tambahan lagi, Anda `dipaksa` untuk bisa memikirkan jalan keluar di tengah himpitan banyak persoalan.
Kesehatan: Manfaatkan waktu istirahat yang tersedia seoptimal mungkin agar badan dan pikiran tetap selalu prima.
Keuangan: Income cukup tinggi sehingga pikiran bisa lebih tenang dan tidak pusing lagi. Hanya saja pemborosan yang masih perlu Anda waspadai.
Cinta: Anda sudah punya gandengan? Atau Anda masih berjalan seorang diri? Tak apa. Itu bukan masalah. Anda tetap saja menikmati hidup Anda. Tapi jangan juga menutup diri. Kalau ada yang ingin membantu Anda, terima dan nikmati. Dan jangan juga membuat rencana terlalu banyak pada akhir pekan ini. Ingat, waktu Anda sangat berharga.

ZODIAK LIBRA ( 23 September- 23 Oktober )
Umum: Jangan takut untuk mencoba berbagai hal baru seperti musik baru, restoran baru, atau gaya baru. Jangan takut juga untuk mengambil tantangan baru. Justru di situlah letak “isi” Anda. Bukankah Anda dilahirkan untuk menghadapi tantangan? So, jangan mengelak. Ingat, tantangan itu bisa saja membawa perubahan dalam hidup Anda.
Kesehatan: Jaga kesehatan jangan sampai jatuh sakit. Ingatlah akan situasi di minggu ini yang tampak berat dan sangat menguras baik pikiran ataupun tenaga.
Keuangan: Usaha tampak mendapat support yang lumayan tinggi sehingga Anda bisa lebih percaya diri minggu ini.
Cinta: Anda memiliki kemampuan yang luar biasa untuk mengubah emosi ke dalam ekspresi. Hal inilah yang membuat kehidupan cinta Anda tetap berjalan menarik. Dan ketahuilah, pasangan Anda tergila-gila karena hal tersebut. Anda tak terlalu banyak berbicara, namun sikap yang hangat dan lembut yang selalu Anda berikan membuatnya engan berada jauh dari sisi Anda.
ZODIAK SCORPIO ( 24 Oktober- 21 November )
Umum: Perhatikan tantangan baru yang akan datang minggu ini. Meskipun Anda tak takut dan bisa menghadapi tantangan baru, apa pun itu, Anda tetap saja perlu mempersiapkan diri, Anda harus ingat baik-baik bahwa tak semua tantangan membawa “isi” yang sama. Pasti bobotnya berbeda.
Keuangan: Jika tidak ingin kecewa sebaiknya jangan terlalu berharap banyak.
Kesehatan: Tiada yang baik selain beristirahat dan bersantai bersama keluarga.
Cinta: Ingatlah untuk tetap saling berbagi dan saling memperhatikan. Jangan biarkan komunikasi Anda dengan si dia terputus, atau Anda akan menyesal jika kemudian terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Keluarkan keluh kesah Anda agar dia mengerti apa yang Anda inginkan. Dan perhatikan pula keluh kesahnya agar hubungan Anda tetap seimbang. Untuk Anda yang belum memiliki pasangan, Anda akan menemukan seseorang yang menarik perhatian Anda di lingkungan yang sama dengan Anda.
ZODIAK SAGITARIUS ( 22 November- 21 Desember )
Umum: Selesaikan pekerjaan Anda secepat mungkin sehingga Anda bisa beristirahat total di akhir pekan nanti. Anda butuh waktu untuk beristirahat supaya Anda punya semangat dan tenaga yang baru untuk mengerjakan tugas selanjutnya. Karena itu, jangan sia-siakan waktu istirahat Anda. Santai sejenak bersama keluarga adalah hal terbaik yang bisa Anda lakukan.
Keuangan: Bersiap-siaplah karena kemungkinan terburuk bisa saja terjadi minggu ini. Untuk itu jangan sampai lengah.
Kesehatan: Tiada masalah dan jika Anda dalam keadaan kritis di minggu ini Anda masih bisa lolos.
Cinta: Mungkin selama ini Anda terlalu banyak bicara dan sedikit beraksi. Tunjukkan rasa sayang Anda padanya. Caranya? Terserah Anda. Anda, misalnya, bisa memberikan kejutan-kejutan kecil yang bisa membangkitkan gairah baru dalam kehidupan cinta Anda. Jangan takut dicap berlebihan. Apa yang Anda lakukan akan membuatnya senang dan merasa dihargai.

Sumber

Cerita Panas: Desahan Liar si Janda Sombong

$
0
0

Cerita Panas: Desahan Liar si Janda Sombong


Cerita Panas: Desahan Liar si Janda Sombong |  - Udara pagi ini trasa sejuk skali, seakan mnyambut baik datangnya hari Minggu ini. Secerah wajah tante Ivone yg tengah brcengkrama dngn bunga bunga ditaman. Meskipun nampak angkuh, namun kcantikan wajahnya tak dapat disembunyikan.
Aku baru saja selesai mandi dan brniat ngeteh diteras rumah sambil mnghirup udara pagi yg segar. Akan tetapi mataku mlihat tante Ivone tengah asyik menikmati keindahhan bunga ditaman depan rumah. Dengan gaya ala petani bunga Cibodas, tante Ivone nampak srius mmperhatikan tanaman itu. " Pagi tan " sapaku. " Hmm... " balasnya tanpa brpaling dari rumpunan bunga. " Mau aku buatin minum nda tan!? " tanyaku lagi stengah mnawarkan jasa. " Nda usah!! " jawabnya juga seraya mmblakangiku. Aku tak mlihat tante Rita, Hendri ataupun Nita pagi ini. " Ach, pada lari pagi kali? " fikirku dalam hati.

Aku kmbali mmperhatikan tante Ivone yg mmblakangiku. Mulai dari betisnya yg putih mulus mskipun nampak kurus, pahanya yg lebih mulus dari betisnya, bokongnya meskipun trbalut clana pendek, namun trlihat jelas lekukannya. " Coba dia bisa aku tiduri sperti tante Rita ya? " gumanku dalam hati. Belum habis lamunanku,tiba tiba kulihat tubuh tante Ivone trhuyung lemah ingin trsungkur. Dengan cepat aku mloncat dan mmegangi tubuhnya yg nyaris trsungkur itu, mninggalkan sisa lamunan cabulku.

Kurangkul tubuhnya yg mulus dan trlihat lemas sekali. "Ga papa kan tan??" tanyaku penuh rasa khawatir, sraya mmapah tubuh tante Ivone. "Kpalaku trasa pusing Fad" jawab tante Ivone lemah. "Ya udah, istirahat aja didalam" saranku sambil terus memapahnya ke dalam rumah. "Akhirnya aku bisa mrangkulmu Vone" ucapku dalam hati. Ada sjuta kebahagian dihatiku karna mampu mrangkul tubuh si angkuh trsebut.

Stelah brada didalam rumah, dengan perlahan kududukan tante Ivone disofa ruang tamu. Dengan mnarik nafas tante Ivone duduk dan brsandar pada sandaran sofa. Stelah itu aku melangkah mninggalkannya sendiri. Tak brapa lama aku kembali dngn sgelas air hangat dan mnghampiri tante Ivone yg tengah brsandar disandaran sofa. "Minum dulu tan, biar enakan!" ujarku sambil mnyerahkan gelas brisi air hangat yg kubawa. Tante Ivone pun mminum air hngt yg kuberikan. "Makasih ya Fad" ucapnya lemah sambil mletakan gelas dimeja yg ada didepannya.

"Kpalanya masih pusing ga tan!?" tanyaku. Tante Ivone hanya mnganggukan kpalanya. "Mau dipijatin ga!?" tanyaku lagi. "E, em" jawab tante Ivone prlahan seakan tengah mnahan sakit. Aku pun sgera memijat mulai dari kpalanya dngn prlahan lahan, kmudian dahinya yg dia bilang mrupakan pusat rasa sakitnya. "Wah, knapa tante Fad!?" tanya Nita yg baru saja pulang. "Tadi si tante hampir jatuh, kpalanya pusing Nit!" jawabku. " Trlalu capek kali!? " ujar Nita sambil mlangkah kedapur. "Dah aga mndingan Fad" jelas tante Ivone dngn mata terpejam, menikmati pijatan pijatan jariku. Terasa hangat dahinya brsamaan dngn rasa hangat yg menjalari tubuhku. Harum aroma tubuh tante Ivone trasa mnusuk kedua lobang hidungku. Mmbuat aku ingin lebih lama lagi memijat dan dekat dngnnya.

"Masuk angin kali tan, dahinya aga anget ne!? " jelasku, brupaya memancing agar niatku tercapai. "Iya kali? "ujarnya pula, seakan mngerti akan arti ucapanku. Membuatku makin brani lebih jauh. "Mau dikerikin ga!?" tanyaku dngn penuh haraf kepadanya. "Memang kamu bisa!?" tante Ivone balik brtanya. Membuat hatiku trasa brdebar tak karuan. "Ya bisa... " jelasku dngn cepat, takut tante Ivone brubah fikiran lagi. "Ya udah, tapi dikamar ya..., ga enak disini" pinta tante Ivone. Mmbuat hatiku brdebar makin cepat. Dengan prlahanku papah dia mlangkah mnuju kamarnya. Akupun brusaha untuk menahan dan menenangkan hatiku. Yang mulai dirasuki niat dan fikiran kotorku.

Setelah brada didalam kamar, kusarankan agar dia istrahat diranjangnya. Tante Ivone pun mrebahkan tubuhnya sraya brnafas panjang. Seolah olah ada beban berat yg dibawanya. Aku sgera brlalu mngambil obat gosok dan coin untuk mengerik tubuh tante Ivone. Stelah kudapati smua yg kubutuhkan, aku kembali mnghampiri tante Ivone yg tengah menanti. Dengan mmbranikan diri aku memintamya agar dia mlepaskan pakaian yg dipakainya. Dia pun prlahan melepaskan pakaian atau baju yg dipakainya. Shingga tante Ivone kini hanya mngenakan bra yg brwarna pink dan clana pendek saja. Ada getaran hangat mnjalari sluruh tubuhku, saat menyaksikan tante Ivone mmbuka bajunya. Hingga mmbangunkan kjantanan dan hawa nafsuku. Yang memang telah mngendap dibenakku sejak awal, ketika memprhatikan dia ditaman.
Dengan prasaan yg tak mnentu dan dibayangi nafsu dibenakku. Akupun mulai mngusap ...

..usap punggung mulus yg mmblakangiku, dngn hati hati sekali. "Tali branya dibuka aja ya tan??" pintaku pnuh haraf sambil trus mngusap dan mengerik punggung bagus dihadapanku. "Iya... " jawabnya lirih. Menahan kerikan dipunggungnya, entah sakit atau geli aku tak tau. Yang pasti tanganku sgera melepaskan kait tali branya, sehingga mmbuat branya mlorot mnutupi sbagian payudaranya yg bulat dan berisi. Sperti payudara milik gadis kebanyakan. Stelah tiada lagi penghalang dipunggungnya, akupun membalurinya dngn minyak gosok. Dan jari jemarikupun menari mmbentuk garis dipunggung tante Ivone. Sambil sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yg brusaha ditutupi dngn bra dan kedua tlapak tangannya. Tapi hal trsebut mmbuatku smakin terangsang didorong rasa pnasaran yg tramat. Smentara tante Ivone hanya trdiam sraya mmejamkan matanya yg bulat dan indah. " Pelan pelan ya Fad!? " pintanya masih dngn mata yg trpejam. Tiba tiba pintu kamar prlahan terbuka, nampak Nita tengah brdiri dimuka pintu. "Tan aku mo kerumah tman dulu ya!?" ujar Nita brpamitan sraya matanya mlirik kearahku. "Iya Nit... " balas tante Ivone tanpa brpaling kearahnya. Kmudian scara prlahan Nita mnutup pintu kembali dan brlalu pergi.

Jari tanganku mulai nakal trhadap tugasnya, jariku trkadang nyelinap dibawah ketiaknya brusaha meraih benda yg bulat dan padat brisi yg ditutupinya. Tapi tangan tante Ivone terkadang brusaha mnghalanginya, dngn merapatkan pangkal lengannya. "Jari kamu nakal ya Fad!? " ucap tante Ivone stengah berbisik seraya mlirik ke arahku. Membuatku trsipu malu. "Habis ga kuat sich, tan..." jawabku jujur. Tapi tante Ivone malah melepaskan branya shingga kini payudaranya nampak polos tanpa plindung lagi. Dan langsung menjadi santapan kedua mataku tanpa brkedip. Langsung mmbuat hatiku brdebar debar mnyaksikan pemandangan trsebut. "Sekarang bisa kamu plototin pe puas dech!!" ujar tante Ivone tak lagi mnutupit buah dadanya dngn kedua tlapak tangannya lagi. Jantungku trasa bgitu cepat brdetak dan mmbuat lemas sluruh prsendianku. Kontolku brlahan tapi pasti mulai brdiri tegak mngikuti dorongan hasratku.

"Memang dah selesai ngeriknya Fad!?" tegur tante Ivone mngingatkanku. Mmbuat aku sgera mlanjutkan prkerjaanku yg trtunda sesaat. Hampir sluruh bagian belakang tubuh tante Ivone telah kukerik dan brwarna merah brgaris garis. Hanya bagian bokongnya yg luput dari kerikanku karna trhalang dngn clana pendek serta CD yg dikenakannya. Tapi belahan bokongnya telah puas kuplototin.
Akhirnya pekerjaanku selesai juga. Kemudian dngn prlahan jari jariku memijati pundaknya. Tante Ivone mnundukan kpalanya, sekali sekali trdengar suara dahak dari mulutnya. "Sudah Fad!" printahnya, agar aku mnyudahi pijatanku.

Dengan prasaan malas akupun mnghentikan pijatanku dan sgera mmbrsihkan sisa sisa minyak dikedua tlapak tngnku. " Cuci tanganmu dulu biar bersih sana!!" pinta tante Ivone skaligus printah. Akupun branjak pergi kekamar mandi yg memang ada didalam kamar trsebut. Stelah usai mncuci sluruh tanganku hingga bnar bnar bersih. Akupun kembali menghampiri tante Ivon yg tengah telentang diatas ranjang masih dngn keadaan sparuh bugil. Sperti saat aku tinggalkan kekamar mandi. Hingga payudaranya yg bulat dan brisi nampak mmbusung besar didadanya, dngn puting yg brwarna coklat susu. "Ayo Fad, kamu mau mainin ini kan!?". "Aku juga mau kok!?" ucap tante Ivone sambil mremas salah satu payudaranya hingga putingnya mnonjol kearahku. Akupun mndekat mnghampirinya dngn perasaan nafsu. Membuat kontolku kian brdiri dan mngeras kencang dibalik clanaku.

Akupun tak mnunggu lebih lama, sgeraku remasi payudaranya yg mnantang. Tante Ivone brgelinjang saat tlapak tanganku mndarat dan meremas kedua payudaranya. " Achh.., iya Fad trussss " rintihnya prlahan. Jari jemariku kian liar mremasi sluruh daging bulat yg padat brisi. JariQ juga memainkan putingnya yg mulai mngeras. " Iya,.., ayo diisep Fad.., aaaayooo "pinta tante Ivone dngn nafas taj tratur. Akupun sgera mnjilati dan mengisapi puting payudaranya. "Aduhhh..., enaaaak, trusss...." desah tante Ivone sraya mmegangi kpalaku. Aku smakin brnafsu dngn puting yg kenyal sperti urat dan mnggemaskan. Smentara tante Ivone smakin mndesah tak karuan. Tangan kananku meluncur kearah slangkangan dibawah pusar, trus mnyusup masuk diantara clana dan CD tante Ivone. Hingga jari jariku trasa mnyentuh rumput halus yg cukup lebat didalamnya. Tante Ivone mmbuka pahanya tak kala jari tlunjukku brusaha masuk kedalam lobang yg ada ditengah bulu bulu halus miliknya. "Aowww..." jerit kecil tante Ivone saat tlunjukku brhasil memasuki lobang memeknya. Dia pun mnggeliatkan tubuhnya penuh gairah nafsu. Smentara kontolku smakin mngeras hendak kluar dari bahan yg mnutupinya.

Cukup lama jari tlunjukku kluar masuk didalam memek tante Ivone, hingga lobang itu mulai trasa basah dan lembab. Sampai akhirnya tangan tante Ivone menahan gerakan tanganku dan mminta mnyudahinya. "Aaaachhh.., udaahhh., Faddh.., aaachh" rintih tante Ivone. Akupun menarik tanganku dari balik clananya dan mlepaskan putingnya dari mulutku.

"Buka pakaianmu dong, Fad!!" seru tante Ivone sraya bangkit dan mlepaskan clana pendek serta CDnya. Shingga dia bugil dan nampak rumput hitam ditengah slangkangannya yg baru saja ku obok obok. Akupun mlepaskan smua pakaianku dan bugil sperti dirinya.

Dengan senyum manis kearahku, tante Ivone mendekat dan brjongkok tepat didepan slangkanganku. "Aouw, gede banget..!!" seru tante Ivone sraya tlapak tangannya mraih kontolku yg telah brdiri dan keras. Dngn tangan kanan dia mmegang erat batang kontolku, sedangkan tlapak kirinya mngelus elus kpalanya. Hingga kpala kontolku trasa brdenyut hangat. Kmudian dimasukan kontolku kedalam mulutnya sraya matanya mlirik ke arahku. "Agghhh... "aku mlengguh tak kala sluruh kontolku tnggelam masuk kedalam mulutnya. Darahku brdesir hangt mnjalari sluruh urat ditubuhku. Aku hanya dapat memegangi kpala tante ...
...Ivone, mremas serta mngusap usap rambutnya yg ikal sebahu. Smentara tante Ivone smakin liar, sbentar mngulum dan mngemud seakan dia ingin melumat sluruh kontolku. Trnyata dia lebih buas dari tante Rita. Trkadang dia mnjilati dari batang hingga lobang kencing dikpalanya. " Aaaaaaa... " erangku menahan rasa nikmat nan tramat. Trasa tubuhku melayang jauh tak menentu.

Entah brapa lama tante Ivone mngemut, mnjilat dan mngulum kontolku. Yg jelas hal ini mmbuat tubuhku brgetar dan hampir kejang. " Gantian dong tan, aQ juga mau jilatin memekmu! " rengekku, hampir tak mampu mnahan nafsuku. Ingin rasanya memuntahkan keluar sebanyak banyak. Agar tante Ivone mandi dngn air maniku.

Tante Ivone sgera bangkit brdiri meninggalkan kontolku yg masih brdiri tegak. Kmudian aku mminta agar dia duduk dikursi tanpa lengan yg ada. Akupun brjongkok mnghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya. Kedua kaki tante Ivone trtumpu pada kedua bahuku. Maka mulutku mulai mnjarah memek yg tlah mnganga terkuak jari jemariku, hingga nampak jelas lobang memek yg brwarna merah dan lembab. Lidahku pun mulai mnjelajahi dan mnjilati lorong itu. "Aaaaowwh..., aaaa..., iyyyaaa.., trussss, aassstttssh" desah tante Ivone saat lidahku brmain mnjilati lobang memeknya. "Aduuuhh,..., truuusss, lebihhh daallaaamm, aaah,... enaaakhh, agh, agh, aghhhh" rintihnya pula sambil mremas dan mnjambaki rambut dikpalaku. Lidahkupun smakin liar dan brusaha masuk lebih dalam lagi. "Aaaaghh,.., gilaaaa..., enaaaksss,.., ubss,.., aaaaachghhh" suara tante Ivone tak karuan. Lidahku brhenti mnjilati dinding lobang memek, kini brpindah pada daging mungil sbesar biji kacang hijau. Ku jilati itil yg brwarna merah dan basah dngn air mazinya dan air liurku.
"Aughh....." suara tante Ivone sperti tersedak sambil mrapatkan kedua pahanya, hingga mnjepit leherku, ketika ku isap itilnya. " Aaaaa.., auwghhh...., yaaaaa " ucap tante Ivone lirih. " Udahhh..., Fad..., udddaah Faadd " rengek tante Ivone sraya mndorong kpalaku dngn kakinya yg trkulai lemas dibahuku.
Akupun mlepaskan isapan mulutku pada itil tante Ivone dan bangkit brdiri dihadapannya dngn kontol yg masih tegak dan keras. Kemudian mminta tante Ivone agar bangkit dari duduknya. Kini aku yg mnggantikan posisinya duduk dikursi.

Tante Ivone naik keatas pahaku dan tubuhnya mnghadap kearahku, hingga tubuh kami saling brhimpitan. Kmudian tante Ivone mmbimbing kontolku masuk kelobang memeknya dngan jarinya. " Aagghhsss.. " rintih kecil tante Ivone ketika kontolku masuk menusuk memeknya. Tak lama kmudian bokongnya mulai turun naik, mngesek gesek kontolku didalamnya. Aqpun mngimbanginya dngn mmegangi pinggulnya mmbantu bokongnya turun naik. " Aachhh.., yaaaa, oohhh, enaaak Fadd ". " Auwwghhh...., aaaaaa..., oohhhh, yaaa " racau tante Ivone tak karuan jika tubuhnya turun mnenggelamkan kontolku dimemeknya. " Aauwww, aku ga tahan ne Fadd,..., aaaauwww, yessss " rintih tante Ivone sraya mnggerakan bokongnya dngn cepat. Akupun mmbalas reaksinya, dengan melumat lagi payudaranya ."Aaaaaawhhh........"erang tante Ivone sambil mnekan bokongnya lebih rapat dengan slangkanganku. Akupun mengejang mnahan tekanan bokong tante Ivone. "Aaaachhhh......." akhirnya aku tak mampu lagi mmbendung cairan kental dari dalam kontolku. Kamipun saling brpelukan dngn erat beberapa saat dngn brcampur peluh masing masing.
Stelah cukup lama kami brpelukan, kamipun bangkit dngn malas, enggan branjak dari suasana yg ada. Stelah itu kamipun mandi mmbrsihkan tubuh kami masing masing yg basah dngn peluh syurga.
Akhirnya aku bisa menidurimu dan menaklukan keangkuhanmu Ivone Gienarsih. 
 
 

10 gadis Bond terbaik

$
0
0

10 gadis Bond terbaik



Siapa yang tak tahu film agen mata-mata Inggris James Bond. Film karya Ian Flemming itu kerap menampilkan gadis-gadis yang cantik, seksi, dan tangguh. Tak heran, banyak aktris yang berlomba memperebutkan peran tersebut.
 
Gadis Bond biasanya dianggap sebagai simbol keglamouran dan kecanggihan. Berikut ini 10 gadis Bond terbaik dengan pesona kecantikan mereka yang memukau:


1. Ursula Andress sebagai Honey Rider dalam ‘Dr. No’ (1962)
[Ursula-Andress.jpg]
Ursula Andress bukan hanya gadis Bond pertama, tapi juga bisa dikatakan yang terbaik. Dialah yang mulai membangun citra sensual dan menggoda pada karakter gadis Bond. Salah satu aktingnya yang berkesan saat tampil dalam balutan bikini.


2. Honor Blackman sebagai Pussy Galore dalam ‘Goldfinger’ (1964)
http://4.bp.blogspot.com/_5-WEDQ3DQMs/TUortv5ZVhI/AAAAAAAAB3w/-rIIYf1eBx4/s1600/7.jpg
Blackman memainkan karakter Pussy Galore yang memiliki senyum menawan, dan bertanggung jawab. Ia mahir menerbangkan pesawat dan bela diri.


3. Jane Seymour sebagai Solitaire dalam ‘Live and Let Die’ (1973)
jane
Sebagai ikon seks, Symour memainkan karakter seorang pelancong bernama Solitaire. Ia beradu akting dengan Roger Moore yang baru memulai debutnya sebagai James Bond generasi ketiga. Kecantikannya wajahnya ketika itu mampu menutupi kemampuan aktingnya yang tidak sepenuhnya maksimal.


4. Barbara Bach sebagai Anya Amasova dalam ‘The Spy Who Loved Me’ (1977)
http://4.bp.blogspot.com/_5-WEDQ3DQMs/TUorrzu2CsI/AAAAAAAAB3o/186iDg0YyKo/s1600/6.jpg
Istri Ringo Starr ini mendapatkan poin utama dalam perannya sebagai mata-mata penyendiri, Agen XXX dari KGB. Selain daya tarik seksual yang dipancarkannya, dia adalah gadis Bond pertama yang independen dan benar-benar tangguh.


5. Carole Bouquet sebagai Melina Havelock dalam ‘For Your Eyes Only’ (1981)
http://2.bp.blogspot.com/__msUNftOh7A/TBb4xSfsXcI/AAAAAAAADwA/R125NrCo0ME/s1600/18425783_Carole_Bouquet_1.jpg
Sebagai gadis Bond yang dipenuhi hasrat membalas dendam, dia tidak pernah tersenyum dan sedikit berbicara. Tapi, sepasang kakinya yang seksi dan jenjang cukup memuaskan mata banyak orang.


6. Izabella Scorupco sebagai Natalya Simanova dalam ‘GoldenEye’ (1995)
[604_izabellascorupco.jpg]
Sebagian orang mungkin memilih tokoh Xenia Onatopp (diperankan oleh Famke Janssen), sebagai gadis Bond favorit di film ini. Tapi, kecantikan memukau aktris berdarah Polandia, Izabella Scorupco, yang memerankan Natalya Simavona yang cerdas dan menawan sulit untuk dikesampingkan.


7. Michelle Yeoh sebagai Wai Lin dalam ‘Tomorrow Never Dies’(1997)
http://2.bp.blogspot.com/_HznkjS7feqs/THb4Hkbrd4I/AAAAAAAADZI/KYESNzz4k6E/s1600/the_mummy_3_michelle_yeoh_luke_ford_2.jpg
Sebagai ratu film laga Hong Kong, Michelle Yeoh meraih tempat khusus dalam daftar ini berkat kecantikannya yang eksotis. Meski memiliki postur tubuh mungil, kemampuan bela dirinya di film ini patut diancungi jempol.


8. Sophie Marceau sebagai Elektra King dalam ‘The World is not Enough’ (1999)
http://3.bp.blogspot.com/_5qEgcuxTMLg/TQjiudblVWI/AAAAAAAAJzM/vic8OiytxMY/s1600/Sophie+Marceau.jpg
Aktris Prancis Sophie Marceu bermain sebagai Elektra King yang kaya raya di film ini. Meski daya tarik seksual Denise Richard dalam ‘The World is not Enough’ juga sulit diabaikan, perannya sebagai Christmas Jone tidak terlalu menawan.


09. Eva Green sebagai Vesper Lynd dalam ‘Casino Royale’ (2006)
http://2.bp.blogspot.com/_GIbBrp39bLA/TL3AvJ0sNcI/AAAAAAAAAEA/Aw6ZF79S28U/s1600/eva_green_6.jpg
Sepasang matanya yang tajam serta kecantikannya yang dingin seperti es, membuat pesona Eva Green terlampau sulit untuk dilupakan. Dalam ‘Casino Royale,’ ia beradu akting dengan pemeran terbaru James Bond, aktor Daniel Craig.


1. Xenia Onatopp – “GoldenEye”
Xenia Onatopp
Xenia Zargevna Onatopp dilahirkan di negara bekas republik Soviet (Georgia) dan bergabung dengan organisasi pidana Janus setelah Jatuhnya Uni Soviet. Dimainkan oleh Aktris Famke Janssen di 1995 film “GoldenEye”
 
 

Foto Bugil Abg Smp Di Perkosa 3 Orang

$
0
0
Foto Ngewe Di Gangbang Abis-abisan
Foto Gangbang Terbaru
Foto Cewe Di pake rame2
Foto Cewe Di pake rame2
Bispak Di GangBang
Foto Ngentot Rame rame
Foto ngentot bareng-bareng


sumber
Viewing all 773 articles
Browse latest View live